Konten dari Pengguna

Keseimbangan Antara Ambisi dan Kesehatan Mental

Fatma ailyda simanjuntak
Mahasiswa UIN Sumatra Utara
5 Januari 2025 13:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatma ailyda simanjuntak tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.istockphoto.com/id/vektor/bahan-ilustrasi-vektor-sederhana-dari-seorang-pengusaha-muda-yang-khawatir-memegang-gm1767971692-545527531?searchscope=image%2Cfilm
zoom-in-whitePerbesar
https://www.istockphoto.com/id/vektor/bahan-ilustrasi-vektor-sederhana-dari-seorang-pengusaha-muda-yang-khawatir-memegang-gm1767971692-545527531?searchscope=image%2Cfilm
ADVERTISEMENT
Kita semua punya mimpi, ambisi, dan target yang ingin dicapai. Di media sosial, cerita sukses orang lain sering membuat kita merasa harus terus berlari, bahkan tanpa istirahat. Semangat itu bagus, tapi apa jadinya kalau di tengah jalan kita justru kelelahan dan kehilangan arah? Di sinilah pentingnya menjaga keseimbangan antara mengejar ambisi dan merawat kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Sering kali kita terlalu fokus pada hasil—nilai tinggi, karier cemerlang, atau impian besar lainnya. Kita memaksa diri untuk selalu produktif, seakan waktu istirahat itu dosa. Padahal, tubuh dan pikiran punya batas. Kalau terus dipaksa, bukan cuma energi yang habis, tapi juga mental kita. Rasanya seperti terjebak dalam lingkaran overthinking, lelah, dan merasa nggak pernah cukup.
Tapi tenang, kita bisa kok tetap ambisius tanpa mengorbankan kesehatan mental. Caranya? Belajar untuk mengenali kapan harus berhenti sejenak. Jangan takut mengambil waktu untuk istirahat. Luangkan waktu untuk hal-hal kecil yang bikin bahagia, seperti ngobrol santai sama teman, menikmati secangkir kopi, atau sekadar jalan-jalan tanpa beban.
Selain itu, ingatlah bahwa kita nggak sendirian. Curhat ke orang terpercaya atau mencari dukungan dari komunitas bisa meringankan beban. Jangan malu untuk minta bantuan kalau merasa overwhelmed.
ADVERTISEMENT
Ingat, sukses bukan cuma soal mencapai target, tapi juga soal menikmati perjalanan. Keseimbangan itu bukan tanda kelemahan; justru itulah tanda bahwa kita menghargai diri sendiri. Jadi, teruslah bermimpi, tapi jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan mental. Karena di akhir hari, yang paling penting adalah kamu merasa cukup dan bahagia dengan dirimu sendiri.