Resensi Buku Hilmy Milan: Seni Mencintai Tanpa Timbal Balik

Sampul Buku Hilmy Milan. Foto: twitter @ijoscripts

Judul Buku : Hilmy Milan

Penerbit : Bukune

Tahun Terbit : 2021

Kota Terbit : Jakarta

Jumlah Halaman : 280 halaman

Harga Buku : Rp 99.000

Novel fiksi Hilmy Milan ditulis oleh Nadia Ristivani, salah seorang fans dari boy group korea NCT. Nadia lah pencipta romantisme dua sejoli bernama Hilmy dan Milan ini. Diangkat dari sebuah alternative universe dengan judul yang sama dan telah mendapatkan lebih dari delapan puluh empat ribu suka hingga 17/12/2021.

Siapa yang tahu, tulisan kedua @ijoscripts ini medapatkan perhatian lebih dari pengguna twitter dan terbit lebih awal dari tulisan pertamanya yang viral, "The Camarro". Alternative universe adalah karangan fiksi dari penggemar yang tersebar di media sosial twitter dengan bentuk tampilan hasil tangkapan layar ruang obrolan ditambah dengan narasi yang biasanya ditulis di write.as, medium, dan notion.

Penulis berhasil membawa peresensi larut dalam emosi yang diciptakan untuk kedua peran utama. Tidak berkisah tentang perihal yang begitu rumit, justru permasalahan remaja sehari-hari seperti rasa gengsi yang dimiliki oleh kedua karakternya lah menjadikan cerita ini banyak digemari. Peresensi dibuat gemas sendiri dengan kepribadian dua insan manusia yang masih menduduki bangku kuliah ini.

Novel Hilmy Milan mengisahkan sekilas kehidupan remaja bernama Hilmy dan Milan yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Milan adalah satu-satunya anak perempuan dari empat bersaudara sebuah keluarga mafia campuran Indonesia-Italia yang biasa disebut Camarro. Berlatar belakang di Indonesia, cerita ini banyak menyorot kehidupan sehari-hari Milan dan kembarannya yang bernama Marcello.

Selanjutnya dikisahkan bagaimana Hilmy, sobat karib Marcello yang memiliki ketertarikan pada Milan. Sebagai seorang laki-laki, Hilmy diceritakan memiliki kepribadian unik dan berbeda dengan laki-laki diluaran sana yang juga memiliki ketertarikan kepada Milan.

Sikap Milan yang cenderung membangun tembok tinggi kepada setiap lelaki yang ingin mendekatinya, membuat Hilmy banyak melakukan modus tersembunyi dalam mendekatinya. Ia tidak ingin Milan tahu secara terang-terangan modus yang ia lakukan didukung karena gengsinya yang tinggi pula akan perasaannya sendiri.

Belajar di satu jurusan yang sama, membuat Hilmy dan Milan sering berinteraksi. Perhatian-perhatian kecil yang ia berikan pada Milan, cenderung ia tutupi dengan sikap tengilnya. Beberapa sikapnya yang cukup menggelitik perut diantaranya; Hilmy telah menyusun skenario supaya dapat belajar bersama Milan ketika mendapatkan tugas yang mana buku referensi di perpustakaan kampus terbatas dengan bantuan koneksinya, Hilmy memberikan bangkunya yang nyaman kepada Milan ketika pendingin ruangan kelas bermasalah, tiba-tiba saja Hilmy sudah siap di parkiran ketika Milan belum ada yang menjeput di kala hujan, memberikan topi dan menjadikan badannya pelindung Milan dari teriknya panas matahari di siang hari, memberikan sandal dan membelikan pembalut ketika Milan berada di kondisi yang genting.

Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Sepertinya peribahasa ini cocok untuk kondisi Hilmy sekarang. Tanpa sengaja, ada momentum yang membuat Milan tahu bahwa temannya itu memberikan perhatian kepadanya, hal ini terjadi ketika tanpa sengaja, Milan menemukan catatan fakta tentang dirinya di dalam gawai Hilmy.

Revisian fakta tentang Milan yang disampaikan langsung ketika agenda modusnya, berhasil membuat Hilmy merasa sangat malu karena tertangkap basah. Kepalang tanggung karena kesempatan tidak datang dua kali, Hilmy melanjutkan agenda modusnya secara terang-terangan.

Menghabiskan waktu bersama, membuat keduanya saling berbagi cerita. Milan yang besar dikeluarga mafia membuat dirinya menjadi selalu waspada. Milan memberitahukan tentang kekosongan yang ia rasakan dan sikap dingin juga tak berperasaan yang ia miliki semata-mata adalah betuk penjagaan dirinya.

Sedangkan Hilmy menanggapi bahwa tak mengapa untuk menunjukkan sisi emosi dan rapuhnya pada orang-orang terdekat yang ia percayai. Respons Hilmy cukup membuat Milan nyaman dengan merasakan dirinya sebagai manusia seutuhnya.

Tiba waktunya ketika Milan merasakan kupu-kupu itu berterbangan di perutnya. Ia mulai luluh dari diri yang sebelumnya tidak berperasaan dan dibuat gila oleh sikap manis yang terus Hilmy lakukan. Hilmy selalu ada memberikan waktunya ketika Milan membutuhkan, sekalipun ketika dia sedang tertidur pulas dan ban mobil Milan bocor di tol.

Tingkah Hilmy yang ada-ada saja berhasil meredam mood buruk yang sedang Milan miliki. Hilmy sudah berhasil membuat Milan jatuh cinta. Kini perasaan keduanya adalah timbal balik, tidak hanya Hilmy saja yang memilikinya.

Hilmy adalah tipe lelaki jentelmen yang sesungguhnya. Ia tidak ingin orang lain sakit hati karenanya, ini lah mengapa ia mengatakan langsung kepada Anya untuk jangan menyukainya disaat perasaan Hilmy sudah ada milik orang lain.

Hilmy bukanlah Marcello yang suka memberikan harapan kepada banyak perempuan di luar sana. Tiba saatnya ketika Hilmy dan Milan mengakui perasaannya masing-masing. Akhirnya mereka berdua setuju untuk saling menyematkan status "pacar" dengan cara kerja sama yang unik.

Perhatian-perhatian kecil yang terpikirkan oleh Hilmy, membuatnya memiliki nilai lebih di mata Milan. Keduanya semakin sering menghabiskan waktu bersama hingga tak sadar membicarakan hal yang dalam. Dengan obrolan yang ada, keduanya menjadi semakin mengenal sosok lain dari pasangannya yang sebelumnya tidak diketahui.

Menjadi anak perempuan satu-satunya dalam keluarga Camarro, membuat kisah cinta Milan begitu diperhatikan oleh abang-abangnya. Beruntungnya Hilmy mendapat lampu hijau sebagai kekasih Milan setelah mendapat ospek dari Camarro bersaudara.

Terdapat banyak kelebihan yang berhasil perensi dapatkan dari novel ini. Dapat dikatakan penulis berhasil menarasikan kisah Hilmy-Milan dengan cukup rapi sehingga nyaman untuk dibaca, mengingat ini adalah novel adaptasi alternative universe yang mana isinya lebih banyak berupa chat.

Berbeda dengan novel segenre yang pernah peresensi baca, novel ini tidak sekadar cinta-cintaan mengenai kebucinan remaja, tetapi juga sarat akan makna. Pikiran peresensi dibuat lebih terbuka lagi dengan perspektif baru tentang cinta yang penulis sampaikan lewat Hilmy dan Milan.

Sosok Hilmy yang unik, perhatian dan jenaka membuat tokoh ini menarik. Hilmy menjadi karakter fiksi yang peresensi ingin temui di dunia nyata. Penulis berhasil menggelitik perut peresensi dengan kisah manis Hilmy-Milan. Perempuan tidak membutuhkan laki-laki yang cerdas, tampan, dan kaya. Mereka hanya membutuhkan kesediaan. Mencintai juga bukan melulu tentang harapan akan hubungan timbal balik perasaan terbalas, namun lebih kepada cukup terhadap mencintai itu sendiri.

Novel ini cocok dibaca ketika ingin mendapatkan sensasi kisah romansa ringan namun sarat akan makna di kala senggang. Kisahnya aman dibaca dari kalangan remaja ke atas yang sudah mengenal tentang percintaan.

Disamping kelebihan pasti ada kekurangan yang siap mendampingi, berikut beberapa kekurangan yang dapat peresensi tankap dari novel. Cara penulis menggunakan konotasi itu baik, namun terkadang kata-kata yang digunakan sangat tidak relevan dan menyimpang jauh. Dirasa kurang apik jika baru membaca sekali, namun untuk selanjutnya hal ini tidak begitu menganggu.

Mungkin bisa dikurangi penulisan ide yang muncul begitu saja tanpa penelusuran terlebih dahulu terkait relevansinya. Bagian sampul buku memang belum cukup menjelaskan isi cerita, namun peresensi merasa sudah cukup baik karena terkesan simpel. Masih terdapat kata hubung yang menjadi awal kalimat narasi, seperti "Yang".Terakhir adalah, ada kekurang telitian pada pihak editor bagian penggunaan tanda jeda.