Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jebakan Dopamin: Mengapa Judi Online Membuat Candu ?
20 November 2024 18:51 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Fauzan Kholish tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendahuluan
Belakangan ini, marak sekali kita lihat kasus-kasus kecanduan judi online yang terjadi di masyarakat Indonesia. Melansir data Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), ada sekitar 2,37 juta penduduk Indonesia dari berbagai strata sosial mulai rakyat jelata hingga politisi di parlemen, terjerumus dalam judi online. Lantas mengapa judi online dapat menyebabkan seseorang kecanduan ?
ADVERTISEMENT
Menurut KBBI, kecanduan merupakan kondisi ketika seseorang merasakan ketagihan akan sesuatu sehingga menjadi ketergantungan terhadap hal tersebut. Kecanduan judi online terjadi ketika seseorang telah mencapai titik terus memainkan judi online meskipun telah kalah berulangkali. Ironinya, tidak sedikit masyarakat kita saat ini yang hancur kehidupannya baik ekonomi, pendidikan maupun hubungan diakibatkan harta yang “dikorbankan” untuk judi online ini.
Tinjauan singkat tentang sistem saraf pusat dan neurotransmitter
Sistem saraf pusat adalah pusat kendali tubuh manusia yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat berfungsi untuk menerima dan menganalisis informasi serta memberikan respon. Neurotransmitter adalah zat kimia yang diproduksi oleh neuron (sel saraf) dan dilepaskan ke celah sinapsis (ruang sempit antara dua neuron).
ADVERTISEMENT
Neurotrasmitter dan sistem saraf pusat bekerja sama untuk mengendalikan tubuh manusia serta memberikan perasaan dalam melaksanakan aktifitas seperti rasa senang yang berkaitan dengan neurotransmitter Dopamin.
Dopamin dan judi online
Dopamine merupakan prekursor norepinefrin dan epinefrin. Dopamine berfungsi sebagai hormon, neurotransmitter dan mempunyai peran penting didalam tubuh dan otak.
Ketika seseorang memainkan judi online untuk pertama kali, para bandar judi biasanya akan memberikan kemenangan demi kemenangan. Misalnya jika seseorang mendaftar judi online lalu deposit sebesar Rp. 100.000.-, biasanya pemain akan menang dan mendapatkan profit 2-3 kali lipat. Hal ini akan memicu keinginan untuk deposit lagi dan hasilnya ternyata menang lagi dan lagi. Dari Rp. 100.000.- yang dikeluarkan sebagai deposit dapat menghasilkan profit hingga Rp. 1.000.000 - 2.000.000.-.
ADVERTISEMENT
Di kalangan masyarakat Indonesia saat ini, akses yang mudah, kemenangan yang besar tentu akan menyebabkan rasa senang berkali-kali lipat. Rasa senang ini disebabkan oleh dopamin yang dikeluarkan terusmenerus oleh sel saraf. Hormon Dopamin akan menyebabkan tekanan darah rendah, jantung berdetak pelan dan rasa rileks yang menyenangkan.
Dopamin yang dikeluarkan terusmenerus akan menyebabkan kadar dopamin di sistem saraf tinggi sehingga set point kebahagiaan tersebut juga tinggi. Artinya untuk mencapai tingkat kebahagiaan yang sama perlu pencetus dengan kadar minimal sama. Hal ini lah yang menyebabkan para pemain judi online ingin terus bermain agar terus merasakan kesenangan akibat kemenangan yang didapatkan. Apabila ia telah terjebak kedalam siklus ini, maka saatnya bandar judi memainkan “permainan” yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Logikanya, tidak mungkin sebuah perusahaan atau website akan dengan gampang memberikan profit kepada pemainnya hanya dengan mengklik “spin”. Tentunya dibalik permainan ini ada bisnis yang besar. Hal ini dibuktikan dengan besarnya jumlah transaksi judi online di Indonesia pada tahun 2023 sejumlah Rp. 327,05 Triliun.
Pemain judi online yang menang berkali-kali, akan deposit jumlah yang makin besar dengan harapan makin besar deposit maka akan makin besar profit. Sayangnya, seperti pada permainan pada umumnya selalu ada yang menang dan kalah. Maka ketika pemain ini merasakan kekalahan disitulah kehancuran dimulai.
Namun, karena efek dopamin tadi, seseorang yang kalah judi online biasanya tidak sadar akan permainan licik para bandar dan malah meneruskan permainan dengan deposit yang lebih besar. Kebanyakan berpikir bahwa hari ini mungkin kurang beruntung dan akan coba besok hari. Tetapi kenyataanya judi online bukan tentang keberuntungan, dibaliknya ada sistem yang sangat rapi yang mengatur semua skenario ini.
ADVERTISEMENT
Kekalahan demi kekalahan tersebut membuat pemain judi online merugi dengan jumlah besar, bahkan tidak sedikit yang rela berhutang untuk deposit dengan harapan setidaknya uang modal pertama kali dapat kembali. Namun karena kecanduan yang akut maka kesadaran untuk berhenti sulit dilakukan. Pada akhirnya, para penjudi yang kalah ini akan berhenti ketika harta mereka sudah habis. Hormon Dopamin menjadi berkurang dan akibatnya adalah perasaan sedih dan penyesalan mendalam
Penutup
Kecanduan judi online merupakan masalah besar yang kita hadapi saat ini. Sekali saja seseorang terjerumus kedalamnya maka akan sulit untuk keluar dari lubang setan tersebut sehingga mencoba-coba bukanlah terminologi yang tepat untuk judi online ini. Dengan demikian, mari cegah orang-orang terdekat kita dari cengkraman dopamin akibat judi online. Keluarkanlah hormon Dopamin dengan cara-cara sehat seperti berkumpul bersama keluarga, prestasi di karir, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT