Konten dari Pengguna

Wujudkan Generasi Emas Melalui Pendidikan Karakter

Febia Ghina Tsuraya
Mahasiswi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
27 November 2022 13:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Febia Ghina Tsuraya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Generasi Emas yang akan turut memajukan Indonesia (Sumber: Dokumen Pribadi).
zoom-in-whitePerbesar
Generasi Emas yang akan turut memajukan Indonesia (Sumber: Dokumen Pribadi).
ADVERTISEMENT
Pada zaman sekarang atau biasa disebut zaman milenial, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi berkembang sangat pesat. Perkembangan teknologi yang pesat tentunya sangat berpengaruh di kehidupan masyarakat, salah satunya karakteristik anak. Apabila ada asumsi yang menyatakan anak pada zaman dulu karakteristiknya lebih baik, sepertinya asumsi itu benar. Melihat sikap kebanyakan anak zaman sekarang membuat orang tua mengelus dada. Peserta didik di SD sering terjadi perdebatan terhadap guru dan orang tuanya, merokok, berkelahi dengan temannya yang menyebabkan permasalahan yang serius, menggunakan obat-obat terlarang bahkan sampai melakukan tindak asusila.
ADVERTISEMENT
Karakter adalah wujud manusia yang abstrak berupa tingkah laku dan kebiasaan yang dapat menjadi identitas bagi individu. Karakter dalam diri seseorang dapat diwujudkan melalui pembelajaran sepanjang hidupnya. Pada dasarnya ada dua jenis klasifikasi karakter dalam kehidupan sehari-hari, yaitu karakter baik dan karakter buruk.
Pendidikan karakter merupakan konteks yang sangat penting guna mengatasi kehilangan karakter baik pada generasi Indonesia. Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memperkuat potensi peserta didik untuk mengembangkan karakter pribadinya agar menjadi pribadi yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan. Pendidikan karakter terus-menerus dilakukan dan sangat penting untuk ditanamkan dan diajarkan kepada peserta didik untuk menjadi generasi emas.
Pendidikan karakter memiliki fungsi untuk membangun karakter peserta didik menjadi pribadi yang beradab, berkarakter, mempunyai perilaku baik dan berakhlak mulia. Tujuan pendidikan karakter merupakan untuk membangun bangsa yang tangguh, berakhlak mulia, berkarakter, beradab, bertoleransi dan suka bergotong-royong. Agar dapat terwujudnya pendidikan karakter tersebut, pengajar wajib menanam serta mangajarkan terlebih dulu nilai-nilai penciptaan karakter kepada peserta didik meliputi: kedisiplinan, kesopanan, tanggung jawab, jujur, semangat kebangsaan, peduli sesama, mandiri, peduli terhadap lingkungan, cinta tanah air, cinta damai, sifat demokratis dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2035 memiliki populasi sumber daya manusia di umur produktif dengan jumlah yang sangat luar biasa. Hal ini merupakan sebuah kesempatan emas untuk Indonesia menjadi negara yang lebih maju. Jika kesempatan emas ini dikelola dengan tepat, Indonesia bisa mendapatkan bonus demografi (demographic dividend) yang sangat berharga. Dan pada generasi inilah yang disebut dengan generasi emas.
Di usia 100 tahun atau pada tahun 2045 Indonesia ditargetkan masuk kedalam jajaran 5 negara dengan perekonomian terbesar di dunia serta mampu sejajar dan bersaing dengan negara adidaya sebagai negara maju. Generasi emas yang menjadi harapan dapat mengembangkan Indonesia menjadi negara maju. Untuk menjadikan negara kita sebagai negara yang maju, generasi yang dihasilkan pun harus berkarakter, bermoral, dan berakhlak mulia. Dan untuk mewujudkan generasi emas salah satunya melalui pendidikan karakter.
ADVERTISEMENT
Pendidikan karakter perlu ditanamkan dan diajarkan pada anak-anak generasi emas sejak mereka sudah mulai mengenal sekolah, yaitu saat mereka memasuki playgroup atau taman kanak-kanak. Dalam pengimplementasian pendidikan karakter, gurulah yang mempunyai peranan penting didalamnya. Guru diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik secara sistematis yang di dalamnya terdapat aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
Selain itu, peran guru dalam pengimplematasian pendidikan karakter ini mencakup 3 aspek, yaitu aspek pengetahuan, perasaan dan tindakan. Aspek ini merupakan asupan pembentukan moralitas dan karakter dalam menentukan sikap yang akan diterima oleh peserta didik.
Beberapa hal sederhana yang harus diperhatikan oleh guru sebagai pendidik guna membangun karakter pada peserta didik:
• Guru harus mengenal peserta didiknya
ADVERTISEMENT
Mengenal disini bukan berarti hanya tentang kebutuhan cara belajar maupun gaya belajarnya saja. Melainkan mengenal peserta didik tentang sifat, minat dan bakat masing-masing peserta didiknya sebagai individu yang berbeda satu sama lain.
• Guru dapat menempatkan diri sebagai contoh bagi peserta didiknya
Guru merupakan role model bagi peserta didiknya, yang berarti guru akan dijadikan contoh dalam berperilaku. Sikap guru sedikit banyaknya akan mempengaruhi sikap peserta didik terhadap sesamanya. Oleh sebab itu, guru harus lebih dulu memantapkan karakter diri sendiri dan harus berusaha menghindari perilaku tercela.
• Tidak hanya menilai peserta didik dari hasil akademisnya saja, melainkan juga mengapresiasikan usaha peserta didik
Peserta didik yang tidak dapat meraih skor nilai tinggi, belum pasti karena dia malas dan tidak belajar. Guru harus mengapresiasi usahanya yang telah ia lakukan dan tidak mengecam nilainya yang belum tinggi. Hal tersebut dapat menciptakan karakter peserta didik yang memiliki rasa ingin belajar tinggi dan selalu ingin memperbaiki diri.
ADVERTISEMENT
• Mengajarkan nilai-nilai moral yang terselip pada setiap mata pelajaran
Guru harus mengembangkan nilai-nilai moral yang ada di setiap mata pelajarannya. Misalnya saat mengerjakan soal matematika, guru harus mengajarkannya bahwa dengan mengerjakan soal matematika peserta didik harus bersabar, penuh ketelitian dan menganalisa menggunakan logika. Hal tersebut dapat menciptakan karakter peserta didik yang teliti dan cerdas menggunakan logika dalam menghadapi masalah.