Menurunnya Minat Baca Media Berita Tradisional: Berikut ini Penyebabnya

Riska Rahayu Roisiah
Peneliti Surabaya Academia Forum Universitas Muhammadiyah Surabaya
Konten dari Pengguna
10 Agustus 2023 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riska Rahayu Roisiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa tahun terakhir, perkembangan media sosial telah mengubah lanskap informasi secara drastis. Peran media berita tradisional yang pernah dominan kini terancam oleh keberadaan platform-platform media sosial yang semakin populer. Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube, Tik Tok telah menjadi sumber utama informasi bagi banyak orang di seluruh dunia. Sepanjang tahun ini, lebih dari 1.900 pekerjaan telah di-PHK di industri berita AS, sudah melampaui 1.808 PHK sepanjang tahun 2022, menurut laporan dari job placement firm Challenger, Gray & Christmas.
Sumber: Shutterstock
Krisis yang dialami oleh media berita tradisional terletak pada beberapa aspek penting.
ADVERTISEMENT
Pertama, media sosial seperti Tik Tok menawarkan aksesibilitas dan kecepatan yang tidak dapat ditandingi oleh media berita tradisional. Dengan hanya beberapa ketukan jari, pengguna media sosial dapat memperoleh informasi terbaru secara real-time. Berita-berita terkini dapat dengan cepat menyebar melalui fitur berbagi dan retweet di platform-platform media sosial, membuat media berita tradisional kesulitan untuk bersaing dalam hal kecepatan dan jangkauan.
Selain itu, Tik Tok juga memberikan keleluasaan kepada pengguna untuk memilih dan jenis informasi yang mereka konsumsi. Pengguna media sosial tersebut dapat mengatur preferensi mereka, mengikuti akun atau topik yang mereka minati, dan memblokir atau menyembunyikan konten yang tidak mereka sukai. Hal ini berbeda dengan media berita tradisional yang cenderung memberikan berita secara umum, tanpa memperhatikan preferensi individu. Sebagai hasilnya, pengguna media sosial merasa lebih terhubung dengan konten yang mereka anggap relevan dan menarik, sehingga media berita tradisional sulit untuk mempertahankan perhatian dan loyalitas pembaca.
Sumber: Shutterstock
Kedua Krisis yang dialami oleh media berita tradisional juga terkait dengan isu kepercayaan dan keaslian informasi. Media sosial memiliki tantangan dalam memerangi penyebaran berita palsu dan informasi yang tidak diverifikasi. Konten yang tidak akurat atau bias sering kali mendapatkan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan berita yang terverifikasi secara akurat. Ini dapat mengakibatkan munculnya persepsi bahwa media berita tradisional kurang dapat dipercaya, karena mereka dianggap terjebak dalam narasi tertentu atau terpengaruh oleh kepentingan bisnis atau politik.
ADVERTISEMENT
Namun, meskipun media berita tradisional menghadapi krisis yang mendalam, peran mereka sebagai pengawas dan penyedia informasi yang kredibel tetap penting dalam masyarakat. Media berita tradisional memiliki standar jurnalisme yang ketat, dengan praktik verifikasi dan pengumpulan berita yang dilakukan secara profesional. Mereka juga memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk melaporkan berita yang mungkin tidak populer atau kontroversial, tanpa khawatir kehilangan pengiklan atau popularitas.
Maka dari itu sangat penting bagi media berita tradisional untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dan memanfaatkan kekuatan media sosial sebagai alat untuk menyampaikan informasi mereka. Banyak media berita tradisional sudah mulai memanfaatkan platform media sosial untuk memperluas jangkauan