Rehat, Pemberhentian Paling Menyenangkan Sebelum Melanjutkan Perjalanan

Felicia
Mahasiswa Manajemen 2022 Universitas Pembangunan Jaya (UPJ)
Konten dari Pengguna
12 Juni 2023 9:54 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Felicia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi asian working women relaxed work. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asian working women relaxed work. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Rehat adalah pemberhentian paling menyenangkan. Apa maksudnya? Pernahkah saat teman-teman sekalian sedang bepergian jauh, lalu mampir untuk beristirahat sejenak menikmati minum atau makanan? Yah, sama seperti itu, artinya tidak jauh berbeda dengan arti rehat pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Kadang hidup menuntun kita menjadi apa yang dunia dan orang lain inginkan. Kehidupan sosial menuntun kita untuk satu frekuensi, dan bisa jadi hal tersebut membuat kita menjadi diri yang berbeda di perkumpulan sosial yang berbeda pula.
Namun mungkin saja sering kali kata 'menuntun' sering kita sebut sebagai 'paksaan.' Ya, kadang saya setuju dengan kata paksaan. Kita dipaksa untuk menjadi diri yang berbeda agar satu frekuensi dengan kehidupan sosial yang kita jalankan.
Bayangkan pohon tumbuh subur di tengah-tengah padang pasir, dan kelihatannya seharusnya pohon itu gagal tumbuh di tempat yang seperti itu. Namun, pohon tersebut berhasil tumbuh di tempat yang semua orang pikir bahwa hal itu adalah sesuatu yang mustahil.
ADVERTISEMENT
Maka maksud saya adalah, lingkungan sosial yang kita jalankan di dalam kehidupan kita ini sama dengan pohon yang mau tidak mau mampu berbaur di lingkungan yang menjadi tempatnya bertumbuh.
Menjadi siapa kita sebetulnya tidak masalah, apalagi menjadi berbeda dan mengikuti apa yang seharusnya memang dapat membantu kita dalam usaha bersosialisasi.
Namun, apakah adil untuk kita? Apakah tidak lelah menjadi diri orang lain? Apakah kita tidak ingin menjadi diri sendiri? Tapi jika kita berubah, maka mereka akan bertanya-tanya, "kok kamu beda ya hari ini?" maksud pertanyaan itu adalah, mengapa kita menjadi agak aneh dengan kepribadian yang biasanya tidak kita tunjukkan kepada mereka.
Arus menjadi manusia adalah melalui perputaran kehidupan yang terus berputar tanpa ujung. Tetapi ujung itu ada, ialah akhir, itu artinya kita telah selesai.
Ilustrasi Perempuan Istirahat Foto: Dok. Shutterstock
Namun sekarang, nyatanya kita masih dituntun untuk melalui perputaran tersebut, bagaimana caranya agar segala hal yang kita lalui untuk mencapai pekerjaan yang didambakan, nilai yang sempurna, proses mempelajari sesuatu, dan yang lainnya itu dapat terlaksana sesuai harapan.
ADVERTISEMENT
Menjadi manusia tidak pernah jauh-jauh dari harapan dan tuntutan. Sudah saatnya kita sadar bahwa sejauh ini ke dua kaki kita telah membawa kita berlari pada proses yang begitu panjang, tanpa mengeluh penat dan lelah. Penat dan lelah ada dari hati nurani kita, dan itu wajar jika suatu hari kita merasa lelah akan semua perjalanan yang telah kita lalui.
Ada saat-saat di mana ketika kita sudah merasa lelah akan segala hal, maka kita akan merasa bimbang. Apakah boleh berhenti sejenak atau harus tetap berlari mengejar proses?
Karena kalau berhenti, siapa tahu proses itu pergi tanpa mengucapkan apa pun kepada kita, dan pada akhirnya segala hal yang telah dilalui itu pergi dan terasa sia-sia.
Ilustrasi wanita lelah bekerja. Foto: Amnaj Khetsamtip/Shutterstock
Tetapi lelah tidak salah, dan kita berhak rehat sejenak. Beristirahatlah, karena menjadi manusia butuh energi yang kuat, kita butuh istirahat, dan besok akan selalu datang sama seperti biasanya. Ada saatnya kita merasa perlu untuk menghilang dari peradaban, tidur sejenak atau melaksanakan kegembiraan supaya hati kembali pulih, dan semangat kembali bangkit.
ADVERTISEMENT
Kita bisa pergi ke mana pun kita mau, berbaur dengan alam menikmati pagi, siang, atau malam. Atau diam saja di dalam rumah jika kalian memang merasa nyamannya seperti itu, dan itu sama sekali tidak masalah.
Rasa lelah memang harus datang karena hal itu mengingatkan kita bahwa kita adalah manusia yang butuh yang namanya istirahat, supaya bangkit kembali juga harus datang memeluk diri kita lagi.
Setiap manusia memiliki porsinya masing-masing, dan jika kita membayangkan porsi tersebut, maka hasilnya akan sama dengan kebutuhan kita pada umumnya seperti bangun pagi, sarapan, makan berat, minum, olahraga, bekerja, atau berangkat ke sekolah atau kampus.
Ilustrasi shot attractive healthy asian woman doing. Sumber: Shutterstock
Tidak ada yang benar-benar pasti apakah kita suatu hari akan benar-benar pulih atau tidak, namun melaksanakan apa yang kita butuhkan adalah sebuah porsi yang harus kita lakukan.
ADVERTISEMENT
Rehat dari dunia luar adalah penyembuhan dengan cara yang paling baik, menikmati alunan musik atau beberapa hal-hal yang kita sukai setidaknya memberikan penyembuhan yang sangat berarti.
Berat kepala harus ringan kembali, stress atau kelelahan terlalu berlebihan itu harus kembali pulih agar semangat tidak semakin merosot membawa kita pada arus depresi. Karena kita adalah manusia, kita adalah makhluk yang pasti akan merasakan lelah.
Meskipun ada banyak orang selalu mengatakan kepada kita bahwa selagi umur masih muda teruslah berlari dan kejar apa pun yang ingin kita impikan, namun percayalah bahwa kita berhak beristirahat sejenak sebelum kita kehilangan diri kita sendiri.
Ilustrasi lelah bekerja Foto: Shutter Stock
Apalagi biasanya ketika kita sedang beristirahat dan berani meninggalkan tanggung jawab, kadang ada saja ide baru yang dapat kita temukan. Namun, jangan terlalu sering meninggalkan tanggung jawab, karena yang namanya tanggung jawab adalah janji yang kita ucapkan kepada diri kita sendiri yang sama-sama mengharapkan hasil yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Satu hal, tidak masalah jika kehidupan sosial menuntun kita tentang ini dan itu dan harus bersikap begini dan begitu. Sebagaimana kita bahagia saja, lakukan dan nikmatilah. Rehat bukan berarti berhenti, karena pada akhirnya rehat adalah pemberhentian paling menyenangkan sebelum kembali menyambut perjalanan.
Jadi, jangan merasa terbebani, karena jika benak penuh dengan pikiran dan tubuh lelah karena terlalu banyak beban, nantinya hal tersebut malah membuat kita semakin tidak waras. Kita manusia yang masih dikaruniai waktu, jadi gunakan waktu sebaik mungkin baik untuk melakukan aktivitas maupun rehat dari aktivitas.
Semoga tulisan saya dapat membantu teman-teman sekalian yang masih ragu dengan waktu rehat, karena apa pun yang kita lakukan, selagi proses tersebut masih kita genggam, apa yang kita harapkan akan terus menampung proses itu, dan kita masih tetap bisa melaksanakan proses perjalanan kita untuk mencapai apa yang kita harapkan.
ADVERTISEMENT
Karena ragu adalah sumber masalahnya, dan selagi kita tahu bahwa ragu adalah sumber masalahnya, maka di sini kita dapat mengerti bahwa keraguan itulah yang menguras habis seluruh energi kita.
Apalagi, lebih baik jangan terlalu tergesa-gesa, karena hal-hal yang dilakukan dengan sangat tergesa-gesa biasanya sangat berantakan. Untuk itu jangan ragu untuk beristirahat, karena rehat adalah pemberhentian paling menyenangkan untuk kita semua.