Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Lulusan Baru dan Tantangan Ketenagakerjaan : Mengapa Sulit Mendapat Pekerjaan?
23 Maret 2025 10:35 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Fatikhah S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia saat ini merupakan negara yang menduduki angka pengangguran tertinggi di ASEAN. Di Indonesia setiap tahunnya, ribuan lulusan baru memasuki dunia kerja dengan harapan besar untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Namun, kenyataannya yang mereka hadapi jauh dari ekspektasi. Tingginya angka pengangguran, ketidakpastian ekonomi, serta persaingan yang semakin ketat membuat lulusan baru harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan peluang kerja yang layak. Permasalahan ini menjadi sebuah permasalahan yang harus segera ditangani, karena menyangkut masa depan generasi muda dan stabilitas ekonomi negara. Tingginya angka pengangguran lulusan baru dapat berdampak pada peningkatan ketimpangan sosial, penurunan daya beli, serta stagnasi pertumbuhan ekonomi. Ketidakseimbangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja menjadi salah satu faktor utama yang harus segera diatasi agar para lulusan baru memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana nasib mereka, para fresh graduate?? Apa yang menyebabkan mereka sulit mendapatkan pekerjaan? Mari kita bahas disini
Badan Pusat Stastistik Indonesia menjelaskan bahwa tingkat pengangguran Terbuka per 5 November 2024 sebesar 4,91% dan rata-rata upahnya sebesar 3,27 juta rupiah per bulan mengalami penurunan dari tahun 2023. Banyaknya pengangguran terjadi karena banyak kriteria perusahaan yang kurang mendukung lulusan baru di Indonesia. Selain itu, ada berbagai macam hal yang menjadi tantangan para lulusan baru atau fresh graduate sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Berikut tantangan-tantangan yang dihadapi.
TANTANGAN YANG DIHADAPI
1. KURANGNYA PENGALAMAN KERJA
Salah satu tantangan utama yang banyak dialami oleh mereka adalah kurangnya pengalaman kerja. Banyaknya perusahaan yang cenderung mencari kandidiat pekerja dengan pengalaman praktis,yang sering sekali belum dimiliki oleh mereka para lulusan baru. Selain itu, ekspetasi perusahaan yang terlalu tinggi juga mempengaruhi sumber daya manusia yang dibutuhkannya. Kesenjangan keterampilan dan kebutuhan industri juga merupakan faktor yang menghambat para lulusan baru untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, mengapa demikian? kesenjangan antara keterampilan yang diperoleh di pendidikan tinggi dan yang dibutuhkan oleh industri. World Economic Forum (WEF) 2023 mencatat bahwa lebih dari 50% pekerjaan saat ini membutuhkan keterampilan digital, namun banyak lulusan belum memiliki keahlian yang cukup di bidang ini. WEF telah mengeluarkan laporan tentang kondisi terbaru dunia kerja 2025 sekaligus proyeksinya hingga lima tahun kedepan. Laporan berjudul The Future of Jobs Report 2025 itu mengungkapkan bahwa dunia kerja akan mengalami perubahan besar pada 2030. Karena pada tahun tersebut dianggap para masyarakat sudah fasih terhadap kemajuan digital.
ADVERTISEMENT
2. PERATURAN PEMERINTAH ATAU UNDANG-UNDANG BARU
Di tengah tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif, banyak lulusan baru di Indonesia menghadapi hambatan dalam mendapatkan pekerjaan, salah satunya akibat regulasi atau undang-undang yang ditetapkan pemerintah. Beberapa kebijakan yang seharusnya melindungi tenaga kerja justru berpotensi menjadi penghalang bagi generasi muda dalam memasuki dunia kerja.Contohnya, adalah kebijakan ketenagakerjaan yang mengatur ketat tentang status pekerja, upah minimum, atau persyaratan sertifikasi tertentu.
3. KURANGNYA SIKAP PERCAYA DIRI
Hal seperti ini sering terjadi di dunia kerja. Kurangnya kepercayaan diri yang dimiliki seseorang tidak hanya terjadi pada lulusan baru atau fresh graduate. Bahkan lulusan lama pun ada yang sulit mencari pekerjaan karena tidak memiliki rasa kepercayaan diri yang seimbang. Menurut penulis, rasa kepercayaan diri ini harus dikembangkan, khsusunya rasa kepercayaan diri dalam melaksanakan wawancara atau interview pekerjaan. Misalnya, ketika pewawancara bertanya mengenai sifat diri, banyak kandidat yang ragu-ragu dalam memberikan jawaban tanpa menjelaskan lebih lanjut dengan contoh konkret. Hal ini membuat pewawancara sulit menilai potensi sebenarnya dari kandidat tersebut.
ADVERTISEMENT
4. KEBERADAAN PADA ZONA NYAMAN
Menurut penulis, hal ini menjadi salah satu hambatan yang paling menonjol untuk lulusan baru mendapatkan pekerjaan, mengapa demikian? Banyak lulusan baru atau fresh graduate yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena mereka terjebak dalam zona nyaman. Zona nyaman ini bisa berupa rasa aman dalam kondisi yang sudah terbiasa, seperti tinggal bersama orang tua, enggan keluar dari lingkungan akademik, atau takut menghadapi tantangan di dunia kerja.
SOLUSI MENGHADAPI TANTANGAN DIATAS
Ada beberapa solusi dan rekomendasi dari tantangan-tantangan diatas yang bisa dilakukan oleh lulusan baru agar mendapatkan pekerjaan yang layak. Adapun solusi dan rekomendasinya sebagai berikut.
1. MENGIKUTI PROGRAM MAGANG ATAU KERJA SAMPINGAN
Ya, benar sekali. Dengan mengikuti kegiatan magang dapat memberikan pengalaman praktis yang berharga dan meningkatkan daya saing di dunia kerja. Selain itu, pelatihan keterampilan khusus yang sesuai dengan kebutuhan industri dapat membantu lulusan baru menyesuaikan diri dengan tuntutan perusahaan nantinya.
ADVERTISEMENT
2. REFORMASI KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN YANG INKLUSIF
Dalam hal ini, pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan baru yang bisa menciptakan lapangan kerja baru, dengan pertimbangan tidak adanya masyarakat yang dirugikan atas kebijakan tersebut. Pemerintah juga perlu meninjau dan menyesuaikan regulasi ketenagakerjaan agar lebih fleksibel dan mendukung masuknya tenaga kerja baru. Hal ini termasuk penyederhanaan persyaratan sertifikasi dan penyesuaian upah minimum yang realistis, sehingga perusahaan lebih terbuka dalam merekrut lulusan baru.
3. MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MELALUI PELATIHAN SOFT SKILLS
Kurangnya kepercayaan diri dapat diatasi dengan pelatihan soft skills seperti komunikasi efektif, manajemen waktu, dan keterampilan presentasi. Pelatihan ini dapat membantu lulusan baru tampil lebih percaya diri saat melamar pekerjaan dan menghadapi wawancara.
4. TEKAD UNTUK KELUAR DARI ZONA NYAMAN
ADVERTISEMENT
Penulis manyarankan bahwa sebelum keluar dari zona nyaman, buatlaah tekad dan niatkan hati. Karena kalau tidak memiliki niat dan tekad yang kuat meskipun sudah keluar dari zona nyaman bisa jadi akan kembali lagi. Para lulusan baru perlu didorong untuk mengambil langkah berani dalam mencari pekerjaan, termasuk bersedia bekerja di luar daerah asal atau mencoba bidang pekerjaan yang berbeda dari latar belakang pendidikan mereka. Hal ini dapat membuka peluang baru dan memperluas pengalaman mereka.
KESIMPULAN
Tantangan yang dihadapi oleh lulusan baru dalam mendapatkan pekerjaan di Indonesia semakin kompleks di era ketidakpastian ini. Faktor-faktor seperti kurangnya pengalaman kerja, kebijakan ketenagakerjaan yang tidak ramah bagi fresh graduate, rendahnya kepercayaan diri, serta kecenderungan untuk tetap berada di zona nyaman menjadi hambatan utama yang harus segera diatasi. Jika tidak ditangani dengan baik, maka dapat memperburuk angka pengangguran dan berkontribusi pada ketimpangan sosial serta kesenjangan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perlu solusi yang sesuai seperti mengikuti program magang, mendorong reformasi kebijakan ketenagakerjaan yang lebih inklusif, meningkatkan kepercayaan diri melalui pelatihan soft skills, serta memiliki tekad kuat untuk keluar dari zona nyaman perlu diterapkan. Pemerintah, dunia industri, dan lulusan baru itu sendiri harus berkolaborasi untuk menciptakan ekosistem kerja yang lebih terbuka dan mendukung. Dengan adanya komitmen dari semua pihak, diharapkan lulusan baru dapat lebih siap dan kompetitif dalam menghadapi persaingan kerja serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.