Konten dari Pengguna

Dampak Teknologi Terhadap Cara Belajar Siswa: Membantu atau Justru Merusak?

Felicia Wellim
Saya bersekolah di SPK Penabur International Kelapa Gading. Saat ini saya kelas 12. Hobi saya bermain voli dan juga bernyanyi.
27 November 2024 18:21 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Felicia Wellim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi dalam beberapa dekade terakhir telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Teknologi telah menjadi alat yang sangat berpengaruh dalam cara belajar siswa, baik di sekolah maupun di luar kelas. Adanya aplikasi pembelajaran, perangkat digital, dan akses internet yang luas memberikan peluang baru bagi siswa untuk belajar dengan lebih fleksibel dan interaktif. Namun, tidak hanya manfaat yang dimiliki, tetapi penggunaan teknologi sering disalahgunakan dan muncullah tantangan yang perlu diperhatikan. Apakah teknologi benar-benar membantu proses belajar siswa atau justru membawa dampak negatif?
ADVERTISEMENT
Salah satu manfaat utama teknologi dalam pendidikan adalah aksesibilitas yang meningkat. Dengan adanya internet, siswa dapat mengakses informasi kapan dan di mana aja. Perbedaannya dengan zaman dulu adalah siswa harus bergantung dengan buku teks dan perpustakaan untuk mendapat sumber belajar. Saat ini media pembelajaran dapat ditemukan dalam format digital, membuat pembelajaran jauh lebih praktis. Selain itu, platform seperti Youtube, Brainly, dan Ruangguru menyediakan materi pembelajaran yang mencakup berbagai topik, mulai dari matematika hingga seni, tanpa biaya tambahan. Teknologi sekarang juga memungkinkan pembelajaran yang lebih personal. Aplikasi seperti Kahoot dan Quizlet memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya masing-masing. Dengan cara ini, siswa dapat mengulang materi yang sulit dipahami sampai mengerti konsepnya. Selain itu, teknologi mendukung pembelajaran kolaboratif seperti Google Classroom dan Zoom untuk memudahkan siswa bekerja sama dalam proyek, berbagi dokumen, dan berdiskusi secara online sekalipun mereka berada di tempat yang berbeda. Kemampuan untuk bekerja secara digital juga mengajarkan keterampilan penting di era modern, seperti komunikasi daring, manajemen waktu, dan kolaborasi jarak jauh.
ADVERTISEMENT
Namun, meskipun teknologi memberikan banyak manfaat, dampak negatifnya juga tidak dapat diabaikan. Salah satu peran utama yang paling mencolok adalah distraksi. Dengan kehadiran media sosial, video game, dan konten hiburan lainnya seringkali mengalihkan perhatian siswa tujuan belajar mereka. Dalam sebuah penelitian, ditampilkan bahwa rata-rata remaja menghabiskan waktu lebih dari tujuh jam sehari di depan layar, yang kemungkinan besar digunakan untuk aktivitas non-akademik alias media sosial yang tidak ada sangkut pautnya dengan pelajaran sekolah. Hal ini dapat mengurangi fokus siswa pada tugas sekolah dan menyebabkan penurunan prestasi belajar.
Salah satu murid menggunakan hp saat pelajaran. Foto dari penulis.
Selain distraksi, ketergantungan pada teknologi juga berpotensi melemahkan keterampilan kognitif siswa. Contohnya, penggunaan kalkulator atau aplikasi matematika untuk menyelesaikan masalah sederhana dapat mengurangi kemampuan siswa dalam melakukan perhitungan mental. Siswa juga cenderung mencari jawaban langsung di internet daripada berusaha memecahkan masalah secara mandiri, yang dapat menghambat perkembangan keterampilan berpikir kritis mereka. Ketergantungan ini menjadi perhatian khusus dalam konteks pembelajaran jangka waktu yang panjang, di mana kemampuan untuk berpikir mandiri sangat penting.
ADVERTISEMENT
Ketimpangan akses juga menjadi masalah besar. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama ke perangkat digital dan internet. Di daerah pedesaan atau di keluarga dengan pendapatan yang rendah, siswa mungkin tidak memiliki perangkat seperti laptop atau koneksi internet yang stabil. Hal ini menciptakan perbedaan pendidikan yang semakin besar antara siswa yang memiliki akses terhadap teknologi dan mereka yang tidak. Tantangan ini menjadi lebih terlihat selama pandemi COVID-19, ketika pembelajaran daring menjadi keharusan, tetapi tidak semua siswa dapat mengikutinya dengan baik.
Selain dampak pada pembelajaran, teknologi juga memiliki efek samping terhadap kesehatan siswa. Penggunaan perangkat digital yang berlebihan dapat menyebabkan masalah fisik seperti kelelahan mata, gangguan tidur dan kurangnya aktivitas fisik. Hal ini menjadi lebih buruk oleh gaya hidup malas yang sering kali ada sangkut paut nya dengan penggunaan teknologi. Selain itu, tekanan untuk selalu aktif di media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental siswa, seperti meningkatkan rasa cemas atau menurunkan kepercayaan diri. Risiko cyberbullying juga meningkat seiring dengan semakin banyaknya platform digital yang digunakan oleh siswa.
ADVERTISEMENT
Meskipun tantangan-tantangan tersebut nyata, teknologi tetap dapat dimanfaatkan secara bijaksana untuk mendukung proses pembelajaran. Pendidikan literasi digital menjadi langkah penting dalam membantu siswa dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan teknologi secara produktif dan bertanggung jawab. Siswa perlu diajarkan cara memanfaatkan teknologi untuk tujuan belajar, sekaligus memahami risiko-risiko yang ada.
Selain itu, pembatasan waktu layar sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan aktivitas lainnya. Orang tua dan guru perlu bekerja sama untuk memastikan siswa tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar, terutama untuk aktivitas non akademik. Kombinasi antara metode pembelajaran tradisional dan teknologi juga menjadi solusi yang efektif. Buku fisik, diskusi langsung, dan aktivitas di kelas tetap memiliki peran penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang hebat. Teknologi seharusnya menjadi pelengkap, bukan pengganti, metode pembelajaran konvensional.
ADVERTISEMENT
Pemerintah dan institusi pendidikan juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang setara terhadap teknologi. Investasi dalam infrastruktur, seperti menyediakan perangkat digital untuk siswa kurang mampu dan meningkatkan akses internet di daerah pedesaan, menjadi langkah penting untuk mengurangi kesenjangan pendidikan.
Dalam pengawasan sehari-hari, peran orang tua sangat krusial. Dengan bimbingan yang tepat, siswa dapat menggunakan teknologi secara efektif tanpa mengorbankan kesejahteraan fisik dan mental mereka. Orang tua juga dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, misalnya dengan mengatur jadwal belajar yang seimbang dan memastikan bahwa siswa menggunakan teknologi untuk tujuan yang bermanfaat.
Secara keseluruhan, teknologi memiliki potensi besar untuk meningkatkan cara belajar siswa, tetapi tantangan yang ditimbulkan tidak bisa diabaikan. Dengan pendekatan yang bijaksana, pengawasan yang tepat, dan kebijakan yang mendukung, teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam mendukung proses pendidikan. Pada akhirnya, keberhasilan belajar siswa tidak ditentukan oleh teknologi itu sendiri, melainkan oleh cara mereka menggunakannya. Ketika dimanfaatkan dengan bijak, teknologi dapat membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka, tetapi jika digunakan tanpa kendali, teknologi justru berisiko merusak perkembangan mereka.
ADVERTISEMENT