Konten dari Pengguna

Menjaga Tali Silaturahmi dan Ikatan Kekeluargaan dalam Budaya Betawi

fawaz fadhli rahman
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Hukum Keluarga
23 September 2024 9:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari fawaz fadhli rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tradisi palang pintu Betawi ketika sedang mengadakan hajatan, sumber : Foto asli dari penulis
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi palang pintu Betawi ketika sedang mengadakan hajatan, sumber : Foto asli dari penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mendengar kata Betawi, sudah tidak asing lagi di telinga kita akan keberagaman budayanya, suku Betawi merupakan bentuk dari akulturasi budaya yang terjadi di Jakarta, suku Betawi adalah perpaduan dari berbagai budaya seperti Melayu, Arab, Tionghoa, India, Eropa, dan berbagai suku lain dari Nusantara seperti Sunda dan Jawa. Proses ini berlangsung seiring dengan berkembangnya Jakarta sebagai pusat perdagangan dan interaksi berbagai kelompok etnis. Hasil dari akulturasi ini terlihat pada berbagai aspek budaya Betawi, seperti bahasa, kesenian, pakaian, dan kuliner.
ADVERTISEMENT
Salah satu budaya Betawi yang dikenal memperkokoh tali silaturahmi dan ikatan kekeluargaan adalah tradisi Ngejot, Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Betawi saat mengadakan hajatan, di mana pihak keluarga menyusun bingkisan untuk dikirimkan kepada keluarga besan. Isi bingkisan tersebut bervariasi, mulai dari nasi dan lauk-pauk dalam rantang yang khusus disajikan pada acara ini. Selain besan utama yang terkait langsung dengan acara, bingkisan ini juga dikirimkan kepada besan-besan lain yang memiliki hubungan lebih luas dengan keluarga shohibul hajat, seperti adik, kakak, dan keluarga besar lainnya.
Menurut Dinas Kebudayaan Jakarta, bingkisan rantang ini dikenal dengan nama nasi Jotan, yang berisi bandeng goreng, ayam, daging, serta bahan lain seperti acar, bihun, dan serundeng. Jumlah nasi jotan yang dikirimkan disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga besan. Menariknya, nasi jotan ini juga berfungsi sebagai undangan bagi keluarga besar besan lainnya untuk menghadiri acara tersebut. Jika jarak rumah mereka cukup jauh dari tempat shohibul hajat, mereka bisa menggunakan angkot sewaan, berkonvoi dengan sepeda motor, atau menggunakan mobil untuk menuju acara kondangan.
ADVERTISEMENT
Jadi dapat disimpulkan bahwa tradisi Ngejot dapat memperkokoh tali silaturahmi dan ikatan kekeluargaan antar keluarga mempelai yang nantinya kelak akan Berbesan. Allah SWT Berfirman dalam QS An Nisa Ayat 36
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri." (QS. An Nisa Ayat 36).
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, apapun sukunya, sudah menjadi kewajiban kita sebagai muslim dan warga negara yang baik untuk saling memperkokoh silaturahmi dan menjaga kerukunan dalam beragama dan bernegara.
Fawaz Fadhli Rahman, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta prodi Hukum Keluarga.