Konten dari Pengguna

Efek Kenaikan BI Rate: Apa Dampaknya bagi Anda dan Ekonomi?

Fatkur Huda
lecturer at Muhammadiyah University Surabaya
29 April 2024 9:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatkur Huda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.istockphoto.com/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.istockphoto.com/
ADVERTISEMENT
Kebijakan moneter yang dikenal sebagai BI Rate, atau suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, memiliki potensi untuk memengaruhi banyak aspek ekonomi. Kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate adalah salah satu alat kebijakan moneter yang digunakan untuk mengendalikan inflasi.
ADVERTISEMENT
Namun, kebijakan moneter yang ketat juga memiliki dampak lain pada perekonomian. Seperti yang dijelaskan oleh Indrawati (2024), "Kebijakan moneter yang ketat dapat membantu mengendalikan inflasi, namun dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi".
Meskipun tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk menjaga stabilitas ekonomi, kenaikan BI Rate memiliki dampak luas yang dapat dirasakan oleh individu, bisnis, dan pemerintah.
Perubahan pada suku bunga acuan dapat memengaruhi investasi, konsumsi, dan produksi, yang pada gilirannya memengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Di sisi sosial, kenaikan BI Rate dapat menyebabkan biaya hidup meningkat, terutama untuk orang-orang yang memiliki utang atau berencana untuk mendapatkan pinjaman. Bisnis, terutama usaha kecil dan menengah, juga dapat terkena dampak kenaikan biaya pembiayaan.
ADVERTISEMENT
Dampak pada sektor keuangan
Sektor keuangan sangat dipengaruhi oleh kenaikan BI Rate. Peningkatan biaya pinjaman konsumen dan bisnis adalah salah satu dampak utama. Bank dan lembaga keuangan cenderung menaikkan suku bunga pinjaman ketika suku bunga acuan naik.
Ini dapat menyebabkan penurunan permintaan kredit karena biaya yang lebih tinggi. Suku bunga deposito juga sering naik, mendorong orang untuk menyimpan uang di bank. Ini dapat meningkatkan likuiditas bank tetapi juga dapat mengurangi peredaran uang masyarakat.
Selain itu, kenaikan BI Rate dapat meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, mengurangi tekanan impor terhadap inflasi, dan menarik investasi asing ke dalam negeri. Namun, peningkatan suku bunga dapat meningkatkan risiko kredit macet dan memperketat akses keuangan bagi beberapa individu.
ADVERTISEMENT
Dampak pada sekrot riil
Kenaikan BI Rate juga akan berdampak pada sektor riil perekonomian. Salah satunya adalah pengurangan investasi, karena biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat menghalangi bisnis untuk berinvestasi dalam bisnis baru atau memperluas operasi.
Peningkatan suku bunga juga dapat berdampak pada konsumsi masyarakat. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar (2024), "Kenaikan BI Rate dapat menyebabkan penurunan permintaan kredit konsumen". Biaya kredit yang lebih tinggi dapat memengaruhi permintaan barang dan jasa.
Peningkatan suku bunga juga dapat memengaruhi pasar properti, menyebabkan peningkatan suku bunga KPR dan penurunan permintaan perumahan. Secara keseluruhan, kenaikan suku bunga acuan dapat mengurangi investasi dan konsumsi, menghambat pertumbuhan ekonomi di sektor riil.
Dampak pada Pemerintah
ADVERTISEMENT
Ketika BI Rate meningkat, itu berdampak besar pada kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan utang dan kebijakan fiskal.
Ketika BI Rate meningkat, biaya pembayaran utang pemerintah yang bergantung pada suku bunga variabel juga meningkat, yang dapat menyebabkan anggaran pemerintah membengkak karena anggaran harus dialokasikan lebih banyak untuk membayar bunga utang.
Peningkatan suku bunga juga dapat berdampak pada pengeluaran pemerintah. Untuk menjaga keseimbangan anggaran dan stabilitas fiskal, pemerintah mungkin perlu meninjau kembali pengeluaran, terutama dalam sektor-sektor yang tidak prioritas.
Untuk menjaga keberlanjutan keuangan negara dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang positif, penyesuaian kebijakan fiskal ini sangat penting.
Dampak sosial dan ekonomi
Kenaikan BI Rate dapat berdampak sosial dan ekonomi besar pada masyarakat. Potensi peningkatan tingkat pengangguran akibat penurunan investasi dan konsumsi adalah dampak utama.
ADVERTISEMENT
Suku bunga yang lebih tinggi membuat biaya pinjaman menjadi lebih tinggi, yang mengurangi keinginan bisnis untuk mengembangkan bisnis atau merekrut karyawan baru.
Selain itu, karena suku bunga pinjaman dan kredit yang lebih tinggi, daya beli konsumen dapat berkurang, yang pada gilirannya dapat mengurangi permintaan barang dan jasa. Akibatnya, bisnis dapat mengurangi produksi dan tenaga kerja mereka.
Jika BI Rate naik, itu juga dapat meningkatkan risiko kredit bagi orang dan perusahaan yang memiliki utang, yang dapat menyebabkan lebih banyak angka kredit macet. Ini dapat menyebabkan tekanan sosial dan ekonomi, seperti ketidakstabilan pasar dan masalah keuangan rumah tangga.
Oleh karena itu, kenaikan BI Rate harus dipertimbangkan dengan cermat untuk meminimalkan dampak negatif pada kesejahteraan masyarakat
ADVERTISEMENT
Kebijakan kenaikan BI Rate harus dipertimbangkan dengan cermat dan diimbangi dengan kebijakan lain yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Kenaikan BI Rate memiliki dampak yang signifikan pada berbagai bagian ekonomi, termasuk sektor keuangan, sektor riil, pemerintah, dan sektor sosial dan ekonomi. Dampak ini dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada kondisi ekonomi dan makroekonomi lainnya.