Green Economy dan Pembangunan Berkelanjutan

Fatkur Huda
lecturer at Muhammadiyah University Surabaya
Konten dari Pengguna
27 Agustus 2021 11:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatkur Huda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia menjadi negeri dengan kekayaan hayati yang sangat melimpah, karunia tersebut tentunya harus dapat dimanfaatkan untuk keberlangsungan seluruh lapisan warga negara baik generasi kini yang tengah berdiri di atas bumi pertiwi maupun generasi yang kelak berganti.
ADVERTISEMENT
Kekayaan alam yang sampai dengan hari ini masih dapat kita nikmati adalah bagian yang harus selalu kita rawat dengan hati nurani. Sebagai manusia yang dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya memerlukan sumber daya alam baik yang terbarukan maupun yang tak terbarukan.
Kita harus menyadari bahwa sumber daya alam ini memiliki keterbatasan secara kuantitas maupun kualitasnya, secara ruang maupun waktunya. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran dalam mengelola sumber daya alam yang baik dan bijaksana.
Persoalannya adalah adanya ancaman perubahan iklim akibat dari proses pengelolaan lingkungan yang tidak seimbang yang mengakibatkan masalah degradasi sumber daya alam. Hal tersebut menjadi ancaman perubahan iklim dan pemanasan global yang akan semakin mengurangi sustainabilitas bumi dalam memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan umat manusia.
ADVERTISEMENT
Dalam menguraikan persoalan tersebut maka perlu sebuah konsep pembangunan berkelanjutan yang dapat membawa arah baru pembangunan ekonomi suatu negara, pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan generasi saat ini, tetapi selalu mengupayakan kesempatan bagi generasi yang akan datang untuk pemenuhan kebutuhan mereka.
Pembangunan berkelanjutan
Di Indonesia konsep pembangunan berkelanjutan telah menjadi konsep yang cukup lama, sekitar tahun 1970an, namun prosesnya sampai dengan saat ini masih cenderung tidak seimbang karena lebih berorientasi pada pemenuhan pembangunan ekonomi jangka pendek. Akibatnya adalah kualitas pertumbuhan ekonomi melambat bahkan memiliki kecenderungan yang tidak mampu melawan perubahan iklim.
Mengutip Perman (1996) bahwa ada tiga alasan utama mengapa pembangunan ekonomi harus berkelanjutan, pertama adalah alasan moral, bahwa generasi kini yang menikmati produk maupun jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan tentunya memiliki kewajiban moral untuk menyisakan layanan sumber daya alam tersebut untuk generasi mendatang.
ADVERTISEMENT
Bahwa proses ekstraksi sumber daya alam yang dapat merusak keberlangsungan sumber daya alam akan menghilangkan kesempatan bagi generasi mendatang untuk merasakan layaknya apa yang kita rasakan saat ini.
Kedua adalah alasan ekologis, di mana keanekaragaman hayati tidak mengancam fungsi ekologi tersebut, sehingga aktivitas ekonomi senantiasa memiliki orientasi kepada terjaganya kekayaan alam, keberlangsungan budaya dan kearifan lokal dalam mengelola lingkungan.
Ketiga adalah alasan ekonomi, di mana alasan ini memang masih sering diperdebatkan karena tidak diketahui apakah aktivitas ekonomi selama ini sudah atau belum memenuhi kriteria keberlanjutan. Meskipun dimensi ekonomi berkelanjutan cukup kompleks setidaknya ada sebuah ukuran tentang kesejahteraan antar generasi yang sejauh ini menjadi patokan.
Untuk mencapai semua itu maka perlu adanya pemerataan konsentrasi yang dapat mendukung pembangunan berkelanjutan khususnya pada proses ekonomi yang ramah lingkungan (green economy) yakni pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Green Economy
Persoalan ekonomi di Indonesia yang sampai dengan saat ini adalah persoalan yang bersinggungan dengan masalah lingkungan, tentang masalah degradasi sumber alam, sumber daya energi, lingkungan, dan sumber daya pangan. Hal tersebut tentunya memerlukan sebuah jalan tersendiri untuk menjaga sektor ekonomi berjalan dengan seimbang.
Salah satu ancaman serta tantangan atas keberlangsungan pembangunan ekonomi nasional adalah iklim dunia yang sudah berubah. Dunia sekarang ditandai oleh berlangsungnya proses globalisasi yang tentunya membawa konsekuensi bahwa setiap fenomena perubahan di salah satu bagian dunia atau pada bidang tertentu akan dengan cepat mempengaruhi fenomena lain atau meluas.
Dalam kondisi sebagaimana saat ini, selain kebijakan dan stimulus ekonomi yang digagas oleh pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi, maka perlu adanya jalan baru yang mampu mendorong laju perekonomian Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sehubungan dengan persoalan itulah maka berkembanglah konsep ekonomi hijau (green economy) sebagai sebuah gagasan yang dirumuskan oleh pakar ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus mencegah peningkatan emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim (climate change).
Green economy sebagai jalan mitigasi climate change adalah kesepahaman di dalam Paris Agreement tentang komitmen menurunkan CO2 sampai dengan 29 persen, tentunya hal tersebut membutuhkan ruang permodalan yang tidak sedikit sehingga akses teknologi dan keuangan menjadi sangat penting, khususnya bagi Indonesia dalam menciptakan ruang ekonomi ramah lingkungan.
Meskipun secara konsep masih ada beberapa pandangan yang berbeda tentang green economy, setidaknya ada ruang kesamaan tentang adanya syarat fleksibilitas pada tingkat tertentu dan pertimbangan perbedaan tingkat pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Harapanya, green economy akan membawa pada transformasi pada kegiatan pembangunan yang tidak memperburuk emisi karbon dioksida, proses pembangunan yang berkelanjutan, keberlangsungan lingkungan, serta penghapusan kemiskinan.