Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Calon Presiden 2024: Kenapa Nama Nadiem Makarim Tidak Pernah Disebutkan?
6 Mei 2021 11:52 WIB
Tulisan dari Fayez Ghazi Mutasim Adesta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa lembaga survei belakangan ini merilis hasil survei mengenai siapa sosok yang pantas menjadi calon presiden Republik Indonesia 2024. Dua lembaga survei besar secara konsisten menunjukkan lima nama tokoh yang selalu berada di daftar lima besar calon presiden 2024.
ADVERTISEMENT
Kelima nama tersebut adalah Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
Berdasarkan survei SMRC, nama Presiden Joko Widodo berada di posisi nomor satu, diikuti oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto yang menempati urutan kedua dengan persentase 13.4%.
Survei nasional yang dilakukan oleh SMRC pada 28 Februari-8 Maret 2021 itu melibatkan 1,064 responden yang dipilih secara acak(random sampling) dan diwawancarai secara tatap muka menghasilkan hasil sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Charta Politika Indonesia
Sedangkan survei yang dilakukan oleh Charta Politika Indonesia menghasilkan nama Prabowo Subianto yang menempati urutan teratas dengan persentase 19.4%. Ini diikuti oleh Ganjar Pranowo dengan 16.0% dan Anies Baswedan dengan 12.6%.
Survei yang dilakukan oleh Charta Politika Indonesia pada 20-24 Maret 2021 menggunakan metode sampling pengacakan sistematis dengan 1,200 responden. Mengenai demografi umur responden-responden ini adalah warga negara Indonesia yang sekurang-kurangnya berusia 17 tahun.
Hasil survei adalah sebagai berikut:
Di mana nama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi?
Dari 2 lembaga survei yang besar dan secara relatif reliable ini, tidak satu pun survei yang sekalipun menyebutkan nama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim. Walaupun saya pribadi tidak mendukung beliau untuk menjadi calon presiden, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini beliau dapat menjadi pesaing berat bagi lima nama yang disebutkan di atas.
ADVERTISEMENT
Alasan mengapa saya berpendapat begitu adalah karena beberapa faktor. Pertama, posisi beliau sebagai anak muda yang menduduki jabatan Menteri di kementerian yang luar biasa besar. Setelah Presiden Jokowi memutuskan untuk menggabungkan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan dan Kementerian Riset dan Teknologi menjadi satu, beliau memilih Nadiem Makarim untuk memimpin kementerian tersebut. Hal ini secara otomatis memberikan Nadiem panggung politik yang besar, terlebih lagi jika gagasan Merdeka Belajar beliau sukses.
Kedua, kedekatan beliau dengan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Kurang dari sebulan yang lalu, Nadiem menemui Ketua Umum PDIP, Megawati untuk berdiskusi mengenai strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Belajar Pancasila. Apakah hanya sebatas diskusi mengenai topik itu saja? Kita tidak tahu tapi yang jelas, tidak semua menteri dapat berdiskusi langsung dengan Megawati. Perlu digarisbawahi bahwa PDIP yang dipimpin oleh Megawati adalah satu-satunya Partai Politik yang mempunyai 20% kursi di DPR, ini berarti, PDIP tidak perlu berkoalisi dengan Partai Politik lain untuk mencalonkan pasangan presiden dan wakil Ppesiden pada tahun 2024 nanti. Jadi, kedekatan dengan Jokowi dan Megawati adalah poin plus untuk seseorang yang ini menjadi Calon Presiden.
ADVERTISEMENT
Ketiga, status beliau sebagai salah satu menteri terkaya di Kabinet Kerja Presiden Jokowi. Berdasarkan laporan dari LHKPN pada tanggal 19 Desember 2019, Nadiem Makarim mempunyai total kekayaan sebanyak Rp1,225,006,640,485. Pernyataan bahwa seseorang yang ingin mencalonkan diri menjadi pejabat publik haruslah "bermodal" adalah rahasia umum. Nadiem Makarim jelas mempunyai modal secara finansial jika beliau ingin maju sebagai calon presiden pada tahun 2024 nanti.
Kita perlu ingat bahwa survei bukanlah penentu siapa yang akan maju nanti. 10 tahun yang lalu, ada banyak nama-nama calon presiden yang keluar di hasil survei kecuali nama Joko Widodo. Namun, tiga tahun kemudian Joko Widodo-lah yang memenangi kontestasi Pemilihan Presiden 2014. Pesta demokrasi masih jauh, kita tidak tahu apa yang akan terjadi sampai KPU (atau MK) memutuskan pemenangnya tetapi yang pasti, always expect surprises from Indonesian politics.
ADVERTISEMENT