Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Anggaran Belanja Satu Provinsi di China “Salip” APBN RI
29 Juni 2018 9:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Feby Dwi Sutianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: Gedung Pencakar Langit di Kota Guangzhou, Ibukota dari Provinsi Guangdong
ADVERTISEMENT
Indonesia tercatat sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara. Menurut data International Monetary Fund (IMF), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2017 senilai Rp 13.476 triliun. Angka ini menjadikan RI sebagai ‘jawara’ ekonomi terbesar di kawasan ASEAN.
Bila masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) tahun 2017, seperti dikutip dari data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi anggaran belanja negara Pemerintah Indonesia senilai Rp 2.001 triliun dan pendapatan negara sebesar Rp 1.655 triliun. Perpajakan menyumbang 91% dari total APBNP 2017.
Bila melihat postur APBNP 2017 yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, anggaran belanja negara sebesar Rp 2.133 triliun dan pendapatan negara senilai Rp 1.736 triliun.
Sebagai negara ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara, bagaimana bila kinerja APBN RI bila dibandingkan dengan APBN-nya China yang juga merupakan tetangganya ASEAN?
ADVERTISEMENT
Mengintip data IMF, anggaran belanja Pemerintah Negeri Tirai Bambu pada tahun 2017 senilai RMB 25,59 triliun atau setara Rp 51.180 triliun (asumsi RMB 1 = Rp 2.000). Sementara pendapatan Pemerintah Tiongkok sebesar RMB 22,38 triliun atau setara Rp 44.760 triliun. Bila dibandingkan antar kedua negara, APBN China memiliki nilai 25 kali lebih besar dari APBN RI (membandingkan besaran anggaran belanja negara). Sebagai informasi tambahan, perpajakan menyumbang 83,6% dari keseluruhan realisasi pendapatan Pemerintah China di 2017.
Saat nominal ‘APBN-nya’ China meninggalkan jauh Indonesia, bagaimana bila membandingkan antara APBN RI dengan anggaran level provinsi di Negeri Tirai Bambu?
Mengutip bank data dari CEIC yang tersedia di Xiamen University, Provinsi Guangdong di China memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tertinggi di antara 33 provinsi yang ada di Tiongkok untuk periode tahun anggaran 2017. Provinsi Guangdong yang juga ‘rumah’ dari pusat industri dan Special Economic Zone di China, memiliki anggaran belanja daerah sebesar RMB 1,50 triliun atau setara Rp 3.000 triliun. Sedangkan pendapatan daerah sebesar RMB 1,13 triliun atau senilai Rp 2.260 triliun. Lagi-lagi, APBD Provinsi Guangdong melampaui total APBN RI untuk tahun anggaran 2017.
ADVERTISEMENT
Bila mengintip level GDP (Gross Domestic Product) per capita untuk level provinsi seperti ditulis oleh Forbes, pencapaian GDP per capita Provinsi Guangdong masih di bawah beberapa provinsi di China. GDP per capita memiliki peran penting sebagai indikator penilaian living standard dan produktivitas di satu kawasan.
Beijing menempati posisi tertinggi untuk pencapain GDP per capita dengan nilai USD 20.356. Kemudian disusul oleh Shanghai senilai USD 19.671. Nilai GDP per capita untuk Provinsi Guangdong hanya sebesar USD 12.909.