Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
WAYANG ORANG SRIWEDARI: antara Seni dan Filosofi
20 Oktober 2024 4:16 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Felda Athaya Nasywa Adila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdiri sejak 1910, pertunjukkan Wayang Orang Sriwedari masih eksis di tengah hiburan modern yang ada di Kota Surakarta. Seni tradisional khas Surakarta ini menampilkan pertunjukan yang menggabungkan seni tari, seni musik, dan seni teater. Para pemain menggunakan riasan dan pakaian yang menyerupai tokoh dalam dunia perwayangan. Cerita yang ditampilkan umumnya diambil dari kisah Mahabharata dan Ramayana, dengan tokoh seperti Pandawa Lima (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa), Rama, Shinta, Rahwana, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Pada 7 September 2024, Wayang Orang Sriwedari membawakan lakon Kembang Kurusetra (Karna Tandhing), yang berkisah tentang pertempuran Karna (senopati Kurawa dari Kerajaan Astina) dan Arjuna (Pandawa) yang terjadi di medan perang Kurusetra. Karna dan Arjuna masih memiliki ikatan persaudaraan mengingat mereka lahir dari ibu yang sama. Meski lahir dari ibu yang sama, Karna, putra dari Dewi Kunti dan Dewa Surya, ini menghabiskan hidupnya dengan penuh perjuangan. Karna diangkat menjadi pemimpin pasukan Kurawa setelah kematian Durna dengan syarat Prabu Salya (Raja Kerajaan Madra) menjadi kusir kereta Karna.
Awalnya tentu ditolak oleh Prabu Salya karena beliau merasa diremehkan sebagai seorang raja dan menganggap Karna sebagai penyebab akan terjadinya perpecahan. Setelah melalui perdebatan panjang yang penuh emosi antara Karna dan Prabu Salya, akhirnya Prabu Salya menyetujui permintaan Karna untuk menjadi kusir kereta. Dengan begitu, Karna menggunakan kereta Jatisura dengan kusir Prabu Salya dan siap bertempur dengan Arjuna yang menggunakan kereta Jaladara dengan kusir Prabu Kresna.
ADVERTISEMENT
Di tengah pertunjukan akan muncul babak gara-gara yang menghadirkan sekawanan Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong) dengan watak dan tingkah laku yang berbeda. Babak gara-gara sendiri merupakan bagian pertunjukkan wayang yang berfungsi sebagai selingan agar penonton tidak jenuh. Kemunculan Punakawan sangat ditunggu oleh penonton karena mereka akan menghibur penonton dengan memberi lelucon segar yang relevan oleh zaman. Tak hanya memberikan lelucon, mereka juga akan mengajak penonton untuk bernyanyi bersama. Penonton bisa meminta lagu yang nantinya akan dinyanyikan dengan iringan alat musik Jawa. Adanya babak gara-gara ini sangat menghidupkan suasana di Gedung Wayang Orang Sriwedari, ditambah dengan kelakuan konyol Punakawan yang berinteraksi dengan penonton membuat mereka terasa semakin akrab.
Cerita yang dibalut dengan seni ini diadakan rutin setiap Hari Senin sampai Sabtu dan mampu menarik perhatian banyak kalangan, baik lokal maupun mancanegara, dari muda sampai tua. Pertunjukkan yang menjadi warisan budaya ini dimulai dari pukul 19:30 WIB dengan durasi sekitar dua hingga dua setengah jam. Harga tiketnya pun masih terjangkau, yakni Rp20.000,00 untuk wisatawan lokal dan Rp50.000,00 untuk turis mancanegara. Dengan harga tersebut, penonton sudah bisa menikmati pertunjukan Wayang Orang Sriwedari dengan fasilitas yang nyaman. Tiket pertunjukan dapat dibeli secara offline di loket mulai dari pukul 18:30 WIB atau reservasi melalui nomor WhatsApp (085647203310) yang tertera di poster, yang selalu diperbarui setiap bulan beserta cerita yang akan diangkat.
ADVERTISEMENT
Berada di pusat kota yang mudah dijangkau, pertunjukkan Wayang Orang Sriwedari diadakan di Kawasan Taman Stadion Sriwedari, khususnya di Gedung Wayang Orang yang terletak di Jalan Kebangkitan Nasional No.15, Sriwedari, Laweyan, Surakarta. Kita bisa memasuki Kawasan ini melalui gerbang depan dari Jalan Slamet Riyadi maupun gerbang belakang dari Jalan Kebangkitan Nasional.
Begitu kita memasuki area Gedung Wayang Orang, mata kita akan disambut oleh penampilan gedung satu lantai dengan gaya khas tradisional, dilengkapi dengan area parkir yang luas. Gedung Wayang Orang Sriwedari ini mampu menampung hingga 1000 penonton dan memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Namun, pada 7 September 2024, bertepatan dengan adanya pasar malam di Kawasan Taman Stadion Sriwedari, atmosfer terasa ramai dan sangat penuh.
ADVERTISEMENT
Di samping area parkir yang berpenjaga, kita akan menemukan toilet umum dan kios yang menjual minuman serta makanan ringan yang bisa kita beli untuk menemani selama pertunjukan berlangsung. Pengunjung tidak perlu kebingungan mencari loket pembeliat tiket, pasalnya dari area parkir, kita bisa dengan mudah menemukan area loket yang menjual tiket secara offline.
Setelah membeli ataupun menukarkan tiket di loket, kita harus menunggu pintu utama terbuka lebih dahulu untuk memasuki area penonton, pintu terbuka tepat pada pukul 19:30 WIB. Begitu memasuki area dalam gedung, mata kita akan dimanjakan dengan keunikan arsitektur yang ada di dalamnya. Semakin ke dalam, mata kita akan disambut dengan kemegahan sebuah panggung, tertatanya alat musik Jawa, dan rapinya kursi duduk penonton. Penonton juga bisa melihat pertunjukan dari lantai 2 dengan menaiki tangga yang terletak di dekat kamar mandi area penonton di lantai 1.
Pembelian tiket melalui loket akan mendapat nomor kursi random, yang mana penonton harus berusaha untuk mendapat tempat duduk dengan kursi busa yang empuk dan view panggung yang bagus, pasalnya tak semua kursi menggunakan kursi busa. Apabila tidak ingin mendapat nomor kursi random, lebih baik melakukan resevasi melalui nomor WhatsApp terlebih dahulu. Meski gedung sudah dilengkapi fasilitas AC, terkadang masih terasa panas dan mikrofon yang digunakan pun terkadang tidak terdengar dengan jelas.
Meski begitu, menonton Wayang Orang Sriwedari merupakan pengalaman yang menyenangkan, pasalnya pertunjukkan ini secara harmonis memadukan seni dan filosofi. Penonton tak hanya melihat keindahan seni yang ditampilkan, tetapi juga melihat pesan moral yang disampaikan.
Guna melestarikan Budaya, pertunjukan ini secara keseluruhan menggunakan Bahasa Jawa. Namun, bagi orang yang tidak memahami Bahasa Jawa tidak perlu khawatir, pasalnya, dalam pertunjukan Wayang Orang Sriwedari sudah disediakan proyektor menggunakan Bahasa Indonesia guna menerjemahkan cerita dari gerakan atau dialog di setiap adegan yang ada. Dengan begitu, penonton bisa ikut merasakan makna dan keindahan yang disampaikan dalam setiap adegan pertunjukkan. Secara keseluruhan, Wayang Orang Sriwedari merupakan pilihan yang cocok untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau kerabat karena selain menghibur dan melestarikan budaya, pertunjukkan ini juga bisa menambah wawasan kita dari pesan moral yang disampaikan.
ADVERTISEMENT