Academic Procastination : Begini Cara Untuk Mengatasinya

Riska Rahayu Roisiah
Peneliti Surabaya Academia Forum Universitas Muhammadiyah Surabaya
Konten dari Pengguna
4 Januari 2023 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riska Rahayu Roisiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar (Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar (Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Tindakan menunda pekerjaan atau tugas penting sangat umum terjadi di kalangan mahasiswa. Faktanya, menurut peneliti Piers Steel menunjukkan bahwa sekitar 50% mahasiswa mengatakan bahwa mereka menunda-nunda dengan cara yang konsisten, sekitar 75% menganggap diri mereka suka menunda-nunda, dan sekitar 80%–95% menunda-nunda sampai taraf tertentu. meskipun pada umum nya mereka mengetahui bahwa akan ada konsekuensi negatif jika melakukan penundaan seperti menghambat produktivitas seseorang yang sering dikaitkan dengan depresi, rendah diri, rasa bersalah, dan ketidakmampuan. Dalam dunia pendidikan psikologi, kebiasaan itu sering disebut sebagai academic procrastination.
ADVERTISEMENT
Beberapa contoh academic procastination
Contoh sederhana kegiatan menunda-nunda bagi mahasiswa adalah mereka yang perlu duduk dan menyelesaikan Pekerjaan Rumah (PR) seperti menulis paper, tetapi malah menghabiskan waktu di internet sepanjang hari dan baru mulai bekerja larut malam, meskipun mereka berharap bisa memulainya lebih awal.
Selain itu, contoh academic procastination lainnya adalah sebagai berikut:
1. Seorang mahasiswa yang menunda menulis makalah kelas selama berminggu-minggu hingga tepat sebelum tenggat waktu, dengan menonton TV, bermain game, dan pergi keluar. Mereka bekerja mati matian untuk menyelesaikan tugas dari dosen dengan tenggat waktu yang sudah mepet, sambil diam-diam terus mengutuk diri sendiri karena tidak memulainya lebih awal sebelum mendekati deadline.
2. Seorang mahasiswa yang menunda mengerjakan proyek penelitian besar selama satu semester penuh, dengan terus menundanya di kemudian hari, sambil mengerjakan tugas-tugas kecil dan tidak penting.
ADVERTISEMENT
Alasan mahasiswa procastinate
Ada berbagai alasan mengapa tindakan procrastination mendominasi saat dihadapkan pada pekerjaan atau tugas tertentu, mulai dari rasa tidak mood untuk melakukannya, tidak tahu mana yang harus dilakukan lebih dahulu, burnout, atau bahkan mungkin depresi. Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan atau procrastination ini umumnya dilakukan oleh seseorang untuk memberikan rasa lega yang bersifat sementara. Namun, rasa lega ini nantinya akan tergantikan dengan rasa cemas, karena banyak hal yang belum terselesaikan. Kecemasan, seringkali mengingat potensi umpan balik negatif.
Mahasiswa menunda-nunda karena masalah seperti kelelahan dan kecemasan melebihi kontrol diri dan motivasi mereka. Masalah ini termasuk faktor pribadi, seperti rasa takut dan perfeksionisme, dan faktor situasional, seperti gangguan dan instruksi yang tidak jelas.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, alasan umum mengapa siswa menunda-nunda adalah sebagai berikut:
Abstract goals, umumnya dalam hal ketidakjelasan tentang kapan dan bagaimana mahasiswa berniat untuk belajar atau melakukan pekerjaan mereka.
Feeling overwhelmed, sering kali tidak yakin bagaimana menangani tugas akademik yang ada.
Perfectionism, umumnya berupa penolakan untuk menciptakan karya yang memiliki kekurangan.
Fear of failure, Ketakutan akan kegagalan seringkali karena kekhawatiran tentang bagaimana kegagalan dapat mencerminkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa, baik di mata mereka maupun di mata orang lain.
Penghindaran tugas, terutama dalam kasus di mana mereka menganggap tugas itu membosankan atau tidak menyenangkan.
Lack of motivation, sering kali akibat tidak memedulikan prestasi akademik, merasa terputus dari diri mereka pada masa depan, atau memiliki imbalan yang terlalu jauh pada masa depan.
ADVERTISEMENT
Penyebab umum lainnya dari academic procastination termasuk perilaku seperti self-handicapping yaitu fenomena individu yang berupaya melindungi harga dirinya melalui manipulasi perilaku diri maupun lingkungan. Ranah akademik termasuk situasi yang paling berpotensi bagi kemunculan perilaku self-handicapping. Self-handicapping pun menjadi strategi pertahanan harga diri yang kerap dilakukan oleh para mahasiswa. Dalam kasus academic procastination, jika mahasiswa gagal maka mereka dapat menyalahkan kegagalan mereka pada penundaan daripada pada kemampuan mereka, dan sabotase diri, yang melibatkan penundaan sebagai akibat dari kecenderungan untuk menghambat kemajuan seseorang.
Secara keseluruhan, mahasiswa menunda-nunda karena masalah seperti kelelahan dan kecemasan melebihi kontrol diri dan motivasi mereka. Masalah umum yang menyebabkan siswa menunda-nunda termasuk tujuan abstrak, perasaan kewalahan, perfeksionisme, takut gagal, penghindaran tugas, kebencian, lingkungan kerja yang bermasalah, dan pencarian sensasi.
ADVERTISEMENT
Bahaya Procastination Bagi Mahasiswa
Penundaan dapat menyebabkan berbagai masalah bagi mahasiswa, dengan memengaruhi manajemen waktu, kinerja akademik, kesejahteraan emosional, dan kesehatan mental dan fisik mereka secara negatif:
Dalam hal manajemen waktu, penundaan dapat menyita banyak waktu, dan mahasiswa sering melaporkan bahwa penundaan menghabiskan lebih dari sepertiga aktivitas sehari-hari mereka, biasanya dalam bentuk perilaku seperti tidur, menonton TV, atau bermain game. Itu juga dapat menyebabkan mereka mengalami masalah manajemen waktu lainnya, seperti melewatkan tenggat waktu penting, atau terburu-buru menyelesaikan tugas tanpa cukup waktu.
Dalam hal kinerja akademik, penundaan dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk nilai ujian yang lebih buruk. Banyak dari masalah ini dapat dikaitkan dengan masalah yang menyebabkan penundaan dalam hal manajemen waktu. Misalnya, jika mahasiswa gagal mengatur waktu mereka dengan terus menunda belajar untuk ujian penting, kemungkinan besar mereka akan berakhir tidak siap, dan oleh karena itu memperoleh nilai yang lebih buruk daripada yang seharusnya mereka dapatkan jika mereka tidak menunda-nunda.
ADVERTISEMENT
Dalam hal kesejahteraan emosional dan kesehatan mental/fisik, penundaan dapat menyebabkan masalah seperti peningkatan stres dan penyakit lainnya. Banyak dari masalah ini terkait dengan masalah yang dialami siswa dalam hal manajemen waktu dan kinerja akademik mereka. Misalnya, jika seorang mahasiswa terlambat menyerahkan tugas karena penundaan dan akhirnya mendapat nilai buruk, mereka mungkin merasa cemas, bersalah, dan stres atas perilakunya.
Mengingat betapa seringnya penundaan, tidak mengherankan jika banyak mahasiswa mengatakan bahwa penundaan selalu atau hampir menjadi masalah bagi mereka terkait dengan berbagai tugas akademik (misal., menulis makalah dan belajar untuk ujian).
Selain itu, penundaan juga dapat menyebabkan masalah serius bagi mahasiswa begitu mereka meninggalkan dunia akademis dan memasuki pasar kerja. Hal itu karena banyak dari masalah di atas meluas ke orang dewasa di luar akademisi, dan karena penundaan dikaitkan dengan masalah lebih lanjut, seperti gaji yang lebih rendah, masa kerja yang lebih singkat, kemungkinan pengangguran yang lebih tinggi, dan kesuksesan finansial yang lebih rendah secara umum.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Cara Berhenti Menunda Belajar?
Untuk berhenti menunda-nunda belajar atau tugas bagi mahasiswa, mereka harus mengidentifikasi hal sekecil mungkin yang dapat mereka lakukan untuk membuat kemajuan. Kemudian memodifikasi lingkungan untuk memungkinkan mereka melakukannya atau mengerjakan tugas nya.
Misalnya belajar untuk ujian, langkah sekecil mungkin yang dapat di ambil untuk melakukannya adalah dengan membuka catatan dan membaca paragraf pertama yang telah di tulis. Setelah menyadari bahwahal tersebut masih belum maksimal dan perlu melakukan upaya lain, mereka dapat mulai memodifikasi lingkungan belajar untuk membantu fokus, misalnya dengan pergi ke ruangan tanpa gangguan dan meninggalkan ponsel di luar.
1. Tingkatkan perencanaan Anda: Tetapkan tujuan konkret untuk diri sendiri. Misalnya, alih-alih tujuan yang tidak jelas, seperti "saya akan belajar untuk ujian saya yang akan datang", tetapkan tujuan yang konkret, seperti "ergi ke perpustakaan setiap hari setelah saya menyelesaikan kelas terakhir saya untuk hari itu. , dan menghabiskan setidaknya 2 jam belajar”.
ADVERTISEMENT
2. Ubah lingkungan agar lebih mudah untuk terus fokus. Misalnya, jika cenderung kehilangan konsentrasi jika terganggu saat belajar, belajarlah di ruangan yang sunyi dan tinggalkan ponsel di luar.
3. Mulailah dengan langkah kecil. Misalnya tugas menulis esai, memulailah dengan berkomitmen untuk hanya menulis satu kalimat terlebih dahulu. Ini dapat membantu untuk mendorong diri sendiri untuk memulai tugas, dan seringkali begitu melakukan hal tersebut, mereka akan merasa mudah untuk melanjutkan.
4. Gunakan teknik Pomodoro yang melibatkan pergantian antara periode belajar dan istirahat yang dijadwalkan. Misalnya, mahasiswa telah belajar selama 25 menit, dengan istirahat 5 menit di antaranya, dan istirahat lebih lama 30 menit setelah setiap 4 set pelajaran yang di selesaikan.
ADVERTISEMENT