Apakah Overthinking Berbahaya?

Fayaza Zikra Sabila
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya Angkatan 2023
Konten dari Pengguna
3 Desember 2023 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fayaza Zikra Sabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada era serba digital ini, kita sering mendengar istilah overthinking
Ilustrasi Overthinking: Sumber: Shutterstock
terutama pada remaja hingga orang dewasa. Apakah Anda juga sering mengalami overthinking? Nah, jika iya, Anda harus mulai mewaspadai hal ini karena akan berdampak pada kesehatan mental, fisik, dan emosional Anda.
ADVERTISEMENT
Overthinking merupakan kondisi saat kita memikirkan suatu hal secara berlebihan, baik memikirkan dan mengkhawatirkan masalah pribadi seperti kisah percintaan, pekerjaan, sampai persoalan hidup. entah itu masa kini bahkan bisa sampai masa depan. Hal ini sangat berdampak pada kesehatan mental salah satunya adalah dapat memicu terjadinya stres yang dapat memengaruhi fungsi otak.
Harvard Medical School melakukan penelitian terhadap otak manusia yang berusia 60-70 tahun vs otak manusia yang berusia 100 tahun, para peneliti mengungkapkan bahwa mereka yang meninggal pada usia di bawah 30 tahun memiliki kadar protein yang menenangkan aktivitas otak secara signifikan lebih rendah. Berpikir ekstra menyebabkan aktivitas otak berlebih, sehingga menghabiskan protein.
Jadi pada intinya, kita tidak bisa memaksakan otak kita untuk berpikir terlalu keras karena otak kita juga mempunyai kapasitas tertentu dalam bekerja sehingga jika kita melakukan hal tersebut akan berdampak pada fungsi otak lainnya. Tidak hanya itu saja bahkan bisa mempengaruhi suasa hati, kecemasan, dan kesehatan lainnya secara fisik.
ADVERTISEMENT
Mengapa Overthinking Bisa Memengaruhi Otak?
Ilustrasi Otak Manusia. Sumber: Shutterstock
Untuk memahami mengapa overhinking mempengaruhi pemikiran bahkan kesehetan fisik, penting bagi kita untuk memahami sedikit tentang cara kerja otak.
Pada dasarnya otak kita sangat berperan besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Contohnya ketika kita berada dalam situasi berbahaya maka otak akan mengaktifkan sympathetic nervous atau yang biasa disebut dengan the fight or flight response.
Ini merupakan proses saat amigdala (bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur perasaan) akan bereaksi pada ancaman yang muncul, kemudian dilanjut oleh hypothalamus (sistem saraf sympathetic nervous) yang bertugas untuk melepaskan hormon adrenaline dan berlanjut pada adrenal cortex (hormon) yang berfungsi melepas cortisol untuk kewaspadaan yang lebih lanjut.
“Inilah sebabnya mengapa Anda mungkin lebih pelupa saat sedang stres atau bahkan mungkin mengalami penyimpangan ingatan selama peristiwa traumatis,” Dr. Ressler.
ADVERTISEMENT
Hal ini disebabkan karena bagian otak amigdala mengambil alih, meninggalkan bagian otak lainnya untuk membantu melakukan tugas-tugas tingkat tinggi dan mengatur perasaan saat berada dalam kondisi bahaya ataupun traumatis. Selain itu tubuh kita juga akan merespons secara spontan saat kita mengalami hal tersebut seperti mata melotot, mulut kering, napas cepat, jantung berdetak cepat, otot tegang, pencernaan lambat, dan tangan berkeringat.
Jadi, otak mempunyai kapasitas tertentu dalam bekerja yang jika dipaksakan akan berdampak negatif, baik secara mental maupun fisik.
Apa Itu Neurotransmitter?
Kemudian overthinking tidak hanya memengaruhi otak tapi juga mempengaruhi sel saraf dalam tubuh manusia lho, yaitu neurotransmitter.
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai neurotransmitter maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan neurotransmitter.
ADVERTISEMENT
Neurotransmitter adalah sel yang terdapat dalam tubuh manusia, berjumlah jutaan bahkan sampai milyaran dan berfungsi sebagai wadah penghantar impuls (rangsangan) yang dihantarkan dari satu syaraf ke syaraf lain. Contohnya jika Anda bertemu sahabat atau keluarga di suatu tempat lalu anda hendak bersalaman dengan mereka, maka otak memerintahkan impuls yang kemudian dihantarkan menuju tangan kanan, sehingga tangan kanan kita terangkat dan mampu untuk bersalaman dengan orang lain. Saking cepatnya impuls ini bekerja dalam sel syaraf dan otak sampai pergerakannya seolah seperti cahaya.
Kemudian terdapat neurotransmitter yang bertugas untuk mengontrol stres dalam tubuh, yaitu Norepinefrin.
Nerepinefrin atau norandrenaline adalah hormon stres yang dilepaskan ke dalam darah dari dalam kelenjar adrenaline. Hormon ini berfungsi sebagai penyalur sel saraf ke sel saraf lain, sel otot, atau sel kelenjar. Hormon ini akan muncul ketika tubuh kita merespons suatu bahaya atau stress. Selain itu, jika terlalu sedikit neropinefrin di dalam tubuh kita maka akan memunculkan dampak negatif seperti depresi, dan jika terlalu banyak maka akan memicu terjadinya keadaan gelisah.
ADVERTISEMENT
Lalu Bagaimana Kita Bisa Memikirkan Banyak Hal?
Sering sekali kita berkhayal saat sedang melamun atau bahkan memikirkan masa depan saat sedang melihat langit. Pola pikir itu bekerja bagaikan ramalan bintang di kepala kita, pikiran-pikiran tersebutlah yang dinamai sebagai “Default Mode Network”.
Penemuan jaringan ini terjadi pada pertengahan abad ke-20 oleh para ahli saraf secara tidak sengaja. Default mode network membentuk bagian-bagian di otak yang sedang beristirahat, dan jaringan ini akan langsung bekerja saat kita tidak fokus terhadap sesuatu. Jaringan ini berlangsung di bagian lobus frontal atau pusat ingatan dan kognisi. Inilah yang membuat kita berimajinasi entah itu memikirkan tentang masa depan sampai mengenang masa lalu.
Cara Mengolala Pikiran Agar Tidak Memengaruhi Fungsi Otak
Ilustrasi Berkonsultasi Kepada Psikolog. Sumber: Shutterstock
1. Tidur Malam yang Cukup
ADVERTISEMENT
Ketika anda dapat tertidur dengan cukup dan nyenyak maka akan memperbaiki fungsi otak secara optimal. Sebab, saat kita tertidur amigdala akan bekerja untuk berkomunikasi dengan bagian otak lain untuk mengendalikan emosi, sehingga tertidur akan lebih banyak mengingat kenangan yang netral daripada kenangan yang tidak menyenangkan.
2. Meminta Bantuan Kepada Orang Lain Saat Mengalami Banyak Pikiran
Apabila anda mengalami kondisi yang sangat berat dan merasa sangat terbebani cobalah untuk meminta solusi kepada orang terdekat anda atau ahli psikologi. Dengan demikian, Anda akan bisa lebih baik dalam mengontrol emosi dan akan mencapai kesehatan otak yang lebih baik.
3. Fokus Terhadap Hal yang Anda Anggap Penting
Setiap orang pasti memiliki kesibukan masing-masing, barangkali ada beberapa kesibukan itu yang justru menjadi pemicu stress dan overthinking. Oleh karena itu, cobalah untuk fokus terhadap hal-hal untuk mencapai tujuan yang terdekat dan cobalah untuk selalu memikirkan sisi positif dari setiap kesibukan itu.
ADVERTISEMENT
Referensi
Yunus, M. (2014). Mindset Revolution. Semarang: JB Publisher.
Flegal, Kristin, E & Anderson, C, Michael. (2008). Overghinking skilled motor performance: Or why those who teach can’t do. Psychonomic Bulletin & Review, 15 (5), 927-932.