Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Karakteristik Mahasiswa "Kupu – Kupu" dan Mahasiswa "Kura - Kura"
20 Januari 2025 11:22 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Fauzan Ramadan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kata “Kupu – Kupu” dan “Kura – Kura” menjadi sebuah identitas sosial, ketika menjadi seorang mahasiswa. Masing – masing dari kata ini, memiliki Karakteristik yang berbeda dalam kehidupan di perkuliahan. Kata “Kupu – Kupu” atau Kuliah pulang – Kuliah pulang, merujuk kepada mahasiswa yang kurang aktif di berbagai kegiatan kampus. Sedangkan kata “Kura – Kura” atau Kuliah rapat Kuliah rapat, merujuk kepada mahasiswa yang aktif di perkuliahan.
ADVERTISEMENT
Tidak aktif di berbagai kegiatan kampus memberikan mahasiswa “Kupu – Kupu” ruang untuk melakukan hal – hal yang diinginkan. Waktu tersebut dapat digunakan untuk berbagai kegiatan seperti merenung, melakukan hobi, mencari kegiatan di luar kampus dan masih banyak lagi. Namun, hal ini dapat melewatkan berbagai kesempatan untuk membangun jaringan di dalam kampus yang berdampak untuk karier dan hal lainnya. Keresahan itu dapat dialami oleh Athaya Putri Nanela (19) yang merasa tidak memiliki banyak teman di perkuliahan.
Keresahan yang dialami Athaya Putri Nanela (19) tentang kurangnya koneksi di perkuliahan mencerminkan tantangan yang dihadapi banyak mahasiswa "Kupu - Kupu". Meskipun mereka memiliki waktu lebih untuk melakukan hal-hal yang diinginkan, seperti merenung atau mengejar hobi, hal ini sering kali mengakibatkan kesempatan untuk membangun jaringan sosial yang berharga terlewatkan.
ADVERTISEMENT
Memiliki koneksi di dalam kampus memang sangat berdampak untuk menunjang karier setelah lulus dari universitas, apabila hal tersebut digunakan dengan benar. Bukan hanya sekedar memiliki koneksi, melainkan skill yang didapat menjadi timbal balik terhadap koneksi yang telah dibuat. Ketika tidak memiliki koneksi, Bootcamp menjadi salah satu jalan mahasiswa “Kupu – Kupu” untuk meningkatkan skill dan pengetahuan. Hal ini dapat dirasakan oleh Mukti Adyatma (22) yang berhasil mendapatkan pekerjaan kurang dari 1 tahun. Menurutnya organisasi bukan menjadi alasan utama untuk menunjang karier yang lebih baik, “Saya tidak tertarik dengan masuk organisasi dengan sistem yang tidak jelas”,Ujar Mukti. “Saya sudah bosan mengikuti banyak organisasi selama masa SMA”, ujarnya. Mungkin ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak mahasiswa memilih menjadi mahasiswa “Kupu – Kupu”.
ADVERTISEMENT
Bagi mahasiswa "kupu-kupu", alternatif lain untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan adalah dengan mengikuti program-program di luar kampus. Dengan cara ini, mereka tetap bisa mengembangkan diri tanpa harus terikat pada kegiatan organisasi yang mungkin tidak sesuai dengan minat mereka terikat pada kegiatan organisasi yang mungkin tidak sesuai dengan minat mereka.
Mahasiswa aktif berorganisasi di dalam kampus atau mahasiswa “Kura – Kura” sering kali disebut sebagai budak organisasi karena dedikasinya terhadap organisasi. Sebagai mahasiswa “Kura – Kura” kita sering terlibat dengan rapat rapat Organisasi, Program Kerja, Event besar, Project, yang memberikan kesempatan untuk belajar dan mendapatkan pengalaman baru. Hal ini dapat membantu mereka untuk dapat mengembangkan keterampilan dalam Kerja sama tim, kepemimpinan, manajemen waktu, jaringan, dan pengembangan softskill. Kesempatan ini yang sudah dirasakan oleh Nazwa Amalia Putri (21) dalam berbagai macam organisasi yang ia lakukan dan memiliki banyak koneksi di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Kerja sama tim yang membuatnya mampu untuk menghadapi orang – orang baru dengan tipe yang berbeda dan perbedaan pendapat. Kepemimpinan dengan meningkatkan kepercayaan diri untuk mengambil Keputusan penting. Manajemen waktu dengan cara mengatur waktu dalam organisasi dan perkuliahan. Jaringan yang memudahkannya untuk tetap berkomunikasi dan bagus untuk karier. Pengembangan softskill untuk memecahkan berbagai masalah di dalamnya.
Hal tersebut menjadi bagian cerah terhadap benefit yang dapat dirasakan. Namun, dari berbagai macam kegiatan yang diikuti memerlukan pengorbanan seperti waktu yang dihabiskan untuk membagi waktu terhadap perkuliahan atau organisasi dan kurangnya istirahat. Terlalu banyak aktivitas dapat membuat kita tertekan dan terlalu sibuk, yang dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
Benefit lainnya seperti dalam pekerjaan atau karier adalah memiliki banyak peluang untuk diterima pekerjaan. Skill yang sudah dipersiapkan sejak berorganisasi, dapat dengan mudah di implementasikan di pekerjaan. Seperti halnya yang dialami oleh Yusuf Idrus Malik (24) yang memiliki segudang pengalaman.
ADVERTISEMENT
Kehilangan waktu untuk diri sendiri menjadi sebuah tantangan bagi mereka. Hal tersebut akan sangat terasa apabila waktu libur sudah tiba. Kata idrus, “saya tidak punya waktu untuk balik dan berkumpul Bersama teman – teman SMA saya”. Namun, hal itu justru menjadi titik cerah dalam karier yang ia jalani.
Dalam menghadapi potensi kelemahan dari mahasiswa “Kupu – Kupu” dan mahasiswa “Kura – Kura” perlu adanya keseimbangan yang tepat diantara-Nya. Masing – masing dari karakteristik ini dapat dimanfaatkan secara baik dengan adanya keseimbangan tersebut.
Dengan demikian, antara mahasiswa “Kupu - Kupu” dan mahasiswa “Kura - Kura” memiliki kelebihan dan tantangan masing - masing dalam perjalanan akademisi mereka. Mahasiswa “Kupu – Kupu” dengan waktu luang yang dimiliki untuk berkegiatan di luar dari akademisi seperti mengejar hobi dapat menciptakan pengalaman berharga yang tidak selalu terkait dengan perkuliahan. Sedangkan mahasiswa “Kura – Kura” dengan berbagai pengalaman organisasi sering kali memiliki keterampilan kepemimpinan dan manajemen waktu yang lebih baik dan memiliki jaringan yang dapat dimanfaatkan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Mengenai stereotip dari keduanya, hal itu hanyalah sebuah penilaian terhadap seseorang yang tidak sepenuhnya mencerminkan potensi mereka. kedua karakteristik tersebut memiliki jalannya masing - masing atau strategi yang berbeda dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa.
Pada akhirnya, perjalanan setiap mahasiswa adalah tentang menemukan jalan yang tepat untuk diri mereka sendiri, sehingga dapat meraih impian dan tujuan hidup yang diinginkan.