Dangdut dan Putri Jokowi di Kelas Bahasa Indonesia di China

Feby Dwi Sutianto
Correspondent kumparan - China
Konten dari Pengguna
11 November 2017 7:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Feby Dwi Sutianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dangdut dan Putri Jokowi di Kelas Bahasa Indonesia di China
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Foto: Acara Indonesia Corner di Xiamen University
Dangdut dan Putri Jokowi di Kelas Bahasa Indonesia di China (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Para peserta Indonesia Corner
ADVERTISEMENT
Mahasiswa hingga dosen asal Tiongkok terbata-bata memperkenalkan diri dalam Bahasa Indonesia. Mereka juga mencoba menyanyikan beberapa lagu Indonesia, bahkan mereka sangat antusias saat mendengarkan lagu dangdut.
Yup, mereka adalah peserta kelas Bahasa Indonesia di Departemen Hubungan International, Xiamen University, China.
Pengajar kelas Bahasa Indonesia bagi pelajar hingga dosen di Xiamen University adalah Ibu Surinah. Wanita yang sedang menempuh pendidikan S3 ini telah menjadi pengajar paruh waktu selama 4 tahun untuk program Bahasa Indonesia.
Namun, pada pertemuan kali ini, Kamis (9/11), wajah Ibu Surinah tampak lebih sumringah karena baru hari itu untuk pertama kalinya diselenggarakan Indonesia Corner atau acara mengenal wisata, budaya dan bahasa di Indonesia. Uniknya, acara ini digagas oleh pelajar lokal yang tertarik dengan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Acara Indonesia Corner ini baru pertama kali diselengarakan, dan digagas oleh pelajar China," ujar Ibu Surinah usai kelas.
Dangdut dan Putri Jokowi di Kelas Bahasa Indonesia di China (2)
zoom-in-whitePerbesar
foto: Ibu Surinah memberikan materi
Awalnya, Ibu Surinah memberi pelajaran Bahasa Indonesia selama 1 jam, kemudian dilanjutkan program Indonesia Corner dari pukul 20.30-21.30.
"Program Indonesia Corner rencananya dilakukan setiap 2 minggu sekali, tapi kalau kelas Bahasa Indonesia sudah berlangsung beberapa tahun dan diselenggarakan setiap seminggu sekali," lanjut Surinah.
Lanjut Ibu Surinah, peminat program Bahasa Indonesia terbilang cukup tinggi untuk katagori Bahasa asing, meski pada tahun ini pesertanya lebih sedikit dari tahun lalu.
"Tahun lalu sekitar 30 orang, tapi tahun ini lebih sedikit karena jadwal kelasnya berbenturan dengan kuliah mereka," lanjutnya.
Dangdut dan Putri Jokowi di Kelas Bahasa Indonesia di China (3)
zoom-in-whitePerbesar
Lagu Dangdut hingga Foto Pernikahan Putri Jokowi
ADVERTISEMENT
Pada acara Indonesia Corner kali ini, Ibu Surinah membawakan tema Batik. Para pelajar hingga dosen asal China memadati ruang kelas.
Ada juga pelajar asing asal Korea Selatan hingga Jepang yang ikut hadir di acara Indonesia Corner. Ibu Surinah dan beberapa pelajar asal Indonesia tampak menggunakan batik sesuai tema Indonesia Corner.
Acara diawali dengan perkenalan dalam Bahasa Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan materi hingga acara interaktif seperti bernyanyi.
Dangdut dan Putri Jokowi di Kelas Bahasa Indonesia di China (4)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pelajar Indonesia saat menyanyikan lagu-lagu Indonesia
Pada acara kali ini, Ibu Surinah menyusupkan berbagai foto ragam budaya Indonesia di dalam materi. Uniknya, ada foto pernikahan putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution juga ditampilkan di dalam materi Indonesia Corner. Ibu Surinah memperkenalkan pakaian tradisional Indonesia seperti adat pernikahan Jawa yang dipakai oleh Kahiyang dan Bobby.
ADVERTISEMENT
Tak hanya disitu, pelajar asal Indonesia yang ikut hadir juga diminta secara sukarela untuk menyayikan lagu-lagu Indonesia.
Yang mencuri perhatian ialah lagu dangdut berjudul 'Sayang" yang dibawakan oleh Celine. Dengan suara nan merdu, Pelajar asal Indonesia ini mampu menyihir pelajar dan dosen asal Tiongkok. Meski singkat, wanita asal Semarang ini dihadiahi tepuk tangan meriah.
"Nama Saya Gajah"
Perkenalan oleh pelajar Indonesia dan Tiongkok dilakukan dalam Bahasa Indonesia, sesekali diselingi Bahasa Mandarin. Beberapa pelajar asal China memilih menggunakan nama asal Indonesia seperti Ceria, Arjuna, hingga Gajah.
"Nama saya Gajah," ucap peserta Indonesia Corner.
Tak berhenti disitu, Gajah diminta oleh Ibu Surinah untuk menyanyikan lagu Indonesia. Meski terbata-bata, Gajah mampu menyelesaikan satu lagu Indonesia. Sebagai hadiah, Ibu Surinah memberikan bingkisan kepada Gajah.
ADVERTISEMENT
Menurut Ibu Surinah, nama-nama itu dipilih langsung oleh pelajarnya.
"Mereka suka dengan nama itu, kayak Gajah. Bagi kita sedikit lucu, tapi mereka suka," ungkap Ibu Surinah.
Dangdut dan Putri Jokowi di Kelas Bahasa Indonesia di China (5)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Ceria saat memperkenalkan diri dalam Bahasa Indonesia
Namun, ada pelajar asal Tiongkok yang cukup fasih berbicara dalam Bahasa Indonesia. Ia memperkenalkan diri dengan nama Ceria.
Ternyata, Ceria yang kini menempuh pendidikan master, program sejarah di Xiamen University, menamatkan program sarjana Bahasa Indonesia di Shanghai, China.
Kepada saya, Ceria bertutur bila ia telah belajar Bahasa Indonesia sejak 2011.
"Saya belajar bahasa dari tahun 2011, sudah 6 tahun 3 bulan. Saya belajar Bahasa Indonesia di universitas bahasa asing Shanghai," ungkap Ceria.
Wanita dengan nama asli Xu Tingting ini mengaku pernah tinggal selama 1 tahun 2 bulan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selama di Indonesia, Ceria pernah magang sebagai jurnalis di Surabaya dan berwisata di beberapa lokasi di Indonesia seperti Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi, Bali, Lombok, Semarang, dan Madura. Ia berkesan ketika berada di Indonesia karena mengaku menyukai ketulusan persahabatan orang-orang Indonesia. Begitu pula, ia 'tersihir' oleh lezatnya kuliner dan indahnya pulau-pulau di Indonesia.
Dangdut dan Putri Jokowi di Kelas Bahasa Indonesia di China (6)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pelajar asal Korea Selatan (kiri) dan Indonesia (kanan) di kelas bahasa
"Makanan tradisional, misalnya rujak, gado-gado, bermacam sambal, kopi dan jus. Pemandangan pantai dan pariwisata laut. Kemudian adat istiadat tentang suku yang berbeda-beda," lanjutnya.
Di akhir percakapan, ia juga berbicara tentang tantangan belajar Bahasa Indonesia.
"Menurut saya, dalam Bahasa Indonesia, ada banyak singkatan, itu susah untuk diingat. Ketika berkata dengan orang Indonesia, percakapannya lebih cepat dan juga ada banyak perkataan yang belum pernah saya pelajari dari buku," ungkapnya.
ADVERTISEMENT