Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Cara Menerima Kegagalan Lewat Penulisan Jurnal
17 Januari 2025 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fatimah Al Khumaira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah merasa terpuruk setelah menghadapi kegagalan? Menulis jurnal bisa menjadi cara yang efektif untuk mengatasi perasaan tersebut dan melangkah maju. Aktivitas sederhana ini tidak hanya membantu mengekspresikan emosi, tetapi juga mendorong pemahaman mendalam dan pertumbuhan pribadi.
ADVERTISEMENT
Menulis jurnal memungkinkan kita mentransfer pikiran dan emosi yang penuh ke halaman, yang secara langsung dapat meredakan stres dan ketegangan fisik. Misalnya, ketika Anda menuliskan rasa bersalah atau kekecewaan, Anda sebenarnya sedang memproses perasaan tersebut, yang pada akhirnya membantu Anda merasa lebih tenang. Proses ini juga membuka ruang untuk mengevaluasi situasi dengan lebih objektif dan menemukan makna di balik kegagalan.
Bagi mereka yang memegang nilai spiritualitas, menulis jurnal bisa menjadi cara untuk menyelaraskan keyakinan dengan proses penyembuhan diri. Dengan mencurahkan isi hati ke dalam tulisan, banyak orang merasa lebih kuat secara mental dan mampu menghadapi kehilangan dengan lebih baik. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa menulis tentang pengalaman emosional yang mendalam dapat mengurangi tekanan psikologis, bahkan pada mereka yang mengalami trauma berat.
ADVERTISEMENT
Selain membantu menghadapi emosi, jurnal juga dapat digunakan untuk memfokuskan diri pada hal-hal positif. Latihan sederhana seperti menulis tentang "diri terbaik" yang Anda bayangkan atau mencatat hal-hal yang Anda syukuri terbukti meningkatkan optimisme dan kesejahteraan emosional. Dengan cara ini, Anda diajak untuk melihat peluang di masa depan daripada terus-terusan merenungi kegagalan.
Agar lebih efektif, jadikan menulis jurnal sebagai kebiasaan rutin. Menulis beberapa kali dalam seminggu memungkinkan Anda terus memproses emosi dan menemukan makna baru dari pengalaman yang Anda alami. Cobalah untuk menjawab pertanyaan seperti: Apa pelajaran yang bisa diambil dari kegagalan ini? Langkah apa yang bisa saya ambil untuk memperbaiki keadaan? Pastikan Anda jujur dalam menulis, karena kejujuran adalah kunci untuk menyembuhkan diri dan melangkah maju. Jangan lupa untuk fokus pada pertumbuhan, seperti menetapkan tujuan baru atau menemukan sisi positif dari situasi sulit yang Anda alami.
ADVERTISEMENT
Menulis jurnal bukan hanya alat untuk menyalurkan emosi, tetapi juga cara membangun ketahanan diri. Dengan meluangkan waktu untuk mencatat pengalaman dan perasaan, Anda dapat mengubah kegagalan menjadi peluang untuk belajar dan berkembang. Jurnal Anda akan menjadi teman setia yang membantu Anda memahami diri sendiri dan menghadapi tantangan hidup dengan lebih percaya diri.
Referensi :
Bonck, J. M., & Gray, N. D. (2005). Healing through ink on a page: Journal writing as a support intervention. Psychology and Education, 42(3-4), 1-9.
Caplan, S. E., Haslett, B. J., & Burleson, B. R. (2005). Telling it like it is: The adaptive function of narratives in coping with loss in later life. Health Communication, 17(3), 233-251.
ADVERTISEMENT
Kim-Godwin, Y. S., Kim, S.-S., & Gil, M. (2020). Journaling for self-care and coping in mothers of troubled children in the community. Archives of Psychiatric Nursing, 34(2), 50-57.
Nakashima, H., & Gallegos, C. (2020). Journal writing by families of critically ill patients: An integrative review. Critical Care Nurse, 40(5), 26-37.