Konten dari Pengguna

Ilmu Psikologi, Psikolog dan Perannya dalam Ilmu Forensik

fauziah alfie
Mahasiswa Ilmu Forensik sekolah pasca sarjana Universitas Airlangga
28 Juni 2021 11:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari fauziah alfie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh Fauziah Alfie F.
Mahasiswa Ilmu Forensik Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga
Gambar diambil dari https://pixabay.com/vectors/fingerprint-forensics-finger-160979/
zoom-in-whitePerbesar
Gambar diambil dari https://pixabay.com/vectors/fingerprint-forensics-finger-160979/
Saat mendengar kata Forensik, biasanya hal pertama yang terlintas di pikiran kita adalah "mayat","korban pembunuhan", "misteri", atau bahkan "detektif". Tapi apa sebenarnya ilmu Forensik itu? Ilmu Forensik adalah ilmu yang merupakan penerapan dari beberapa bidang keilmuan terkait dengan perannya dalam bidang hukum dan penanganan terhadap tindak pidana. Ilmu forensik itu luas dan di dalamnya banyak sekali ilmu-ilmu yang harus dipelajari, misalnya ilmu fisika forensik, biologi forensik, kimia forensik, odontologi forensik, hukum forensik, psikologi forensik, dan lain-lain. Psikologi forensik, dapat diartikan sebagai bentuk aplikasi ilmu psikologi yang diterapkan dalam bidang hukum, baik itu teori, metode, maupun penelitiannya.
ADVERTISEMENT
Lalu apa itu psikologi forensik? Psikologi forensik merupakan cabang dari ilmu psikologi klinis yang menekankan pada aktivitas asesmen dan intervensi dalam proses hukum. Misalnya begini, ada sebuah kasus pembunuhan dan si pembunuh adalah seorang dengan gangguan mental tertentu dan dinyatakan sebagai ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa). Dalam kasus seperti ini, seorang psikolog klinis dapat berperan sebagai saksi ahli. Saksi ahli itu apa? Mungkin ini istilah yang masih sedikit asing. Jadi, saksi ahli merupakan seorang dengan keahlian, pengetahuan, serta keterampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, atau pengalaman dalam bidangnya. Saksi ahli adalah orang yang diminta memberikan keterangan karena keahliannya, bukan karena keterlibatannya dalam perkara yang disidangkan.
Dengan kata lain, saksi ahli memberikan keterangan bukan tentang apa yang dilihat, didengar, atau dialami, tetapi tentang hal-hal yang menjadi keahliannya, yang berkaitan dengan perkara yang sedang diperiksa hakim. Kesaksian ahli ini sangat diperlukan dalam proses pengadilan yang membutuhkan informasi atau penjelasan, yang tidak dapat ditangani oleh hakim sendiri. Definisi keterangan ahli jika menurut Pasal 1 angka 28 KUHAP adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
Dari contoh kasus seperti yang sebelumnya disebutkan, peran psikolog klinis sebagai saksi ahli disini adalah melakukan pemeriksaan serta memberikan keterangan mengenai kondisi pelaku yang terdiagnosis sebagai seorang ODGJ. Ada berbagai pertimbangan yang perlu dilakukan sebelum menyatakan seseorang benar-benar bersalah dan patut untuk dijatuhi hukuman. Misalnya dalam contoh kasus yang disebutkan sebelumnya, jika pelaku terbukti adalah seorang dengan gangguan mental dan tindak pidana yang terjadi dilakukan secara tidak sadar, maka pelaku tidak dapat dikenai hukuman seperti pelaku tindak pidana sejenis lainnya.
Salah satu kasus pembunuhan berantai yang cukup terkenal yang melibatkan peran psikolog klinis di dalamnya adalah kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Ed Gein, seorang pembunuh dan juga mencuri mayat di pemakaman dan bahkan menjadi menginspirasi sejumlah judul film, buku, music dan karya sastra lainnya. Mungkin kalian pernah melihat atau mendengar film Psycho yang rilis tahun 1960, The Texas Chainsaw Massacre yang rilis tahun 1974 atau The Silence of The Lamb yang rilis tahun 1991. Film-film tersebut adalah contoh film yang terinspirasi dari kisah hidup Ed Gein.
ADVERTISEMENT
Ed Gein membuat sejumlah “perlengkapan rumah tangga” dari mayat yang ia curi dari pemakaman. Di rumahnya ditemukan beberapa barang bukti yang cukup mengerikan seperti mangkok dari tengkorak manusia juga beberapa kursi yang dibuat dari kulit manusia. Ed Gein kemudian didakwa atas pembunuhan tingkat pertama dan menjalani sidang tetapi kemudian mengajukan pembelaan bahwa dirinya “tidak sehat secara psikologis” dan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh psikolog klinis dan psikiater, ia dinyatakan mengidap schizophrenia paranoid yang membuatnya ditahan sebentar sebelum kemudian dipindahkan ke rumah sakit jiwa.
Sejumlah dokter kemudian sempat menyatakan bahwa Ed Gein waras untuk diadili sehingga kemudian sidang pun diadakan kembali. Pada akhirnya, oleh hakim yang mengadilinya Ed Gein dinyatakan bersalah atas pembunuhan tingkat pertama. Namun karena dinyatakan gila secara hukum, ia lalu menghabiskan sisa hidupnya di rumah sakit jiwa. Di sinilah psikolog klinis berperan penting dalam melakukan pemeriksaan dan diagnosis, agar jangan sampai terjadi kesalahan dalam memberikan penilaian terhadap kondisi mental seorang pelaku yang nantinya bisa mempengaruhi hasil sidang. Dalam hal ini, psikolog klinis juga harus sangat berhati-hati dan kompeten karena dalam beberapa contoh ada juga kasus di mana psikolog mengalami bias saat melakukan interpretasi.
ADVERTISEMENT
Dalam sidang tindak pidana, psikolog klinis yang menjadi saksi ahli, harus selalu berhati-hati serta kompeten dan sebisa mungkin tidak boleh sampai terjadi bias karena hasil diagnosa serta interpretasinya akan bisa sangat mempengaruhi hasil sidang nantinya.