Konten dari Pengguna

Bakos Dulu, BIG Kini

Fauzi Perdanaputra
Pranata Humas - Badan Informasi Geospasial
25 Agustus 2022 21:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fauzi Perdanaputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Badan Informasi Geospasial. Sumber: BIG
zoom-in-whitePerbesar
Badan Informasi Geospasial. Sumber: BIG
ADVERTISEMENT
Bakorsurtanal Kemudian BIG
Teriakan “Bakos kiri ya, bang!”, pada sopir angkutan perkotaan 08, mungkin sangat akrab bagi telinga penumpang jurusan Pasar Anyar – Citeureup. Ini terutama dirasakan sebelum tahun 2011, namun tak tertutup bagi yang masih punya memori itu, hingga hari ini. “Bakos” selintas seperti nama jajanan. Terdengar nikmat, seakan Bakso Goreng, atau “Bakso Oseng-oseng”. Namun bakos, jauh dari urusan kuliner, atau kenikmatan. Bakos adalah penggalan dari Bakorsurtanal, singkatan dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Ini adalah istilah yang sangat akrab bagi masyarakat Bogor, khususnya Cibinong.
Sebuah pangkalan ojek dekat kantor Badan Informasi Geospasial. Hingga saat ini, masih melekat nama Bakos. Sumber: Badan Informasi Geospasial
Bakorsurtanal didirikan oleh negara, lewat Keputusan Presiden No. 83 Tahun 1969, sebagai lembaga yang punya kewenangan di bidang pemetaan spasial, maupun yang terkait dengannya. Kedudukan lembaga ini setingkat kementerian, dan tugasnya tak seringan penggalan yang penumpang angkot berikan.
ADVERTISEMENT
Lewat Keputusan Presiden No. 94 Tahun 2011, terjadi perubahan. Nama, tugas, fungsi dan kewenangan Bakosurtanal diubah jadi BIG (Badan Informasi Geospasial). Maka sejak 2011 keberadaan BIG, menggantikan Bakosurtanal. Lagi-lagi terhadap perubahan ini, bagi masyarakat umum terutama penumpang angkot 08, kata BIG sering jadi pertanyaan. Nama yang sekilas seperti merek minuman bersoda, atau springbed, bahkan alat tulis BIG, punya tugas apa? Bermacam-macam persepsi hinggap di kepala orang.
Pertanyaan yang kemudian berwujud sebagai aneka persepsi ini, merupakan realitas menarik. Sejak berpuluh tahun Bakos maupun BIG ada di tempat yang sama, tetap tak banyak yang tahu tugas dan fungsi lembaga ini. Munculnya aneka persepsi, jadi ukuran pengenalan terhadap BIG. Namanya yang tak tertancap jelas kaitannya dengan hajat masyarakat banyak, menyebabkan rendahnya pemahaman terhadap fungsi, tugas maupun kewenangan lembaga ini. Bahkan tak jarang, kalangan akademisi juga tak mengenali fungsi BIG. Ratusan pegawai yang berlalu lalang di kawasan ini, maupun peta yang dihasilkannya, seolah tak bermakna.
ADVERTISEMENT
Menyikapi keadaan itu BIG selalu berupaya mengenalkan dirinya pada masyarakat luas. Langkah yang ditempuh bukan hanya dilakukan secara formal. Namun lewat penyebarluasan produk-produk hasil kerja BIG, diharapkan membentuk pemahaman yang lebih jelas kepada masyarakat. Sejak awal dibentuknya, BIG punya kewenangan besar, dalam produksi dan distribubusi informasi geospasial. Ini bukan tanggung jawab yang kecil. Penyediaan informasi ruang kebumian Indonesia adalah kerja besar.
Lingkup Kerja Badan Informasi Geospasial
Istilah informasi geospasial, tak banyak yang tahu. Kalaupun ada yang fasih menjelaskannya, selain pimpinan, staf dan karyawan BIG, mungkin adalah akademisi dengan pendidikan di bidang geografi atau geodesi. Namun jika pertanyaan menyangkut google maps, banyak yang mampu menjelaskan, bahkan sudah memakainya. Sesungguhnya Google Maps adalah wujud informasi geospasial. Kehadirannya sebagai aplikasi digunakan untuk memberi petunjuk arah, saat hendak menuju suatu lokasi. Demikian pula, kebanyakan dari para pembaca saat ada di masa sekolah, SD hingga SMA, pernah memperoleh pelajaran tentang kebumian. Ini termasuk saat membahas ilmu-ilmu dasar geografi, yang membahas jumlah pulau, batas-batas wilayah, seperti apa bentuk pulau-pulau di Indonesia, seluruhnya merupakan informasi geospasial.
ADVERTISEMENT
Maka jika dijabarkan, geospasial yang terdiri dari unsur geo atau geos dan spasial, kurang lebih artinya bumi dan ruang. Jika ini secara formal merujuk pada UU tentang Informasi Geospasial, diartikan sebagai aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek. Ini juga menyangkut kejadian yang ada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi, dalam sistem koordinat tertentu. Informasi geospasial secara sederhana dapat diartikan sebagai informasi mengenai ruang yang berlokasi, terletak dan dalam posisinya di atas permukaan bumi. Saat membuka Google Maps pun, dilihat daratan, lautan beserta objek yang ada di dalamnya, seperti rumah, jalan raya, atau pepohonan. Terlihat adanya aneka objek di permukaan bumi, lewat pengoperasian aplikasi.
Adapun fungsi BIG, melaksanakan kerja pemerintahan di bidang informasi geospasial. Terkait fungsi ini, BIG merumuskan, menyusun program dan rencana serta mengendalikan kebijakan teknis untuk urusan-urusan yang menyangkut informasi geopsasial. Untuk koordinasinya BIG melakukannya Bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Bappenas.
ADVERTISEMENT
Memanfaatkan Informasi Geospasial
Informasi Geospasial yang dihasilkan oleh BIG dapat diakses oleh seluruh masyarakat yang memerlukannya. Ini termasuk kementerian, lembaga negara, pemerintah daerah, sektor swasta, pelajar, mahasiswa, dengan aturan tertentu. Maka mengikuti perkembangan teknologi informasi hari ini, BIG turut mengembangkan beberapa platform digital dalam penyebarluasan informasi geospasial. Contohnya http://srgi.big.go.id, untuk mengakses data jaring kontrol geodesi, atau http://tanahair.indonesia.go.id, untuk mengakses dan mengunduh Peta Rupabumi Indonesia. Selain itu, Badan Informasi Geospasial juga turut mengembangkan aplikasi “google maps” karya anak bangsa yang bernama Peta Kita.
Sebagai penyelenggara Informasi Geospasial di Indonesia, Badan Informasi Geospasial punya peran yang besar bagi pemerintah maupun masyarakat. Bagi pemerintah, BIG menghasilkan informasi geospasial dasar. Ini berguna misalnya untuk menyusun peta RTRW oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Sedangkan bagi masyarakat, informasi yang dihasilkan BIG membuka wawasan tentang kondisi geografis Indonesia beserta kekayaan alam yang dimilikinya. Tanpa BIG tidak akan diketahui jumlah pulau di Indonesia maupun batas Indonesia, dengan negara lain.
ADVERTISEMENT
Tantangan Badan Informasi Geospasial
BIG yang punya tugas besar dalam penyediaan informasi geospasial, hari ini punya tantangan dalam meningkatkan brand awarenessnya kepada masyarakat. Upaya-upaya BIG mengenalkan jati dirinya ditempuh dengan melaksanakan seminar, workshop, pameran maupun berbagai kunjungan dalam rangka promosi. Ini dilakukan di sekolah, universitas, maupun instansi pemerintah. Tidak hanya itu, BIG juga punya perhatian besar pada kaum disabilitas. Upaya yang dilakukan, dengan mengembangkan atlas taktual, bentuk informasi geospasial yang dapat diakses penyandang disabilitas netra. Untuk sosialisasi atlas taktual, dilakukan di SLB di Bogor, Bandung, dan Denpasar.
Hal lain yang dilakukan BIG, mengelola Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP). Sebuah fasilitas yang ada di Yogyakarta, bermanfaat untuk memfasilitasi riset kolaboratif serta pembelajaran tentang informasi geospasial, di kawasan pesisir.
ADVERTISEMENT
Pada fasilitas ini, terdapat sarana riset dan pembelajaran: museum, studio, ruang pendidikan dan pelatihan.Sebagai institusi pemerintah BIG selalu membenahi diri, agar jadi lembaga yang akuntabel dan transparan. Ini dicapai dengan diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015, serta Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001:2016. Tak heran, layanan publik BIG terlaksana dengan standar mutu dan bersih dari suap, korupsi maupun gratifikasi.
Bakosurtanal yang telah berganti nama menjadi Badan Informasi Geospasial, tugas dan tanggung jawabnya sama di bidang informasi geospasial di Indonesia. Nama bakos mungkin tinggal jadi ingatan masyarakat, yang sulit untuk dilupakan. Namun dengan nama baru, ada harapan besar yang ingin dicapai : senantiasa memberikan informasi geospasial yang makin mudah dan merata bagi seluruh kalangan.
ADVERTISEMENT