Konten dari Pengguna

Ketika Ucapan Hati-hati Tak Berarti Lagi

Febri Ario Tamtomo
Saya Febri, seorang Pria berusia 33 tahun lulusan Sastra Inggris di salah satu kampus swasta di Jakarta dan saat bekerja sebagai Digital Marketing dan sering ditugaskan untuk membuat berbagai konten tulisan berupa Copywriting maupun Content Writing.
25 November 2023 8:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Febri Ario Tamtomo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kecelakaan motor. Foto: osobystist/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecelakaan motor. Foto: osobystist/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sedari dulu, pesan kepedulian berupa “hati-hati, ya” acap kali terlontar dari mulut orang tua, saudara, bahkan dari orang yang tidak kita kenal secara personal, yang muncul bertepatan ketika kita berpamitan untuk pulang atau bertujuan untuk memulai kembali aktivitas kita.
ADVERTISEMENT
Pesan tersebut jelas memiliki makna yang mendalam, tentang bagaimana semestinya kita untuk selalu mawas diri serta berhati-hati kapan pun dan ke mana pun kita bepergian.
Tradisi mengucapkan kalimat “hati-hati, ya!” terus berlanjut hingga kini, bahkan anak muda dahulu kala sempat memberi julukan “Titi DJ” yang artinya “haTI-haTI Di Jalan”, agar kalimat tersebut mudah dilafalkan untuk mengingatkan orang-orang di sekeliling kita untuk terus menjaga diri serta berhati-hati.
Namun, seiring berjalannya waktu, berkembangnya zaman, serta semakin padatnya aktivitas masyarakat di setiap harinya, pesan tersebut seolah-olah kehilangan arti yang sesungguhnya, tatkala manusia di zaman sekarang ini cenderung acuh tak acuh akan pesan penting nan bermakna tersebut.
Hal ini semakin diamini dengan rendahnya tingkat kesadaran serta mengutamakan keselamatan dalam berkendara, apa pun itu kendaraan yang dikemudikan, baik mobil atau pun sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak? Di jalan raya mana pun yang sering kita lalui, kita dapat melihat secara langsung bagaimana sembrono-nya masyarakat dalam berkendara, mulai dari berkendara tanpa memperhatikan kaca spion, kebut-kebutan dan pindah lajur sesuka hati tanpa lihat situasi, berbelok tanpa menghidupkan lampu sein, dan beragam perilaku pengendara lainnya yang tak hanya membahayakan diri sendiri namun juga orang lain.
Perilaku-perilaku buruk seperti inilah yang terus terjadi bahkan hingga kini, dan tak jarang menimbulkan kecelakaan baik dalam skala kecil maupun skala besar.
Ilustrasi tabrakan mobil. Foto: Shutterstock
Hal tersebut juga sejalan dengan data kecelakaan di jalan yang dikutip dari situs goodstats.id, di mana angka kecelakaan dalam 3 tahun terakhir meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Berikut adalah detail data dan faktanya, dikutip dari situs goodstats.id:
ADVERTISEMENT
• Pada tahun 2020, data kecelakaan di jalanan menyentuh angka 100.028 kasus. Dari angka tersebut, 73% kecelakaan melibatkan sepeda motor.
• Pada tahun berikutnya yakni di tahun 2021, angka tersebut meningkat menjadi 103.645 kasus, atau meningkat sebesar 3,62%. Kecelakaan sepeda motor masih menjadi jenis kecelakaan yang paling banyak terjadi dengan angka persentase yang sama seperti tahun sebelumnya, yakni 73%.
• Di tahun 2022, terjadi lonjakan angka yang cukup besar, sebanyak 131.500 kasus kecelakaan terjadi dalam kurun waktu 1 tahun. Sepeda motor masih menduduki posisi pertama kendaraan yang banyak terlibat dalam angka kecelakaan tersebut, dan memiliki persentase sebesar 74,35% di tahun 2022.
• Di tahun 2023 sejauh ini (setidaknya hingga Agustus 2023), sebanyak 155.000 kasus kecelakaan di jalan ditemukan. Lagi dan lagi, sepeda motor menjadi jenis transportasi yang menyumbang angka kecelakaan terbanyak, yakni menyentuh angka 66.602 kasus kecelakaan.
Ilustrasi tabrakan mobil. Foto: Shutterstock
Deretan angka di tahun 2023 tersebut kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat rendahnya tingkat kesadaran serta keselamatan masyarakat dalam berkendara yang seakan-akan makin memperparah kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari paparan data di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa selalu berhati-hati di setiap momen kita berkendara itu adalah harga mati yang tidak bisa ditawar dengan apa pun. Apa pun situasi dan kondisi kita dalam tujuan kita berkendara, entah itu ingin mengejar tepat waktu ke tempat bekerja, ataupun hanya sekadar beraktivitas pada biasanya, keselamatan adalah nomor satu.
Ingat, tak ada satu pun anggota keluarga di dunia ini yang ingin jika keluarga tercintanya mengalami sesuatu hal yang tidak diinginkan ketika sedang berada dalam perjalanan. Dan tidak ada satu pun hal yang dapat mengganti nyawa kita, selain dengan selalu menjaga diri kita sebaik mungkin.