Memahami Melalui Menulis

Felicia
Mahasiswa Manajemen 2022 Universitas Pembangunan Jaya (UPJ)
Konten dari Pengguna
18 Juni 2023 20:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Felicia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi young hispanic marketing specialist working on. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi young hispanic marketing specialist working on. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Memahami melalui menulis adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan beberapa orang yang suka menggunakan metode semacam itu. Beberapa orang lebih mudah memahami segala sesuatu dengan menuliskannya di atas secarik kertas. Ini bukan tentang menulis buku diary atau menulis cerita pendek yang akan bertumbuh menjadi karya-karya besar, tetapi ini tentang bagaimana seseorang mengekspresikan cara mereka untuk menggapai sesuatu seperti pemahaman dan ekspresif.
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan beberapa orang yang lebih mudah memahami sesuatu sembari mendengarkan musik. Memahami sesuatu dengan menulis terlebih dahulu bukanlah kekurangan yang sangat tidak pantas, dan beberapa orang memandang sebelah mata cara yang seperti itu, seperti terlalu membuang banyak waktu dan menganggap bahwa jaman sekarang sudah tidak ada lagi yang namanya menulis. Buku catatan tergantikan oleh ponsel, dan cara memahami sesuatu tinggal memasukan pertanyaan di internet yang nanti akan mengeluarkan jawabannya.
Kita hanya perlu mengenal lebih dalam, salah satunya adalah mengenal mereka yang lebih mudah mengartikan sesuatu lewat menulis. Ketika mereka sedang berpikir, maka tangan dan penanya akan ikut membantu, berkontribusi mencari jawaban atas apa yang sedang di cari. Menjadi mereka tentu ada senang dan susahnya.
ADVERTISEMENT
Mudah bagi mereka berpikir dengan sangat teramat lancar dengan teknik andalan mereka dengan menulis di atas secarik kertas. Beberapa kata menjadi kalimat yang panjang, lalu menjadi jawaban atau esai yang tidak disangka-sangka isinya. Biasanya orang yang seperti itu lebih mudah menyusun kata dengan susunan kalimat yang lebih deskriptif, dan benaknya lebih mampu berpikir cepat melalui metode tersebut. Namun orang yang seperti itu kadang kesulitan karena mereka kekurangan banyak waktu, mereka sedikit tidak unggul karena kalah waktu dengan mereka yang mampu menjelaskan sesuatu atau memahami sesuatu dengan spontan atau langsung.
Beberapa orang mengalami beberapa kejadian. Beberapanya mendapatkan komentar negatif karena mereka lebih mudah memahami sesuatu dengan menulisnya terlebih dahulu. Mengapa harus begitu? Memangnya ada apa dengan mereka yang memiliki kemampuan seperti itu? Lagipula, tidak semua orang bisa menghasilkan hasil yang luar biasa, kan?
Ilustrasi young happy woman sitting desk near. Sumber: Shutterstock
Kemudian saya mencoba memahami karakteristik kebiasaan orang yang seperti itu, dan ketika saya mencoba untuk memahami mereka, mereka yang perlu beberapa waktu untuk menulis isi pemahamannya tersebut pun pada akhirnya menunjukan isi pemahamannya yang berbeda dari apa yang saya kira.
ADVERTISEMENT
Bukankah beberapa hal perlu waktu termasuk memahami? Menurut saya, betapa luar biasanya mereka yang dengan sabar dapat menghasilkan pemahaman yang memaksa waktu dan kesabaran untuk berkontribusi dengan mereka. Dengan waktu, mereka tidak hanya bisa menjelaskan tetapi juga menunjukan hal yang lebih spesifik. Dengan sabar, mereka tahu bagaimana caranya bekerja untuk menghasilkan hal yang kemudian dapat diterima oleh pendengar atau pembacanya.
Memahami sesuatu di atas secarik kertas adalah sesuatu yang unik. Tidak mudah menulis sesuatu, apalagi menulis pemahaman sendiri. Beberapa orang sanggup memikirkan sesuatu namun kurang mampu untuk menuliskannya, karena menjadikan pemahaman sebagai kata dan kalimat tentu perlu pemahaman yang cukup, yaitu tahu bagaimana caranya menyusun kalimat yang nantinya dapat di presentasikan atau diterima orang-orang.
ADVERTISEMENT
Untuk memahami orang lain saja kita perlu waktu, maka dengan tulisan, itu juga butuh waktu untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik. Maka, marilah kita mengerti mereka, setidaknya tidak memandang mereka sebagai orang yang hobinya mengulur waktu.
Jika teman-teman sekalian ada yang kesulitan memahami sesuatu, cobalah setidaknya menggunakan dengan metode menuliskan pemahaman teman-teman sekalian di atas secarik kertas. Mungkin metode itu bisa jadi cocok dengan teman-teman sekalian, dan cobalah memulai menulis sesuatu yang tidak mudah kalian pahami. Cobalah bermain dengan waktu, rasakan setiap detik yang terlewat, dan lihat pemahaman apa yang telah kalian susun. Sebab apa yang kita tulis adalah apa yang kita pahami.
Setidaknya, mereka yang lebih mudah mengungkapkan atau memahami segala sesuatu dengan menuliskanya di atas secarik kertas, dan hal tersebut bisa menjadi motivasi kita untuk mencoba mencari jalan keluar yang masih patut untuk kita coba.
ADVERTISEMENT
Mungkin benar apa yang sering para penulis katakan, menulis itu dunianya dan dengan menulis setengah jiwa mereka ada di dalamnya. Setidaknya, menulis tetaplah ilmu mutlak yang ada dari benak diri kita sendiri.
Sumber: Rumah Kaca (1988), h. 352