Konten dari Pengguna

Sejuta Pesona Danau Toba

Fatimah Alatas
Orang Awam, Sesdilu Man74b,
20 Juni 2023 19:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatimah Alatas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapapun yang pernah menginjakkan kaki di kawasan Danau Toba, tentu akan sulit melupakan pesona danau terbesar di Asia Tenggara ini.
ADVERTISEMENT
Membentang luas pada area 1145 Km2, Danau Toba terbentuk dari ledakan supervolkano Gunung Toba sekitar 74.000 tahun silam.
Foto Pemandangan Danau Toba dari Hotel Niagara Toba, Parapat, Sumatera Utara. Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi, 2018.
Sewaktu mendengar rencana Kunjungan Sekolah Dinas Luar Negeri Angkatan ke-74 (SESDILU 74) ke Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba, saya teringat kenangan berkunjung ke Danau Toba lima tahun yang lalu.
Berfoto di atas kapal menyusuri Danau Toba bersama teman-teman diplomat muda. Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi, 2018
Kala itu, saya bersama teman-teman diplomat pertama, berkesempatan mengagumi keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir.
Rumah Bolon atau Rumah Adat Batak Toba di Pulau Samosir. Sumber Foto: Dokumentasi Rezzy Nizawati, 2018
Di penghujung Diklat SESDILU 74, para diplomat muda berkesempatan mengunjungi ‘Danau Toba’ pada tanggal 13-18 Juni 2023.
Para Peserta Diklat Sekolah Dinas Luar Negeri Angkatan Ke-74 di Kabupaten Samosir. Sumber Foto: Dokumentasi Ariella Yoteni, 2023
Kepala Pusdiklat Kemlu bersama Peserta Sesdilu 74 di Kabupaten Samosir. Sumber Foto: Dokumentasi Ariella Yoteni,2023
Sebagai salah satu peserta SESDILU 74, kali ini saya tidak turut serta menikmati keindahan kawasan Danau Toba karena tengah mengandung 8.5 bulan dan tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan dengan pesawat terbang.
ADVERTISEMENT
Namun, saya sangat antusias akan rencana kunjungan teman sejawat ke Danau Toba dan tidak sabar mendengar cerita mereka.
Terlebih, keistimewaan Danau Toba dengan kekhasan geologi, kekayaan budaya, keanekaragaman hayati, telah mendapat pengakuan dunia melalui penetapan UNESCO Global Geopark tahun 2020.
Nah, bagaimana kah kesan para diplomat muda akan kunjungan singkat mereka ke Danau Toba?
Simak pengalaman berikut:
1. Pengalaman pertama menumpang mobil pick-up menuju lokasi pembangunan hotel bintang lima pertama di Danau Toba
Mengendarai mobil pick-up menuju lokasi pembangunan hotel bintang 5 pertama di Toba. Sumber foto: Dokumentasi Dian Ardhini, 2023
Bagi Dian Ardhini Hapsari, peserta Sesdilu-74 yang merupakan pelajar teladan sejak kecil, kunjungan ke Toba sangat berkesan.
Untuk pertama kalinya, Ia berkesempatan menumpang mobil pick-up yang mengantarnya melihat keindahan Danau Toba dari atas bukit yang kelak menjadi lokasi Hotel Bintang 5 Pertama di Danau Toba.
ADVERTISEMENT
Indah sekali bukan?
Berfoto di atas bukit, menikmati keindahan Danau Toba. Sumber foto: Dokumentasi Dian Ardhini Hapsari, 2023
2.Menikmati Keindahan Danau Vulkanik Terluas di Dunia
Menikmati suasana Danau Toba di Restoran Damar Toba., Kota Balige, Sumatera Utara Sumber foto: Dokumentasi Aloysius Selwas, 2023
Luasnya Danau Toba menyimpan daya tarik tersendiri bagi Aloysius Selwas Taborat, peserta Sesdilu 74.
Danau Toba dengan panjang 100 kilometer, lebar 30 kilometer, dan kedalaman 450 meter merupakan danau vulkanik terluas di dunia.
Menurut sejarah, Danau Toba terbentuk dari tiga letusan besar Gunung Toba, yaitu letusan pertama yang terjadi 800.000 tahun silam, letusan kedua pada 500.000 tahun yang lalu, dan letusan ketiga yang mengubah Gunung Toba menjadi Danau Toba yang selalu memikat setiap mata yang memandangnya.
3. Meneguk 'Badak', Minuman Khas Sumatera Utara
"Badak" Minuman Soda asli Sumatera Utara. Sumber foto: Indonesia.go.id
Meneguk ‘Badak’ minuman khas Sumatera Utara langsung di daerah asalnya terasa begitu spesial bagi Muhamad Jaki Nurhasya.
ADVERTISEMENT
Jika Anda belum pernah mendengar ‘minuman Badak’, Badak adalah minuman soda lokal yang terbuat dari air, karbon dioksida, garam, sodium, dan sulfatrinasius.
Rasanya tidak kalah dengan merk minuman soda dari luar negeri. Apalagi jika Badak ditemani dengan segelas es batu.
Segarnya begitu menggoda!
Jika Anda tertarik mencoba minuman soda lokal “Badak”, anda dapat menemukannya di warung, rumah makan, ataupun restoran tertentu di Jakarta, seperti restoran “Dua Nyonya” di Cikini, Jakarta Pusat. Selamat mencoba, dan rasakan sensasi segarnya!
4. Berkunjung ke Kampung Ulos Huta Raja
Diplomat Muda Adelin Marisa berpose di Kampung Ulos Huta Raja. Sumber foto: Dokumentasi Adelin Marisa, 2023
Kampung Ulos Huta Raja di Pulau Samosir menawarkan pesona tersendiri bagi Adelin Indah Marisa.
Di kampung ini, anda dapat menyaksikan kepiawaian penenun merajut benang hingga menjadi sebuah kain ulos yang menawan dan bernilai tinggi.
ADVERTISEMENT
Aneka kain ulos di kampung Huta Raja ditawarkan pada kisaran harga Rp.300.000 (ulos tenun mesin) hingga Rp. 1.000.000 (ulos tenun tangan).
Kepiawaian perempuan Batak menenun kain ulos secara manual. Dokumentasi: Busron Sodikun, 2023
5. Jembatan Aek Tano Ponggol Dalihan Natolu
Serasa di Luar Negeri. Sumber: Dokumentasi Busron Sodikun, 2023
Jembatan berwarna merah ini dibangun pada tahun 1907 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan telah menjadi ikon Pulau Samosir.
Jembatan ini sejarahnya dibangun di atas kanal untuk memudahkan transportasi darat dari Pulau Sumatera ke Pulau Samosir.
Kini, jembatan ini menjadi atraksi untuk swafoto!
Diplomat muda, Busron Sodikun pun tidak ragu-ragu untuk berpose di jembatan keren ini. Cekrek!
6. Tempat Pengasingan Bung Karno di Kota Parapat
Rumah Bergaya Eropa, Tempat Pengasingan Bung Karno di Parapat, Sumatera Utara. Sumber foto; Dokumentasi Yunita Purwaningyas, 2023
Cerita di balik cantiknya rumah yang dibangun Belanda pada tahun 1820 menarik perhatian diplomat muda asal Kendari, Yunita Purwaningyas.
Yunita Purwaningyas, Diplomat Muda asal Kendari, Sulawesi Tenggara. Sumber Foto: Dokumentasi Yunita Purwaningyas, 2023
Dulu, rumah ini dijadikan Belanda sebagai tempat pengasingan Bung Karno, Sultan Sjahrir dan Agus Salim untuk memutus komunikasi mereka dengan para pejuang kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Bung Karno tidak kehilangan akal.
Di rumah ini, Ia menggunakan tulang ayam untuk tetap berkomunikasi dengan para pejuang. Caranya yaitu dengan menyisipkan surat ke dalam tulang ayam, yang kemudian disampaikan para pekerja rumah kepada para pejuang.
7. Sekolah Dasar di Tepi Pantai Lumban Bul-Bul di pinggir Danau Toba.
Suasana Sekolah Dasar di Desa Lumban Bul-Bul, Sumatera Utara. Sumber; Dokumentasi Harmoko Montoc, 2023
Sekilas sekolah ini tidak berbeda jauh dari sekolah dasar pada umumnya.
Namun, bagi Harmoko Montoc, sekolah ini sangat istimewa karena terletak di tepi pantai Lumban Bul-Bul di pinggir Danau Toba. Keindahan Pantai Lumban Bul-Bul terletak pada pantai yang dikelilingi bukit, serta menyajikan pemandangan Pulau Samosir.
Bayangkan bersekolah di lokasi indah seperti ini, tentunya menyejukkan mata dan pikiran, selain puas bermain dan berlarian di pantai setiap kali jam istirahat sekolah.
ADVERTISEMENT
Mendengar cerita Harmoko, saya pun iri dengan keindahan lokasi sekolah ini.
Namun, saya juga tergelitik melihat ‘penggaris’ berada di genggaman sang guru di foto sekolah ini.
Kini saya tersenyum, namun, dulu ketika saya seusia anak itu tentunya saya dag dig dug!
Guru dan Siswa Sekolah Dasar di Desa Lumban Bul-Bul, Sumatera Utara. Sumber foto: Dokumentasi Harmoko Montoc, 2023
Bagaimana pengalaman para diplomat muda di Danau Toba? seru bukan?
Meski tidak dapat ikut berkunjung ke Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba, cerita teman-teman diplomat muda membuat saya tersenyum dan rindu untuk kembali menikmati keindahan Toba.
Penulis sewaktu mengunjungi Danau Toba, 5 tahun yang lalu. Sumber foto: Dokumentasi Pribadi, 2018
Alamnya yang cantik, makanannya yang sedap, kekayaan budaya, dan keramahan masyarakat setempat, membuat kunjungan ke Danau Toba selalu melekat di hati.
Ah Toba, pesonamu selalu menyimpan berjuta kisah. Horas!
ADVERTISEMENT