Konten dari Pengguna

Dari Museum Angkut Hingga Lampion, Saksi Bisu Persahabat

Fatwah Diniaty
Never Enough
7 Januari 2018 1:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatwah Diniaty tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sabtu 2 Desember 2017, kali ini aku bersama 7 orang sahabat, akan melakukan perjalanan yang cukup jauh. Kami berencana untuk berwisata di Jawa Timur, lebih tepatnya ke kota Batu, Malang.
Dari Museum Angkut Hingga Lampion, Saksi Bisu Persahabat
zoom-in-whitePerbesar
Seperti biasa, tiket kereta sudah aku pesan melalui aplikasi Tiket.com yang berkali-kali telah menolong ku di setiap perjalananku saat melakukan travelling. Pesannya cukup gampang, tinggal pilih menu Kereta api, kemudian pilih tempat keberangkatan dan kota tujuan, lalu pilih waktu keberangkatan, setelah itu pilih menu pembayaran, dan tiketpun sudah bisa di dapat.
ADVERTISEMENT
Pertama gak ribet harus ke stasiun, gak perlu ngantri, hemat waktu dan biaya, dan yang paling penting banyak diskon dan promosi yang ditawarkan Tiket.com. Aku memesan tiket hanya untuk 4 orang saja. Karena 2 orang sahabatku yang lain sudah ada di kota Malang sejak 2 hari sebelumnya.
Kami berangkat pukul 06.00 WIB, dan harus menempuh waktu selama 12 jam lamanya dari Jakarta menuju Malang. Cukup lelah harus berdiam diri selama 12 jam di kereta, namun semuanya terbayarkan, karena selama perjalanan aku habiskan dengan tidur dan bercanda dengan ke tiga sahabatku.
Dari Museum Angkut Hingga Lampion, Saksi Bisu Persahabat (1)
zoom-in-whitePerbesar
Sesampainya di kota Malang, kami langsung singgah di salah satu rumah temanku bernama Tio. keesokan harinya, sekitar pukul 11.00 kami bersiap untuk menuju Museum Angkut Malang, kami sewa mobil melalu aplikasi Tiket.com untuk menuju lokasi tersebut. Harga sewa cukup murah hanya 325.000 saja untuk 12 Jam.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di Museum Angkut Malang, kami habiskan dengan berfoto dan bermain melihat berbagai jenis kendaraan di seluruh dunia. Mulai replika kereta uap, hingga kenderaan jadul yang mungkin hanya tersisa beberapa buah saja di dunia.
Puas kami berfoto dan bermain di Museum Angkut, kami lanjutkan perjalanan ke Batu Night Spectacular (BNS), ini lah tempat yang aku tunggu-tunggu. Bersama 7 orang sahabat, di tengah puluhan lampu lampion yang indah dengan bentuk yang bermacam-macam, dihiasi bintang malam yang bertaburan di langit yang abu.
Dari Museum Angkut Hingga Lampion, Saksi Bisu Persahabat (2)
zoom-in-whitePerbesar
Tak lupa aku abadikan moment tersebut dengan berfoto dan bermain, bersenda gurau bercerita saat-saat kuliah dulu. Bercerita tentang beberapa teman yang belum lulus hingga saat ini, bercerita tentang Dosen pembimbing yang super baik, bercerita tentang pekerjaan yang semakin membosankan.
ADVERTISEMENT
Canda, tawa, rindu, senang, bersyukur, semuanya campur aduk menjadi satu. Rasanya waktu ingin berhenti saja saat itu juga, dan tetap bersama sahabat-sahabatku yang mengasyikan ini. Namun waktu terasa cepat berlalu, dan kami harus mengakhiri liburan kami kali ini.
Sungguh menyenangkan, tapi apalah daya, kami sudah dewasa yang dituntut untuk berkerja demi bertahan hidup. Akhirnya perjalan kami tutup dengan tidur lagi di rumah Tio, dan keesokan harinya, kami pulang dengan kereta yang telah kami booking sebelumnya melalui aplikasi Tiket.com.
Dari Museum Angkut Hingga Lampion, Saksi Bisu Persahabat (3)
zoom-in-whitePerbesar