Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Dampak Narasi Media terhadap Perempuan dalam Isu Perubahan Iklim
5 Maret 2025 9:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Riska Rahayu Roisiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Media memiliki peran krusial dalam membentuk pemahaman publik mengenai perubahan iklim, termasuk bagaimana perempuan dikonstruksikan dalam narasi lingkungan. Studi ini mengeksplorasi bagaimana pemberitaan media tentang perubahan iklim mempengaruhi persepsi dan pengalaman perempuan, baik sebagai korban maupun agen perubahan. Dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis, penelitian ini mengkaji representasi perempuan dalam berita lingkungan di media massa dan digital.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini menunjukkan bahwa media sering kali menggambarkan perempuan sebagai kelompok yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, terutama di wilayah marginal dan pedesaan. Namun, narasi ini sering kali mengabaikan peran aktif perempuan dalam mitigasi dan adaptasi lingkungan, serta kontribusi mereka dalam gerakan ekofeminisme. Selain itu, media sosial telah membuka ruang baru bagi perempuan untuk membangun narasi alternatif yang lebih inklusif dan berbasis aksi kolektif.
Perempuan dalam Isu Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah pertanyaan tentang pembangunan global saat ini telah menjadi variabel penting yang memengaruhi kehidupan dan kebahagiaan masyarakat. Perubahan iklim telah menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup banyak komunitas, karena itu mempengaruhi keamanan dan pendekatan untuk menyediakan makanan, air, dan energi yang penting bagi semua orang. Di tingkat ekonomi, perubahan iklim juga menyebabkan kerugian ekonomi yang dapat memperlambat pencapaian tujuan untuk meningkatkan kebahagiaan semua warga negara. Kondisi cuaca yang keras yang terkait dengan masalah perkembangan juga meningkatkan risiko bencana alam, seperti banjir, tornado dan tanah longsor yang membutuhkan kegiatan kehidupan dan kerusakan.
ADVERTISEMENT
Arti perubahan iklim dalam konsumsi makanan, air bersih dan model konsumsi energi dan melihat bagaimana mempengaruhi ketiga orang. Meneliti model konsumen di tingkat rumah tangga juga akan memetakan, bagaimana penurunan dan upaya adaptif perubahan iklim dilakukan, dengan memeriksa peran, kontribusi, dan tantangan berdasarkan jenis kelamin.
Narasi Media terhadap Perempuan dalam Isu Perubahan Iklim
Media memiliki peran strategis dalam membentuk pemahaman publik mengenai isu perubahan iklim. Namun, dalam banyak kasus, narasi yang dibangun sering kali memperlihatkan perempuan sebagai kelompok yang rentan dan terpinggirkan dalam krisis lingkungan. Representasi ini memang tidak sepenuhnya keliru, mengingat perempuan di banyak negara berkembang lebih sering terkena dampak langsung dari bencana ekologis akibat peran sosial dan ekonomi mereka yang lebih dekat dengan alam. Namun, jika media hanya berfokus pada narasi perempuan sebagai korban, maka ada risiko bahwa peran aktif mereka dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim justru diabaikan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, perempuan memiliki peran yang sangat signifikan dalam solusi lingkungan, baik di tingkat lokal maupun global. Banyak komunitas perempuan yang bergerak dalam gerakan ekofeminisme, mengadvokasi kebijakan lingkungan yang berkelanjutan, serta menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, narasi ini masih kurang mendapat perhatian dalam pemberitaan media arus utama.
Media sosial mulai membuka ruang baru bagi perempuan untuk mengubah narasi ini. Aktivis lingkungan perempuan kini memiliki akses lebih luas untuk menyuarakan gagasan dan pengalaman mereka tanpa harus bergantung pada media konvensional. Gerakan seperti #ClimateJustice dan #WomenForClimate menunjukkan bagaimana perempuan mampu menjadi agen perubahan dalam diskursus lingkungan global.
Oleh karena itu, penting bagi media untuk mengubah pendekatan mereka dalam meliput isu perubahan iklim dengan perspektif yang lebih adil gender. Media harus mulai mengangkat kisah-kisah perempuan yang berperan aktif dalam solusi lingkungan, bukan hanya menampilkan mereka sebagai korban. Dengan demikian, media dapat menjadi alat yang lebih progresif dalam mendorong perubahan sosial dan kebijakan yang lebih inklusif serta berkeadilan ekologis.
ADVERTISEMENT