Konten dari Pengguna

Penyesalan Seorang Pecandu Narkoba

Nia Febriana
Dokter gigi yg bekerja sebagai PNS di Deputi Bidang Rehabilitasi, Badan Narkotika Nasional.
4 Oktober 2021 16:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nia Febriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: orang yang putus asa dalam kesendirian. Sumber: Anemone123 dari Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: orang yang putus asa dalam kesendirian. Sumber: Anemone123 dari Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Sebut saja namanya Dino.
Salah seorang klien pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi penyalahgunaan narkotika di salah satu lembaga rehabilitasi narkoba milik pemerintah tempatku bekerja. Sosok yang dikenal ramah dan ringan tangan di antara klien-klien lainnya. Ia sudah berada di lembaga rehabilitasi ini selama lima bulan. Dan sekarang Ia berada pada fase re-entry yang merupakan fase terakhir dari seluruh rangkaian rehabilitasi dengan metode Terapheutic Community di lembaga rehabilitasi ketergantungan narkoba ini. Sejauh ini, proses rehabilitasi Dino termasuk lancar dan menunjukkan perkembangan yang baik.
ADVERTISEMENT
Dino merupakan penyalahgunaan narkoba jenis sabu-sabu. Sabu-sabu atau yang dikenal dengan methamphetamine maupun crystal meth merupakan zat yang bersifat stimulasi sistem saraf pusat. Sabu-sabu dapat berbentuk kristal putih seperti pecahan kaca, bubuk dan ada pula yang berbentuk cair. Sabu tidak berbau namun berasa pahit. Sebenarnya methamphetamine merupakan obat untuk membantu penderita gangguan hiperaktivitas dan narkolepsi atau gangguan serangan tidur. Namun, zat ini sering disalahgunakan hingga menyebabkan kecanduan.
Dino berkenalan dengan zat ini sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sebelum menggunakan sabu, Dino aktif merokok dan juga menghisap ganja. Dino sering membolos dan prestasi di sekolahnya juga buruk. Saat membolos, ia sering nongkrong dengan teman-temannya untuk menghisap rokok maupun ganja. Pada saat akan ujian kelulusan, Dino yang jarang belajar diajak oleh temannya oleh temannya untuk mengkonsumsi sabu. Tujuannya agar meningkatkan stamina sehingga bisa begadang untuk belajar kelulusan sekolah.
ADVERTISEMENT
Sabu selain dihisap melalui hidung juga dapat dikonsumsi melalui berbagai cara, seperti dijadikan rokok, ditelan seperti pil atau disuntikkan. Sabu yang masuk ke dalam tubuh akan meningkatkan dopamine dalam otak sehingga orang yang mengkonsumsi sabu akan merasa bersemangat, percaya diri, bahagia dan penuh energi.
Dino yang telanjur menggunakan sabu, tidak dapat menghentikan pemakaian sabu meski sudah selesai ujian. Setelah lulus dari sekolah menengah pertama dan melanjutkan ke sekolah menengah atas, Dino semakin sering menggunakan sabu. Bahkan dosis dan frekuensinya sudah jauh meningkat dibanding saat awal menggunakannya. Semakin lama ia tidak bisa mengontrol penggunaan sabu-nya. Dia akan merasa cemas hingga paranoid, kebingungan, tidak percaya diri dan menjadi lebih agresif jika tidak menggunakan sabu.
ADVERTISEMENT
Bertahun-tahun Dino menggunakan sabu, namun kedua orang tuanya dan keluarga tidak mengetahuinya. Ayah dan ibunya sibuk bekerja dan sering pergi keluar kota. Secara finansial, Dino tidak pernah merasa kekurangan malahan berlebihan. Namun, karena sifat agresifnya yang semakin meningkat karena efek pemakaian sabu, membuat Dino sering terlibat masalah baik di sekolah maupun dengan teman-teman lainnya. Dari situlah akhirnya orang tua Dino mengetahui bahwa ia adalah pecandu narkoba.
Setelah lulus SMA, Dino melanjutkan kuliah di luar negeri untuk menghindari teman-teman sesama pengguna. Namun, bukan menjadi lebih baik, malah kondisi kecanduan Dino semakin bertambah parah. Berbagai pengobatan dan terapi dijalani Dino untuk lepas dari ketergantungannya, namun belum ada yang membuahkan hasil.
Kuliah Dino berantakan. Hidupnya pun hancur tak memiliki masa depan. Sehari-hari Dino hanya disibukkan dengan memikirkan bagaimana caranya agar mendapat sabu dan menggunakannya. Oleh karena itu, ia dibawa pulang ke Indonesia oleh kedua orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Pulang ke Indonesia dan dekat dengan orang tua masih belum dapat membawa Dino lepas dari belenggu narkoba. Bahkan beberapa kali Dino berurusan dengan pihak berwajib karena kedapatan menggunakan narkoba. Ibu Dino yang tadinya bekerja, memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan fokus untuk proses pengobatan Dino.
Entah sudah berapa banyak harta orang tuanya yang telah diselewengkan Dino untuk membeli narkoba. Dan entah berapa banyak pula harta, waktu dan energi yang dihabiskan untuk upaya pengobatan Dino agar berhenti dari kecanduan narkoba. Keluarga Dino menjadi berantakan. Sistem dalam keluarga rusak dan seolah-olah semua anggota menjadi pesakitan.
Pada suatu hari, ibu Dino yang dengan sabar mendampinginya jatuh sakit dan meninggal dunia. Kematian ibunya ini memberikan pukulan berat bagi Dino. Ia merasa sangat kehilangan sosok yang selama ini selalu mendukungnya. Berpulangnya sang ibu telah menumbuhkan rasa penyesalan mendalam bagi Dino, dan menjadi titik balik baginya. Ia sangat menyesal karena hingga akhir hayat ibunda, ia belum memberikan kebahagiaan. Ia merasa belum pernah dengan pantas menjadi anak yang membanggakan. Malah sebaliknya, ia hanya memberikan berbagai masalah dan penderitaan.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, dengan ditemani ayahnya, Dino melaporkan dirinya sebagai pecandu narkoba dan berkeinginan untuk mendapatkan rehabilitasi. Perjalanan panjang yang penuh liku inilah yang membawa Dino menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial di lembaga rehabilitasi milik pemerintah ini. Dalam proses rehabilitasi, ia menjalaninya dengan baik, sebagai bentuk penyesalannya kepada sang ibunda. Dino menyesal telah merusak masa depannya sendiri, membawa kehancuran bagi keluarga bahkan kehilangan orang yang benar-benar menyayanginya secara tulus.
Dino sempat menyampaikan kepada saya, andai waktu bisa diputar kembali, maka ia ingin bisa sekolah dengan baik dan menjadi aparat yang membanggakan. Ia akan menumpas habis para bandar dan pengedar narkoba, agar tak ada lagi korban seperti dirinya. Sehingga semua orang dapat mengendalikan hidupnya secara sadar, bertanggung jawab mencapai cita-cita dan masa depan yang diimpikan tanpa adanya ketergantungan terhadap barang haram yang bernama narkoba.
ADVERTISEMENT