Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tidak Ada yang Salah dengan Mengeluh
10 Juni 2023 13:40 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Felicia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang salah dengan mengeluh , karena hidup isinya tidak melulu tentang bagaimana kita sedang bahagia. Kalau bukan sedang bahagia, sudah pasti sebaliknya, dan hal sebaliknya tersebut merupakan kata lain dari bahagia, ialah perasaan semacam putus asa.
ADVERTISEMENT
“Ngeluh terus, pusing dengernya!” mungkin banyak orang mengatakan begitu.
Padahal, mereka juga butuh pendengar kalau mereka ada di posisi tersebut. Mereka begitu hanya karena sedang tidak ada di fase mengeluh, daan sebagaimana kita hidup dalam lingkungan sosial, kita pasti akan bertemu dengan orang-orang yang sedang ada pada fasenya masing-masing.
Tidak apa-apa, kunci untuk mengatasi hal tersebut ialah saling mengerti dan memahami. Tidak semua orang mau menjadi pendengar, tidak semua orang mau mendengar masalah orang lain supaya tidak mengganggu kebahagiaannya.
Tetapi kalau teman-teman sekalian butuh orang lain untuk mendengar keluhan kalian, maka pasti kita akan menemukan orang yang tepat. Setidaknya kita punya satu orang yang selalu ada di sisi kita. Satu orang, yang diberi Tuhan untuk menjadi pendengar dan pembicara kita.
ADVERTISEMENT
Mengeluh itu normal, karena kita berhak meluapkan emosi supaya tidak melulu di posisi yang kita rasakan tersebut, sehingga mengeluh bisa di katakan sebagai proses penyembuhan diri untuk berjalan maju menuju ke perasaan yang lebih bebas.
Lagipula kalau kita tidak mengeluh, perasaan itu akan terus menerus terpendam dan membuat isi benak kita semakin kacau dan kita jadi berpikir pendek, kegiatan sehari-hari jadi terganggu, dan ada banyak hal yang biasanya kita lakukan itu jadi terasa berat.
Tetapi kadang, ketika sedang mengeluh kita jadi lupa diri. Kenapa kita bisa lupa diri? Karena ketika kita sedang lupa diri, kita merasa bahwa kita adalah manusia yang paling menderita di dunia ini. Apakah ini hal yang bagus untuk dilakukan kepada mereka yang menjadi pendengar cerita keluhan kita?
ADVERTISEMENT
Saya rasa, kita butuh yang namanya tahu diri, karena bukan hanya kita yang sedang kesulitan di dunia ini, melainkan semua orang juga pasti sedang mengalami kesulitan. Jadi, mengeluh selalu punya yang namanya batas wajar. Ketika sedang mengeluh, alangkah baiknya jangan membeda-bedakan masalah kita dengan orang lain, atau jangan dilebih-lebihkan.
Itulah kehidupan . Kita hanya bisa berjalan, merasakan, dan melakukannya. Sebagai manusia, kita tidak luput dari kesalahan. Mungkin ada banyak orang yang tidak suka ketika mendengar kita sedang mengeluh, karena dalam benak mereka masalah tetaplah masalah, tidak ada masalah mana yang paling berat, siapa yang paling menderita, dan siapa yang paling kesulitan.
Namun, mengeluh juga hak kita. Ambil saja sisi positifnya, mengeluh dalam versi positif dengan cara tahu diri dan jangan terlalu berlebihan. Juga sisi positif dari mengeluh adalah kita jadi memiliki langkah untuk berproses ke arah yang lebih baik lagi.
Ada banyak orang ketika sedang mengeluh, maka akan ada sebuah jalan baru yang dapat menyelesaikan masalah mereka. Misalnya, ketika sedang bercerita kepada orang lain, kita mendapatkan jalan keluar yang tepat atas saran yang mereka berikan kepada kita.
ADVERTISEMENT
Atau ketika seseorang mengeluh dengan dirinya sendiri, ia berpikir sendiri dan entah bagaimana caranya, ia mendapatkan cara untuk menyelesaikan masalahnya tersebut.
Doa juga dapat membantu kita, dengan berdoa, artinya kita berserah diri kepada Tuhan. Berserah diri itulah yang membuat kita berdamai dengan diri sendiri, dan cara tersebut membuat kita merasa lebih lega dan merasa lebih positif. Sehingga semua cara tersebut mampu membuat kepala kita menjadi dingin, kita bisa berpikir lebih jernih dari sebelumnya.
Tidak ada yang salah dengan mengeluh, jangan merasa prihatin dengan diri kalian sendiri ketika kalian sedang mengeluh. Mengeluh saja, tidak apa-apa, jangan sungkan. Jika kalian mengeluh, maka kalian sudah berani mengambil langkah yang hebat.
Tidak semua orang berani bicara, tidak semua orang berani sigap, tidak semua orang berani membuka pintu menyambut masalah yang sedang mereka hadapi. Itu artinya, kita adalah manusia yang mampu mengatasi masalah kita, kita kuat untuk menghadapi semua cobaan yang ada, karena masalah tidak pernah salah memilih pundak.
ADVERTISEMENT
Fasenya jika dibayangkan maka akan seperti mendapat masalah, berani mengambil langkah, bercerita kepada orang lain yang di rasa tepat atau tetap berkepala dingin agar dapat menemukan cara penyelesaiannya, berani melangkah untuk menyelesaikan masalah, berproses, lalu sampailah kita pada puncak penyelesaian.
Saya membayangkan semua langkah-langkah tersebut ketika saya sedang mengeluh. Barangkali jika teman-teman sekalian sedang mengeluh, tulisan saya dan apa yang selama ini saya pikirkan dapat membantu kalian semua. Karena menurut saya, mengeluh itu kebebasan.
Kita berhak mengeluh, kita berhak dan harus menerima semua balasan jika kita sudah berani bercerita kepada orang lain, kita berhak menerima penyelesaian, kita harus bertanggung jawab pada proses yang demikian tidak mudahnya, dan kita semua berhak menerima puncak penyelesaiannya.
ADVERTISEMENT
Semoga tulisan dan pemikiran saya dapat membantu teman-teman sekalian. Mari kita ambil sisi positifnya, mari kita mengartikan mengeluh sebagai cara kita untuk berproses dan menjadikan diri kita sebagai manusia yang berani.
Mungkin keberanian yang saya maksud tidak jauh berbeda dengan yang pernah dikatakan oleh penyair Indonesia Widji Thukul.
Jika ada seseorang yang di rasa tidak dapat menerima atau tidak mau mendengar keluhan kita, maka dia memang bukan target yang cocok untuk menjadi pendengar, dan mungkin dia ada untuk membantu kita dalam hal yang lain.
Jadilah positif, karena menurut saya meskipun mengeluh itu tidak positif, tetapi kalau kita bisa menerima segala hal dan percaya bahwa mengeluh adalah bagian dari proses, maka mau seberat apapun kedengarannya, maka akan ada penyelesainnya di baliknya.
ADVERTISEMENT
Satu hal dari saya, jangan lupa bersyukur sebelum mengeluh, terus berjuang untuk mencapai puncak penyelesaian, karena kita bukan manusia yang sempurna, dan kita adalah manusia perasa.