Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mental Juara di Atas Kursi Roda
3 Oktober 2018 14:01 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Febriyanti Vani Rahmadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ini Febriyanti Vani Rahmadani dari penuturan Sang Bunda.
Anak saya satu-satunya atlet perempuan di Timnas Boccia penyandang difabel (Cerebral Palsy).
ADVERTISEMENT
Dua tahun lalu, merupakan awal Vani berkecimpung di dunia olahraga Boccia. Ya, sudah dua tahun pula dia menyukai olahraga itu.
Waktu itu, setiap pulang sekolah, kami menyempatkan diri untuk latihan. Setiap sore, saya suka mengantar Vani untuk berlatih Boccia di sekolahannya.
Tapi, saat latihan, saya biarkan dia sendiri, karena kalau latihan memang harus mandiri. Tidak boleh didampingi, sudah ada pelatih yang siap mendampinginya. Saya juga harus lepas, supaya Vani menjadi mandiri.
Setiap hari dia berlatih, ketika ada kejuaraan atau perlombaan, saya sering mendampinginya. Sampai di Peparnas 2017 kemarin, saya juga ikut, dan dia berhasil mendapatkan medali emas.
Vani mengaku sangat senang dengan olahraga ini, banyak teman yang bisa diajak bermain. Dia juga enggak pernah bosan dengan aktivitasnya sekarang, dan cita-cita dia memang ingin menjadi seorang atlet boccia.
ADVERTISEMENT
Saya akan mendukungnya, karena dia juga anaknya ingin maju. Di perlombaan Asian Para Games kali ini, dia juga ikut, dan semangat sekali. Saya berharap Vani bisa lebih maju, lebih mandiri, dan lebih sukses. Tutur sang Bunda kepada kumparan.