Konten dari Pengguna

Penggunaan Bahasa Indonesia di Pedesaan: Anggapan Kebanyakan Gaya

Fatkhi Rahmania Okta Viani
Mahasiswi Universitas Amikom Purwokerto, Program Studi Ilmu Komunikasi
14 Juli 2024 13:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatkhi Rahmania Okta Viani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
gambar sedang saling bercakap-cakap sumber: freepik
zoom-in-whitePerbesar
gambar sedang saling bercakap-cakap sumber: freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di Daerah pedesaan Negara Indonesia, bahasa daerah seringkali menjadi bahasa utama dalam komunikasi sehari-hari. Bahasa ini mencerminkan identitas budaya yang kaya dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, penggunaan bahasa Indonesia di pedesaan sering kali dianggap sebagai sesuatu yang "kebanyakan gaya" atau tidak sesuai dengan kebiasaan setempat. Padahal, komunikasi dalam bahasa Indonesia memiliki banyak manfaat yang dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dan memperkuat kesatuan nasional.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian besar masyarakat pedesaan, berbicara dalam bahasa Indonesia di luar konteks formal sering kali dianggap sebagai usaha untuk terlihat lebih modern atau berpendidikan. Anggapan ini muncul karena bahasa Indonesia, sebagai bahasa nasional, lebih sering digunakan dalam konteks resmi seperti pendidikan, pemerintahan, dan media. Akibatnya, ketika seseorang menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari, hal tersebut dapat dilihat sebagai bentuk pamer atau tidak uai dengan norma budaya lokal.
Penggunaan bahasa Indonesia di pedesaan tidak harus dianggap sebagai sesuatu yang "kebanyakan gaya". Sebaliknya, hal ini dapat dilihat sebagai langkah positif menuju komunikasi yang lebih efektif dan inklusif. Dengan memahami dan menghargai manfaat penggunaan bahasa Indonesia, masyarakat pedesaan dapat memperkuat identitas nasional mereka sambil tetap mempertahankan kekayaan budaya lokal. Mengatasi anggapan negatif ini memerlukan kesadaran dan kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat, sehingga bahasa Indonesia dapat berfungsi sebagai alat pemersatu yang memperkaya kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT