Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa KKN UNTAG dan Kedai Temu Gelar Kompetisi Lato-Lato di Desa Banggle
19 Januari 2023 9:45 WIB
Tulisan dari Febriana Sapphire Sani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah tren selalu hadir dengan berbagai macam nama maupun tema yang silih berganti bahkan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat luas dalam waktu yang singkat. Tren pun tidak selalu dibuat karena ada sesuatu hal yang baru saja, tetapi juga dapat berasal dari tren tahun sebelumnya yang pernah viral. Seperti pada permainan Lato-Lato yang saat ini sedang ramai dimainkan dari berbagai kalangan. Munculnya kembali permainan ini bisa menjadi suatu magnet Fear of Missing Out (Fomo), atau salah satu karakteristik kuat dari generasi Z yang lahir dari tahun 1995-2012. Salah satu contohnya adalah mereka seringkali berlomba dalam mengejar apapun untuk mendapatkan kepopuleran, karena takut dikatakan ketinggalan zaman.
ADVERTISEMENT
Meski viralnya Lato-Lato atau yang biasa disebut dengan permainan ‘eteketek’ ini dapat menimbulkan pro kontra dan diyakini mampu membahayakan keselamatan anak-anak. Akan tetapi jika dilihat dari segi positifnya banyak juga yang memanfaatkan kesempatan ini sebagai peluang besar terutama bagi UMKM. Sebab tidak sedikit pula para pelaku usaha UMKM yang memperjualbelikan permainan Lato-Lato di tempat umum bahkan menjadikannya sebagai ajang adu kreatifitas anak, salah satunya yaitu UMKM Kedai Temu.
Pak Bagus Chandra Saputra selaku owner dari Kedai Temu mengungkapkan, bahwa kompetisi Lato-Lato ini dilaksanakan karena adanya usulan dari sejumlah masyarakat. Sehingga beberapa mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 di bawah bimbingan Pak Mochammad Fredy, S.Pd., M.Pd ini pun merealisasikan usulan dari warga tersebut dan memberikan inovasi baru dengan berhasil menggelar kompetisi Lato-Lato di halaman Kedai Temu tepatnya Jalan Raya Banggle RT 04 RW 02 Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Kamis (12/1) pukul 15.00.
Kompetisi perdana yang diadakan oleh beberapa mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ini ternyata mampu menarik rasa antusias yang sangat luar biasa dari anak-anak desa Banggle dengan mencapai hampir 60 orang. Ditambah lagi, dengan biaya pendaftaran yang terjangkau, sehingga bagi para calon perserta yang ditargetkan untuk anak sekolah dasar dapat dengan mudah mengikuti perlombaan ini.
ADVERTISEMENT
Melihat dari faktor tersebut, maka tidak heran jika antusias akan perlombaan Lato-Lato ini dapat melonjak naik sampai menembus kuping masyarakat desa lain, tidak hanya terbatas di area sekitar desa Banggle saja. Melalui peluang kesempatan yang ada ini, Pak Bagus berharap kompetisi Lato-Lato dapat menimbulkan dampak positif baik dengan lebih berfokus pada permainan tradisional daripada permainan gadget. Lomba ini diadakan selain untuk sebagai sebuah wadah yang tepat untuk anak-anak bermain sesuai pada tempatnya, melainkan juga dapat meningkatkan brand awareness maupun keuntungan profit bagi UMKM Kedai Temu.
Keseruan kompetisi Lato-Lato di Kedai Temu ini dapat terlihat dari banyaknya pengunjung. Sebab dirasa memiliki perbedaan kompetisi Lato-Lato ini dengan ajang perlombaan lainnya, salah satunya pada teknis penilaian. Dimana tidak hanya dilihat dari seberapa lama bertahan dalam memainkan Lato-Lato saja, tetapi dinilai dari segi kreativitasnya untuk memperagakan beberapa gaya freestyle. Selain itu, akan menambah point plus apabila peserta mampu melewati rintangan yang telah disiapkan sebelumnya di dalam setiap babak. Apalagi juara 1, 2, dan 3 yang nantinya dapat memperebutkan uang ratusan ribu rupiah sekaligus doorprize. Sehingga tak heran jika jiwa semangat dari para peserta ini pun terus berlanjut hingga akhir acara.
ADVERTISEMENT
“Dengan kepopuleran permainan ini, tentu masih memiliki harapan untuk mengadakan kembali kompetisi Lato-Lato sebagai salah satu bentuk inspirasi karena melihat banyaknya rasa antusias serta dukungan dari masyarakat, sayang jika tidak diteruskan untuk di kompetisi berikutnya,” kata owner Kedai Temu yang biasa disapa pak Bagus.
#UntagSurabaya #KitaUntagSurabaya #UntukIndonesia #UntagSurabayaKeren #EcoCampus #Kampuskompeten