Konten dari Pengguna

Hausnya Validasi Terhadap ‘Like’ di Instagram

Feiza Ane
Undergraduate Journalist Student at Jakarta State Polytechnic
25 Agustus 2024 16:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Feiza Ane tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Instagram, platform media sosial yang terkenal dengan berbagi foto dan video, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Bagi banyak orang, mendapatkan "like" dan komentar pada postingan mereka memberikan kepuasan instan. Namun, di balik sensasi sementara ini, ada masalah yang lebih dalam, hausnya validasi yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan individu.
sumber foto: freepik.com
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Instagram, dengan sistem "like" dan komentar, menawarkan cara instan untuk mendapatkan validasi tersebut. Setiap notifikasi yang masuk memberikan dorongan dopamin, yang berperan dalam merasakan kebahagiaan dan kepuasan. Hal ini menciptakan lingkaran adiktif di mana pengguna terus-menerus mencari validasi melalui jumlah "like" dan komentar.
ADVERTISEMENT
Haus akan validasi di Instagram dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental. Pengguna yang tidak mendapatkan jumlah "like" yang diharapkan sering kali merasa tidak berharga atau kurang percaya diri. Fenomena ini dapat memicu kecemasan, dan gangguan ketenangan. Selain itu, perbandingan sosial yang tidak realistis dengan kehidupan orang lain di Instagram dapat meningkatkan perasaan iri hati dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri.
Desain Instagram yang adiktif memicu ketergantungan yang sulit dihindari. Pengguna sering kali menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengedit foto, menulis caption yang sempurna, dan memantau jumlah "like" yang diterima. Ketergantungan ini tidak hanya membuang-buang waktu yang berharga tetapi juga mengganggu produktivitas dan hubungan sosial di dunia nyata.
Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi pengguna untuk mengubah cara pandang mereka terhadap media sosial. Berikut beberapa strategi yang dapat membantu:
ADVERTISEMENT
1. Kurangi Waktu Layar: Batasi waktu yang dihabiskan di Instagram dan fokuslah pada aktivitas yang lebih produktif.
2. Fokus pada Kualitas daripada Kuantitas: Nilai interaksi yang bermakna daripada jumlah "like" atau pengikut.
3. Promosikan Autentisitas: Jadilah diri sendiri dan hindari tekanan untuk menampilkan kehidupan yang sempurna.
4. Jaga Kesehatan Mental: Sadari kapan penggunaan media sosial mulai berdampak negatif pada kesehatan mental dan cari bantuan jika diperlukan.