Remaja Sehat Bebas Anemia dengan Konsumsi TTD

Anemia atau kondisi kekurangan sel darah merah pada remaja marupakan permasalahan kesehatan yang sering diabaikan. Hasil Riskesdas pada tahun 2018, tercatat sebesar 26,8% anak usia 5-14 tahun menderita anemia dan 32% pada usia 15-24 tahun. Dampak anemia pada remaja tidak hanya menyebabkan remaja mengalami penurunan konsentrasi dan prestasi belajar saja, akan tetapi dampak panjangnya dapat menyumbang angka kejadian stunting pada anak yang dilahirkannya.

Diperlukan perhatian dari berbagai sektor untuk mencegah dan menaggulangi permasalahan anemia tersebut. Pemerintah telah mencanangkan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) melalui sekolah, posyandu remaja dan pelayanan kesehatan. Diharapkan remaja putri minum TTD 1 tablet setiap 1 minggu sekali untuk pencegahan anemia. Akan tetapi fenomena yang terjadi, banyak remaja putri yang enggan mengkonsumsi TTD karena tidak memahami manfaatnya, lupa, tidak mau minum karena rasanya tidak enak dan mual setiap kali minum. Sehingga diperlukan upaya promosi yang lebih gencar kepada remaja untuk rutin mengkonsumsi TTD.

Faktor individu yang bisa berpengaruh terhadap kepatuhan mengkonsumsi TTD diantaranya adalah pengetahuan dan sikap. Pengetahuan tentang pentingnya pencegahan anemia salah satunya dengan konsumsi TTD bisa diakses dengan mudah melalui internet, ataupun edukasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan melalui pendidikan kesehatan di sekolah atau posyandu remaja. Faktor eksternal yang terkait dengan konsumsi TTD diantaranya adalah dukungan dari teman sebaya, orangtua, guru serta fasilitas memperoleh TTD dengan mudah.

Edukasi Tentang Pencegahan Anemia (sumber : dokumen pribadi)