Mikro Ekspresi, Ilmu Membaca Ekspresi yang Muncul Sepersekian Detik

Febryana Rizka
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya - Blogger
Konten dari Pengguna
25 November 2021 13:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Febryana Rizka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi emosi manusia. Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi emosi manusia. Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kamu melihat ada seorang pakar yang diundang untuk menganalisis ekspresi seseorang? Misalnya, ketika ada sidang kasus pembunuhan, pakar tersebut diminta menjelaskan ekspresi pelaku apakah ia sedang berbohong atau tidak. Kalau pernah, kamu tentu bertanya-tanya bukan ilmu apa yang digunakan pakar tersebut? Ilmu itu bernama mikro ekspresi.
ADVERTISEMENT
Mikro ekspresi adalah respons emosional yang tidak tampak secara jelas dan hanya terjadi dalam sepersekian detik. Mikro ekspresi ini memang menunjukkan situasi emosional seseorang, tetapi belum tentu ekspresi itu benar-benar menunjukkan maksud orang tersebut. Misalnya, ada seseorang yang mengatakan “Saya suka masakanmu,” tetapi ekspresinya menunjukkan wajah tidak suka. Apakah orang tersebut berbohong? Belum tentu. Bisa saja itu memang gaya bicaranya. Jadi, mikro ekspresi bukanlah indikator yang menunjukkan kebohongan.
Lalu, siapa yang pertama kali menemukan ilmu ini?
Ilmu ini pertama kali ditemukan oleh Paul Ekman, seorang psikolog yang meneliti emosi dan ekspresi wajah. Dilansir dari situs pribadinya, ia menemukan bahwa setiap manusia memiliki 7 ekspresi universal. Penemuan Ekman ini bisa dibilang penemuan yang sangat besar dalam bidang psikologi karena membantu para ahli untuk mengenali apa yang dirasakan oleh pasien mereka.
ADVERTISEMENT
Ekman juga membuat kode untuk setiap ekspresi manusia dengan alat bernama EMG Recording. Alat ini dapat mendeteksi perubahan emosi dari pergerakan otot wajah yang hampir tidak tampak. Lewat serial Lie to Me, Ekman menjelaskan apa saja 7 ekspresi universal dan ciri-cirinya. Buat yang ingin tahu, yuk simak penjelasan berikut ini!
Marah
Sumber: pixabay.com
Ekspresi marah adalah ekspresi yang paling mudah dikenali. Ketika emosi kita memuncak, muncul dua kerutan vertikal di dahi, alis menyatu ke bawah, dan sorotan mata menajam.
Jijik
Sumber: pixabay.com
Ekspresi jijik muncul sebagai reaksi pada sesuatu yang kita tidak suka. Misalnya, ketika mencium bau yang tidak sedap atau membayangkan orang yang dibenci. Ekspresi ini ditandai dengan munculnya kerutan di hidung dan bibir atas terangkat.
ADVERTISEMENT
Meremehkan
Sumber: pixabay.com
Hampir sama dengan ekspresi jijik, ekspresi ini muncul ketika rasa tidak suka beriringan dengan rasa marah. Biasanya alis akan naik dan satu sisi bibir terangkat.
Takut
Sumber: pixabay.com
Ketika menonton film horor, pasti kamu merasa seluruh tubuh terasa tegang. Setelah ketakutan itu tadi mulai memuncak, secara otomatis mata akan naik dan menegang. Alis mata juga ikut naik dan menyatu secara bersamaan.
Terkejut
Sumber: pixabay.com
Ekspresi ini hampir sulit dibedakan dengan ekspresi takut karena hampir seluruh ciri-cirinya serupa. Namun, ada perbedaan yang mencolok yaitu ketika kita terkejut mulut ikut terbuka.
Sedih
Sumber: pixabay.com
Sedih adalah emosi yang wajar terjadi ketika kita kehilangan, berduka, dan sebagainya. Ketika merasakan sesuatu yang sedih, mata kita akan kehilangan fokus dan secara otomatis bibir akan menarik ke bawah.
ADVERTISEMENT
Senang
Sumber: pixabay.com
Senang merupakan ekspresi yang paling mudah dikenali karena kita bisa melihat melalui senyum atau tawa. Namun, kamu perlu untuk membedakan mana orang yang tersenyum tulus dan mana yang tidak. Ketika tersenyum tulus, pipi akan naik dan muncul kerutan di sekitar mata. Sebaliknya, jika tidak tulus, maka hanya bibir saja tersenyum.
Nah, sekarang kalian sudah tahu apa itu mikro ekspresi dan bagaimana ciri-cirinya. Namun, ilmu ini tidak bisa digunakan secara sembarangan. Hanya orang yang ahli dalam mikro ekspresi ini saja yang bisa membaca ekspresi orang dengan jelas. Mereka juga dibantu dengan alat sehingga untuk membaca ekspresi wajah dibutuhkan kemampuan yang memadai terlebih dahulu. Jadi, jangan gunakan ilmu ini untuk mendeteksi apakah temanmu berbohong, ya!
ADVERTISEMENT