Konten dari Pengguna

Manfaat Psikologis Berbicara dengan Orang Tua di Akhir Pekan

Fatimah Al Khumaira
Mahasiswa Psikologi di Universitas Gadjah Mada
16 Januari 2025 15:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatimah Al Khumaira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : https://www.freepik.com/
zoom-in-whitePerbesar
Foto : https://www.freepik.com/
ADVERTISEMENT
Berbicara dengan orang tua di akhir pekan memiliki banyak manfaat psikologis yang penting bagi anak-anak maupun orang tua. Di akhir pekan, orang tua, terutama ayah, cenderung lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak-anaknya dibandingkan dengan hari-hari biasa. Waktu interaksi yang lebih banyak ini dapat meningkatkan kualitas komunikasi dan mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Komunikasi yang terbuka dan sering juga dapat berkontribusi pada kesejahteraan psikososial anak, termasuk membantu mereka memiliki persepsi diri yang lebih positif dan kualitas hidup yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Bagi anak, berbicara dengan orang tua di akhir pekan dapat mengurangi stres emosional, terutama ketika membicarakan situasi yang menegangkan, seperti pandemi COVID-19. Percakapan yang penuh dukungan dan penjelasan tentang kejadian-kejadian tersebut dapat membantu anak merasa lebih tenang dan mengurangi rasa cemas. Selain itu, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak juga dapat membantu orang tua mengenali kebutuhan kesehatan mental anak, terutama pada remaja, sehingga mereka dapat mendapatkan dukungan yang tepat.
Bagi orang tua, manfaat psikologisnya juga tak kalah penting. Komunikasi yang lebih intens dengan anak dapat meningkatkan kesehatan mental orang tua, dengan mengurangi kecemasan dan depresi. Selain itu, orang tua yang rutin berkomunikasi dengan anak-anaknya juga merasa lebih kompeten dalam menjalankan peran mereka, dan ini dapat mengurangi emosi negatif serta memperbaiki dinamika keluarga secara keseluruhan. Tak hanya itu, percakapan yang terbuka juga dapat berfungsi sebagai perlindungan bagi anak dari perilaku berisiko, seperti kebiasaan buruk dalam konsumsi alkohol di kalangan mahasiswa, karena orang tua dapat lebih peka terhadap masalah yang mungkin dihadapi anak.
ADVERTISEMENT
Namun, meskipun komunikasi ini sangat bermanfaat, ada beberapa faktor yang dapat mendukung atau menghambat percakapan terbuka antara orang tua dan anak. Faktor pendukung seperti sikap terbuka, kesabaran, dan berbagi pengalaman keluarga terkait kesehatan mental dapat mempermudah komunikasi. Sebaliknya, rasa takut membebani orang tua, rasa bersalah, dan kekhawatiran akan penolakan terhadap masalah kesehatan mental anak bisa menjadi penghambat yang membuat komunikasi kurang efektif. Dengan mengatasi hambatan-hambatan ini, hubungan antara orang tua dan anak di akhir pekan bisa memberikan manfaat yang sangat besar bagi kesehatan mental dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.
Referensi :
Dier, S. E., Thibodeau-Nielsen, R. B., Palermo, F., Dooley, A., Rueda-Posada, M. F., & White, R. E. (2024). Parent conversations with young children: Implications for child well-being during the COVID-19 pandemic. Developmental Psychology.
ADVERTISEMENT
Keown, L. J., & Palmer, M. (2014). Comparisons between paternal and maternal involvement with sons: Early to middle childhood. Early Child Development and Care, 184(1), 99-117.
Small, M. L., Morgan, N., Abar, C., & Maggs, J. L. (2011). Protective effects of parent-college student communication during the first semester of college. Journal of American College Health, 59(6), 547-554.
Wasserman, M., Dodge, J., Barrera, W., Aralis, H., Woodward, K., & Lester, P. (2023). The impact of changes in family communication on sustained mental health symptom improvement in parents/caregivers following a military family intervention. Military Behavioral Health, 11(3), 176-188.
Wecht, S., Hendrixson, M., & Radović, A. (2024). A mixed method investigation of parent-adolescent communication about mental health. Journal of Adolescent Health, 75(6), 904-911.
ADVERTISEMENT