Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Kolaborasi Unik Dua Budaya Lawas dan Modern di Festival Taman Budaya Soetedja
7 Januari 2025 9:31 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Febrina Rahmadianty tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di gedung Taman Budaya Soetedja, festival kesenian budaya dan band pelajar antar SMA/SMK Sederajat wilayah Barlingmascakeb telah sukses dilaksanakan pada 8-9 November 2024. Festival ini bertemakan kebudayaan dengan kolaborasi antara budaya lawas dengan budaya modern.
ADVERTISEMENT
Festival Taman Budaya Soetedja menampilkan berbagai macam penampilan mulai dari pementasan kesenian unggulan Banyumasan, Pemutaran Film Dokumenter, Bincang Budaya dengan tokoh kesenian, Pameran Kebudayaan Banyumasan, serta Festival Band Pelajar.
Festival Taman Budaya Soetedja menampilkan kolaborasi unik antara budaya lawas dan budaya modern. Perpaduan dari kedua budaya ini guna menumbuhkan kembali peninggalan warisan nenek moyang dan mengenalkan kesenian langka kepada generasi muda. Berbagai pertunjukan seni, pameran, dan lokakarya pada festival ini bertujuan untuk mengenalkan warisan budaya yang telah hilang bahkan sudah tidak terlihat lagi keberadaannya seiring dengan kedatangan budaya modern. Selain itu, acara ini juga menjadi wadah bagi para seniman untuk berkreasi dan berinovasi, serta menggabungkan elemen tradisional dengan sentuhan kontemporer.
ADVERTISEMENT
Festival Taman Budaya Soetedja merupakan festival lokal yang mengusung tema kebudayaan dengan slogan "Serayu Mendayu". Slogan tersebut menggambarkan keindahan dan daya tarik dari Sungai Serayu yang menjadi ikon Banyumas. Festival ini didukung penuh oleh DINPORABUDPAR Kabupaten Banyumas dengan support dari KEMENDIKBUDRISTEK untuk mengembangkan pemanfaatakn Taman Budaya Soetedja sebagai tempat apresiasi seluruh seniman Banyumas, selain itu juga mensosialisasikan tokoh maestro seni musik asal Banyumas, yaitu Raden Soetedja.
Setiap foto yang terpajang di dinding menceritakan bagaimana infrastruktur berkembang, tempat orang berkumpul, serta gaya hidup arsitektur yang menghiasi kota. Foto yang terpajang mengajak kita membayangkan suasanya berbeda dari masa sekarang. Lukisan di dinding seakan membuka pintu menuju masa lalu, di mana setiap bangunan dan tempat memiliki kisahnya sendiri. Pameran lukisan lawas ini memberikan padangan kepada pengunjung bahwasanya jejak sejarah dan dinamika kehidupan masyarakat zaman dahulu terekam pada era kolonial.
Tak hanya lukisan yang dipamerkan, berbagai macam uang kuno, prangko, dan barang-barang vintage lainnya dipamerkan pada acara ini. Uang logam dan kertas ini diperjualbelikan bagi pengunjung yang gemar mengoleksi pernak-pernik vintage.
ADVERTISEMENT