Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
PLTS On Grid vs Off Grid? Ini Perbedaannya
4 Maret 2022 20:02 WIB
Tulisan dari Fatur Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Energi listrik dapat dibangkitkan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan energi surya atau energi matahari yang terus ada menyinari bumi.
ADVERTISEMENT
Cara pembangkitan listrik seperti ini sering kita sebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Potensi PLTS di Indonesia sangatlah besar. Indonesia juga didukung oleh letak geografis yang luas dan ideal untuk pemanfaatan energi surya ini.
Sayangnya, Indonesia belum memaksimalkan penuh potensi dan peluang ini dalam pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) khususnya energi surya ini.
Tenaga Ahli Menteri ESDM bidang ketenagalistrikan, Sripeni Inten Cahyani, menyampaikan bahwa “Indonesia diberkahi karunia geografis maka manfaatkanlah ini. Memang akan butuh sumber daya dan investasi yang lebih ya tidak mengapa. Namun setelah itu akan menjadi suatu nilai ekonomi yang luar biasa”, tutur Sripeni saat memberikan kuliah umum kepada 57 gerilyawan batch 2 dari 29 kampus dalam program Magang Bersertifikat di Kementerian ESDM, Kamis (24/2).
ADVERTISEMENT
Lantas, seberapa jauh pengetahuan masyarakat Indonesia terkait perbedaan kedua jenis PLTS ini? Simak penjelasannya dibawah ini
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terdiri dari dua jenis, yaitu on grid dan off grid. Perbedaan mendasar dari keduanya ada pada energy storage nya. Jika on grid tidak harus pakai baterai, maka off grid harus menggunakan baterai atau energy storage lainnya
Mari kita bahas satu per satu secara umum agar kalian paham dan bisa memilih untuk memasang PLTS on grid atau off grid setelah membaca tulisan ini.
PLTS on grid merupakan jenis PLTS yang terhubung langsung ke jaringan listrik PLN (grid-connected). PLTS on grid tidak menggunakan baterai sehingga tidak dapat beroperasi ketika malam hari.
ADVERTISEMENT
PLTS dengan sistem on grid ini dibagi menjadi dua yaitu sistem PLTS terdistribusi dan terpusat. Sistem PLTS terdistribusi ini lebih kepada pemakaian pribadi. Seperti misalnya untuk pemakaian di rumah dan bangunan komersil.
Selain mengurangi biaya konsumsi listrik, PLTS ini juga dibangun secara khusus untuk dijual ke perusahaan listrik dan mendapatkan penghasilan, khususnya untuk bangunan sistem komersil.
Kemudian untuk PLTS terpusat dikenal juga dengan solar farm atau sistem PLTS berskala perusahaan listrik. PLTS semacam ini membutuhkan lahan yang luas serta sinkron langsung ke jaringan PLN.
PLTS terpusat biasanya memiliki kapasitas 1 MWp keatas. Daya dari PLTS akan selalu masuk ke jaringan selama jaringan memadai atau operator mengizinkan. Skema untuk PLTS terpusat bisa berupa penyediaan tarif untuk negara lain atau kontrak antara IPP dengan utilitas atau IPP dengan Industri.
ADVERTISEMENT
Independent Power Produce (IPP) merupakan pembangkit listrik independen atau perusahaan listrik yang memiliki beberapa cabang perusahaan di bidang tenaga listrik. Misalnya, PT Paiton Energy dan PT Indika Energy
Kemudian untuk PLTS off grid merupakan jenis PLTS yang tidak terhubung ke jaringan PLN. Salah satu keuntungan dari sistem off grid ini adalah mampu berdiri sendiri (standalone) tanpa bergantung pada jaringan PLN.
Saat matahari menyinari panel surya dari pagi hingga sore hari, PLTS off grid tetap bisa beroperasi di malam hari memanfaatkan energy storage yang ada
Energy storage yang umumnya digunakan yaitu baterai. Baterai menjadi cadangan energi yang dihasilkan PLTS off grid saat adanya matahari yang menyinarinya.
Pemasangan PLTS off grid ini mampu memangkas biaya dua kali lebih besar daripada PLTS on grid. Mengingat harga baterai yang saat ini masih tergolong mahal hampir menyamai harga dari modul PV itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Maka tidak heran jika sebagian besar bangunan komersial maupun industri lebih memilih untuk memasang sistem PLTS secara on-grid. Karena bangunan mereka sebelumnya juga sudah terkoneksi dengan jaringan listrik PLN.
Selain itu juga alasan sebagian besar bangunan komersil atau industri ini adalah untuk mengurangi biaya listrik bulanan dan melakukan efisiensi pemakaian listrik mereka. Maka on grid adalah pilihan yang tepat dibanding menggunakan sistem off grid yang baterai nya akan menambah biaya investasi 2x lipat.
Pemasangan PLTS on grid maupun off grid bisa dikatakan investasi jangka panjang. Karena kita baru bisa menerima pengurangan biaya konsumsi listriknya dalam waktu kisaran 5 - 10 tahun atau lebih sesuai dengan kapasitas, sistem yang dipasang dan berapa beban yang dipakai di rumah, bangunan komersil atau industri tersebut.
ADVERTISEMENT
Branding PLTS oleh pemerintah kepada masyarakat terus dilakukan secara masif. Mengingat target pemerintah dalam bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) tahun 2025 sebesar 23% menjadi semangat dalam mensosialisasikan nya kepada masyarakat Indonesia
Selain bertujuan mengurangi biaya konsumsi listrik, kita juga secara tidak langsung telah mendukung pemerintah dalam mencapai target EBT di 2025 dan Net Zero Emission di tahun 2060.
Pemilihan PLTS on grid atau off grid itu kembali lagi kepada Anda. Jika cost menjadi pertimbangan utama Anda, maka sistem on grid lebih baik. Namun jika cost tidak dipermasalahkan, maka sistem off grid juga bisa menjadi pilihan.
Sesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan awal Anda kenapa ingin memasang PLTS. Baik PLTS sistem on grid maupun off grid sama-sama menghasilkan energi dan udara yang bersih.
ADVERTISEMENT