news-card-video
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Menghidupkan Kembali TPA Pundak Lor: KKN Mubaligh Hijrah UNISA yang Interaktif

Fatiya Aulia Muthmainnah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta
20 Maret 2025 16:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatiya Aulia Muthmainnah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kulon Progo – Setiap bulan Ramadan, Muhammadiyah melalui berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta mengadakan KKN Mubaligh Hijrah (MH), program dakwah dan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memperkuat syiar Islam, pendidikan keagamaan, serta pemberdayaan masyarakat. Tahun ini, Fatiya Aulia Muthmainnah dari Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) dan Aisya Nurul Arofa dari Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) ditempatkan di Masjid Al Muttaqin, Desa Pundak Lor, Kecamatan Nanggulan, Kulon Progo.
Kedatangan Fatiya dan Aisya ke Induk Semang, Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kedatangan Fatiya dan Aisya ke Induk Semang, Sumber: Dokumentasi Pribadi
Mereka mengemban misi mengaktifkan kembali kegiatan TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), meningkatkan literasi digital, serta mengembangkan kreativitas anak-anak. Dengan pendekatan yang lebih inovatif, mereka tidak hanya menghidupkan kembali pembelajaran Al-Qur’an, tetapi juga merancang metode baru agar TPA menjadi tempat belajar yang lebih menarik dan nyaman bagi anak-anak.
ADVERTISEMENT
TPA yang Kurang Optimal, Minat Anak-Anak Menurun
Masjid Al Muttaqin selama ini menjadi pusat kegiatan keagamaan masyarakat Pundak Lor, termasuk tempat anak-anak belajar mengaji. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, kegiatan TPA kurang aktif karena minimnya tenaga pengajar dan belum adanya jadwal pembelajaran yang terstruktur. Hal ini membuat anak-anak kurang semangat untuk datang ke masjid, karena tidak ada kegiatan yang benar-benar menarik perhatian mereka.
Untuk mengatasi hal ini, Fatiya Aulia dan Aisya menghadirkan metode pembelajaran yang lebih menyenangkan. Mereka tidak hanya mengajak anak-anak mengaji, tetapi juga menambahkan aktivitas seperti mewarnai dan bermain puzzle. Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya belajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga merasa lebih nyaman dan bersemangat datang ke masjid. Kegiatan ini bukan hanya sekadar selingan, tetapi dirancang untuk menjadi bagian dari metode pembelajaran yang lebih menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Mewarnai
Mewarnai menjadi aktivitas yang paling digemari anak-anak setelah belajar mengaji. Tidak hanya memberikan kesenangan, kegiatan ini juga memiliki manfaat lain, seperti melatih fokus, meningkatkan koordinasi tangan, serta membantu anak-anak lebih rileks setelah sesi membaca Al-Qur’an.
Bermain Puzzle
Selain mewarnai, bermain puzzle menjadi salah satu aktivitas yang berdampak bagi perkembangan kognitif anak-anak. Fatiya dan Aisya memilih jenis puzzle yang disesuaikan dengan usia dan tingkat kemampuan anak-anak di TPA, antara lain:
• Puzzle logika, untuk membantu anak-anak berpikir kritis dan melatih kesabaran dalam menyusun gambar.
• Puzzle huruf, khususnya untuk anak-anak TK, agar mereka lebih cepat mengenal dan membaca abjad.
• Kartu hewan dalam bahasa Inggris, untuk mengenalkan kosakata baru dengan cara yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Selain melatih otak, bermain puzzle juga membantu meningkatkan interaksi sosial anak-anak, karena mereka sering kali bermain bersama dalam kelompok kecil dan berdiskusi tentang cara menyusun gambar.
Fatiya dan Aisya juga memastikan bahwa aktivitas ini berjalan secara teratur setiap hari setelah sesi mengaji, agar anak-anak selalu memiliki sesuatu yang mereka nantikan ketika datang ke masjid.
Tilawah One Day One Juz: Memperkuat Kebiasaan Mengaji bagi Ibu-Ibu
Tak hanya berfokus pada anak-anak, Fatiya dan Aisya juga menghadirkan program "Tilawah One Day One Juz" yang ditujukan bagi ibu-ibu di Pundak Lor. Program ini berlangsung setiap malam setelah salat Isya dan Tarawih, di mana para ibu membaca Al-Qur’an secara bergantian dengan target menyelesaikan satu juz setiap hari.
ADVERTISEMENT
Program ini bertujuan untuk membantu ibu-ibu lebih konsisten dalam membaca Al-Qur’an serta memperbaiki bacaan mereka melalui sesi membaca bersama. Selain itu, dengan adanya tilawah rutin, ibu-ibu juga bisa menjadi contoh bagi anak-anak mereka dalam membangun kebiasaan mengaji di rumah.
Edukasi Digital: Mengedukasi Masyarakat Terhadap Penipuan Online
Selain program untuk anak-anak dan ibu-ibu, Fatiya Aulia juga memberikan edukasi literasi digital bagi masyarakat sekitar. Kejahatan siber semakin berkembang, namun masih banyak warga yang belum memahami cara melindungi diri dari berbagai modus penipuan. Dalam sesi edukasi ini, warga dikenalkan dengan empat jenis penipuan digital yang sering terjadi:
1. Penipuan hadiah, di mana korban dikabarkan memenangkan undian palsu dan diminta mentransfer uang.
2. Penipuan bank palsu, dengan modus berpura-pura menjadi pihak bank dan meminta data pribadi korban.
ADVERTISEMENT
3. Penipuan anak kecelakaan atau "Mama minta pulsa", yang memanfaatkan kepanikan orang tua.
4. Penipuan link berbahaya, yang sering kali mengarah ke situs palsu untuk mencuri informasi pribadi.
Untuk memastikan edukasi ini efektif, Fatiya Aulia mencetak dan membagikan poster edukasi digital kepada warga. Dengan cara ini, masyarakat bisa menyimpan poster tersebut sebagai pengingat agar tidak mudah tertipu oleh modus kejahatan yang semakin canggih.
Dengan berbagai inovasi yang diterapkan, program KKN Mubaligh Hijrah 2025 di Pundak Lor telah berhasil menghidupkan kembali semangat anak-anak untuk belajar mengaji. Tidak hanya itu, anak-anak juga menjadi lebih antusias untuk datang ke masjid karena adanya kegiatan mewarnai dan bermain puzzle yang mereka nantikan setiap hari.
Sementara itu, program tilawah bagi ibu-ibu berhasil menciptakan kebiasaan baru dalam membaca Al-Qur’an, sementara edukasi digital memberikan wawasan baru bagi masyarakat dalam menghadapi ancaman kejahatan siber.
ADVERTISEMENT
Dengan pendekatan yang lebih interaktif dan variatif, TPA di Masjid Al Muttaqin kini bukan hanya tempat mengaji, tetapi juga menjadi ruang belajar yang menyenangkan dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.