Konten dari Pengguna

Mendapat 2 Penghargaan pada Konferensi Internasional

Nia Febriana
Dokter gigi yg bekerja sebagai PNS di Deputi Bidang Rehabilitasi, Badan Narkotika Nasional.
19 Maret 2021 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nia Febriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang mendapat penghargaan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang mendapat penghargaan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
LPDP sebagai sponsor pendidikan saya dalam melanjutkan S2 memberikan dukungan untuk mengikuti konferensi internasional. Dari awal masuk kuliah, saya sangat penasaran dengan konferensi internasional ini, apalagi kita bebas mengikuti konferensi yang diselenggarakan di luar negeri. Bahkan dengan beberapa rekan LPDP lainnya, saya sempat janjian untuk mengikuti konferensi bersama di salah satu negara Eropa.
ADVERTISEMENT
Namun, pada awal tahun 2020 terjadi pandemi COVID-19 yang telah menyebar secara global. Sehingga diberlakukan pembatasan dalam melakukan perjalanan termasuk ke luar negeri. Oleh karena itu, pupus sudah harapan saya untuk dapat mengikuti konferensi internasional di negara lain. Tapi, keinginan untuk mengikuti konferensi internasional tidak pernah surut.
The 5th International Conference of Hospital Administration
Pada bulan Juli 2020, seorang teman menginformasikan bahwa akan ada konferensi internasional yang diadakan di Yogyakarta, yaitu The 5th International Conference of Hospital Administration (ICHA). Konferensi tersebut yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 dan dilakukan secara online. ICHA merupakan konferensi internasional untuk memaparkan hasil penelitian dan study yang terfokus pada bidang Administrasi Rumah Sakit, sesuai dengan pendidikan yang sedang saya tempuh.
ADVERTISEMENT
Bagi saya, dengan mengikuti konferensi internasional, selain untuk menambah pengalaman, juga sebagai sarana untuk menyelesaikan mata kuliah publikasi. Publikasi merupakan salah satu persyaratan kelulusan S2 di Universitas Indonesia, yaitu dengan menulis artikel ilmiah hingga artikel tersebut dinyatakan diterima untuk diterbitkan di jurnal ilmiah, baik yang terakreditasi secara nasional maupun internasional.
Pemilihan tema dan penulisan artikel
Menulis artikel ilmiah bukan hal yang mudah bagi saya, karena artikel ilmiah terakhir yang saya tulis adalah skripsi, yang berarti belasan tahun lalu. Oleh karena itu, untuk mempersiapkan agar dapat menulis artikel ilmiah yang baik, saya mengikuti beberapa seminar penulisan ilmiah yang diadakan oleh pihak UI maupun pihak lain.
Dalam penentuan tema pun saya harus membaca banyak referensi hingga dapat menemukan tema yang sesuai. Dan tantangan terbesar saya adalah dalam menentukan metode penelitian. Tema penelitian harus sejalan dalam bidang kerumahsakitan, sedangkan saya adalah seorang ASN Badan Narkotika Nasional, sehingga tidak dapat menggunakan data di instansi untuk kepentingan penulisan ilmiah ini. Untuk pengajuan izin penelitian di sebuah rumah sakit, pasti juga memerlukan waktu yang relatif lama, sehingga khawatir tidak dapat menyelesaikan artikel dengan tepat waktu. Dengan beberapa pertimbangan tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk menulis artikel ilmiah dengan metode systematic review and meta-analysis.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, maka saya pun memulai penulisan artikel saya. Tema artikel saya adalah terkait persiapan rumah sakit dalam menghadapi pandemi COVID-19, dan mengambil judul “Surge Capacity: Hospital Response Againts Covid-19. A Systematic Review”.
Setelah abstract artikel dinyatakan diterima, maka saya segera menyelesaikan penulisan saya. Penulisan systematic review berbeda dengan penelitian pada umumnya. Systematic review ini mengharuskan saya membaca ratusan hingga ribuan referensi hingga didapatkan artikel yang benar-benar sesuai dengan kriteria inklusi dan akan dikaji dalam artikel saya. Setelah melalui beberapa tahap penyaringan dan penilaian, maka dari 1.552 artikel yang saya dapat, diperoleh 9 artikel yang sesuai. Sembilan artikel ini, dikaji dari beberapa aspek surge capacity atau lonjakan kapasitas di rumah sakit akibat pandemi COVID-19 seperti space, staff, stuff, dan system.
ADVERTISEMENT
Hasilnya berupa gambaran surge capacity dari beberapa negara lain dalam menghadapi COVID-19, sehingga dapat menjadi referensi bagi rumah sakit dan pengambil kebijakan di Indonesia dalam mempersiapkan rumah sakit untuk menghadapi COVID-19.
Persiapan konferensi
Setelah artikel telah selesai ditulis, maka saya harus beralih untuk mempersiapkan presentasi. Presentasi akan dilakukan secara online dengan menyajikan sebuah video presentasi dalam Bahasa Inggris oleh para presenter. Membuat video presentasi merupakan hal baru juga bagi saya. Sehingga agar dapat membuat video presentasi yang baik, saya mempelajari cara-cara pembuatan video presentasi melalui youtube dan berbagai tulisan pengalaman orang lain dalam menghadiri konferensi. Dan tentunya saya berlatih untuk berbicara dalam Bahasa Inggris, karena dalam penyelenggaraan konferensi sepenuhnya akan dilaksanakan dalam Bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Melalui beberapa referensi yang saya pelajari, terdapat beberapa tips dalam menyusun presentasi dan membuat video presentasi. Video harus dibuat semenarik mungkin, namun tidak boleh meninggalkan kaidah presentasi yang baik, yaitu tulisan harus singkat namun jelas, seluruh komponen penelitian digambarkan secara lengkap, suara jelas dan dapat dimengerti, serta durasi video tidak terlalu lama. Karena jika terlalu lama, audiens dapat menjadi bosan, dan jika terlalu singkat, khawatir tidak semua komponen penting penelitian dapat ditampilkan.
Pelaksanaan konferensi
Hari pelaksanaan konferensi tiba. Konferensi dibuka oleh beberapa keynote speaker dari dalam dan luar negeri. Untuk waktu presentasi, kami para peserta telah mendapatkan jadwal masing-masing untuk memaparkan hasil studi. Selain pemaparan hasil studi, artikel kami juga akan di-review oleh para reviewer secara langsung dan tentunya ada sesi tanya jawab dari para reviewer serta audiens lainnya.
ADVERTISEMENT
Giliran presentasi tiba, dan alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Video dapat diputar dengan lancar, tidak ada kendala teknis. Beberapa pertanyaan dari para reviewer juga dapat dijawab dengan baik dan memuaskan.
Konferensi berlangsung selama dua hari. Dan pada penghujung acara dilakukan pengumuman beberapa penghargaan bagi para peserta konferensi. Jujur saya tidak berharap untuk mendapatkan penghargaan pada konferensi kali ini, karena ini merupakan konferensi internasional pertama saya, dan juga artikel ilmiah pertama saya setelah skripsi pada pendidikan sebelumnya.
Namun tidak disangka, atas izin Allah saya mendapatkan penghargaan sebagai Best Oral Presenter. Senang sekali saya saat itu, sehingga langsung menghubungi dosen pembimbing akademik untuk menyampaikan kabar gembira ini. Belum selesai menghubungi beliau, nama saya kembali disebut untuk mendapatkan penghargaan kedua yaitu 2nd Best Paper dalam tema Quality, Patient Safety, And Service. Selanjutnya artikel saya tersebut juga dinyatakan telah diterima di salah satu jurnal internasional terindeks Scopus.
ADVERTISEMENT
Penghargaan tersebut menjadi motor semangat pada diri saya untuk ingin terus belajar menulis sehingga dapat menyajikan tulisan dengan lebih baik lagi. Selain itu, melalui tulisan, saya ingin berkontribusi bagi dunia literasi di Indonesia.
Foto: dokumentasi pribadi