Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Telur Asin Brebes, Dari Ritual Pemujaan Hingga Buah Tangan Untuk Kampung Halaman
26 Desember 2024 12:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fauzi Rafiq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Telur Asin merupakan salah satu oleh-oleh khas Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Telur asin adalah makanan atau kuliner tradisional yang terbuat dari telur itik yang dibudidayakan dan diasinkan. Telur asin Brebes memiliki ciri khas rasa asin, gurih, dan mengeluarkan minyak berwarna jingga pekat. Telur asin Brebes juga memiliki ketahanan yang lama, yaitu sekitar seminggu. Telur asin Brebes memiliki beberapa varian rasa, di antaranya: Telur asin rebus, Telur asin bumbu pindang, Telur asin bakar, Telur asin panggang oven.
ADVERTISEMENT
Telur asin Brebes memiliki nilai penting bagi masyarakat Brebes, di antaranyaSimbol pengetahuan dan keterampilan tradisional, Simbol filosofi kegotongroyongan, Simbol identitas sosial masyarakat Brebes. Telur asin Brebes juga menjadi ikon Kabupaten Brebes. Dikutip dari Suara.com - Pada 6-9 Oktober 2020, Telur asin khas Brebes ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) Indonesia dalam sidang Kemdikbud.
Telur asin selalu menjadi pusat pemberhentian bagi para pelancong untuk di jadikan oleh-oleh atau buah tangan untuk teman, sahabat, ataupun keluarga dikampung halaman. Telur asin sangat populer bagi para wisatawan atau pelancong yang hendak menyambangi atau melalui Brebes, terlebih lagi pada momen-momen cuti akhir tahun dan lebaran, pantura Brebes seakan-akan ramai kendaraan karena di penuhi oleh para pelancong yang hendak membawa Telur asin Brebes sebagai buah tangan. Ada beberapa rekomendasi mengenai lokasi yang biasanya sering di kunjungi dan paling ramai karena sudah melegenda dan tentunya cita rasanya yang pasti terbukti pada saat hendak membeli oleh-oleh telur asin Brebes. Beberapa tempat tersebut salah satunya ialah : Telur Asin Yes, Telu Asin Tjoa, dan juga Telur Asin Istimewa Cahaya.
ADVERTISEMENT
Sejarah awal Telur Asin Brebes
Sejarah telur asin di Brebes berawal dari tradisi warga keturunan Tionghoa dalam mengawetkan bahan makanan, termasuk telur. Awalnya, warga keturunan Tionghoa atau peranakan Tionghoa selalu mengawetkan bahan makanan bila bepergian jauh sebagai bekal. Tidak hanya telur, jenis makanan lain juga diasinkan agar awet.
Selain sebagai bekal saat bepergian jauh, telur asin juga kerap dibuat sebagai pelengkap sesaji kala ritual sembayangan kepada Dewa Bumi. Berkaca dari sejarah pembuatannya, telur asin di Brebes memang pada awalnya hanya disajikan untuk ritual sembahyang kepada Dewa Bumi oleh warga keturunan Tionghoa. Namun, lambat laun telur asin pun mulai dikomersialkan sejak tahun 1950-an.
Sejarah industri telur asin di Brebes di mulai oleh pasangan etnis Tionghoa bernama In Tjiauw Seng dan Tan Polan Nio pada tahun 1959. Kala itu pasangan suami istri itu memasarkan telur asin menyusul produksi telur bebek pelari atau yang memiliki nama latin Anas platyrhynchos domesticus, cukup melimpah. Cangkang telur bebek pelari ini berwarna biru. Oleh karena itu Telur asin Brebes berwarna biru.
ADVERTISEMENT
Agar telur bebek pelari itu tidak mudah busuk dan terbuang, maka telur-telur bebek itu dibuat tahan lama atau diawetkan. Namun, bau amis yang sangat kuat juga dihilangkan agar layak disajikan. Maka terbesitlah ide untuk mengawetkan telur bebek itu dengan memberikan garam agar enzim perombak pada telur menjadi nonaktif meski disimpan dalam waktu cukup lama.
Awalnya pasangan keturunan Tionghoa itu memproduksi telur asin secara terbatas. Namun, seiring banyaknya permintaan mereka pun mempekerjakan warga lokal Brebes. Lambat laun banyak warga Brebes yang bisa membuat telur asin sendiri hingga memasarkannya secara luas.