Konten dari Pengguna

Kisah Hangat Orang Tua Memasak dengan Tungku di saat Menjelang Lebaran

Fatkhi Rahmania Okta Viani
Mahasiswi Universitas Amikom Purwokerto, Program Studi Ilmu Komunikasi
11 April 2024 16:43 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatkhi Rahmania Okta Viani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret seseorang tengah sibuk di dapur. sumber: dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Potret seseorang tengah sibuk di dapur. sumber: dok. pribadi
ADVERTISEMENT
Di antara kemajuan teknologi dan kemudahan dapur modern, ada keindahan tersendiri dalam tradisi memasak menggunakan tungku kayu menjelang kedatangan Lebaran. Dalam artikel ini, kita akan merenungkan perjalanan orang tua yang tetap setia pada metode tradisional ini, menghidupkan kembali aroma masa kecil dan kenangan yang tak terlupakan.
ADVERTISEMENT
Dalam cahaya kehangatan yang dipancarkan oleh api tungku, orang tua dengan penuh keahlian dan cinta memasak hidangan-hidangan khas Lebaran. Setiap gerakan tangan yang terampil dan cerminan dari pengetahuan turun temurun, menjadi bagian dari warisan budaya yang mereka pertahankan dengan bangga.
potret seseorang sedang mengkoreksi masakannya. sumber: dok. pribadi
Meskipun proses memasak dengan tungku kayu mungkin memakan waktu dan tenaga lebih banyak, namun bagi orang tua, itu adalah bagian dari ritual yang dijalani dengan kebahagiaan dan kebanggaan. Mereka menyadari bahwa dalam setiap tegukan asap dan setiap letupan api, terkandung kenangan-kenangan indah dan kebersamaan yang tak ternilai harganya.
Melalui artikel ini, kita dipandu untuk menghargai nilai-nilai tradisional yang diwariskan oleh orang tua, serta untuk merenungkan kekuatan ikatan keluarga yang tercipta di sekitar tungku dapur. Dalam keramaian persiapan Lebaran, tungku kayu bukan hanya sumber panas, tetapi juga simbol kehangatan dan kebersamaan yang menguatkan ikatan keluarga dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT