Konten dari Pengguna

Yuk, Bekerja di Organisasi Internasional!

24 Februari 2018 14:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Felicia Yuwono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Yuk, Bekerja di Organisasi Internasional!
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Peluang bekerja pada organisasi internasional (OI) adalah kesempatan besar bagi Warga Negara Indonesia (WNI) untuk berkiprah di dunia internasional. Sayangnya, masih sedikit tenaga profesional Indonesia yang saat ini memanfaatkan kesempatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Persentase WNI yang bekerja pada organisasi OI masih minim dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina, maupun negara berkembang lainnya seperti India. Berdasarkan informasi Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York dan Sekretariat IAEA di Wina, jumlah WNI yang bekerja pada OI tersebut masih tergolong under-represented, terutama kalau dibandingkan dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.
Sudah saatnya warga Indonesia mengambil manfaat dari keanggotaan Indonesia pada lebih dari 200 OI. Bagaimana caranya?
Berikut ini beberapa tips untuk warga Indonesia yang ingin bekerja pada OI.
1. Mengakses laman facebook Lowongan Kerja Pada OI
Untuk melihat berbagai peluang bekerja pada OI, warga Indonesia dapat mengakses laman facebook Lowongan Kerja Pada OI. Laman tersebut dikelola dan di-update secara rutin oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dengan informasi terkini pengumuman rekrutmen dan macam-macam posisi yang sedang dibuka di OI, baik di dalam maupun luar negeri, serta persyaratan dan prosedur aplikasinya.
ADVERTISEMENT
2. Ikuti live sessions atau webinar yang diadakan oleh OI
Tidak perlu khawatir walaupun Indonesia berada jauh dari markas OI. Sekarang ini banyak OI yang menyelenggarakan sesi online atau webinar untuk memberi penjelasan mengenai sistem rekrutmennya, mulai dari langkah aplikasi hingga proses seleksinya. Dengan mengikuti sesi online ini, kandidat mendapat bekal untuk memahami apa yang dicari dan diharapkan oleh OI dari kandidat yang mengikuti proses seleksi.
3. Pilih posisi yang sesuai dengan keahlian
Terdapat 200 lebih OI di mana Indonesia menjadi anggota. Di tingkat regional, ada Sekretariat ASEAN di Jakarta. Di bidang politik keamanan, ada Sekretariat PBB di New York, dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di Wina. Di bidang ekonomi, ada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Jenewa. Di bidang sosial budaya, ada Badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF) di New York dan untuk Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan (UNESCO) di Paris. Di bidang lingkungan hidup, ada Program PBB untuk Lingkungan Hidup (UNEP) di Nairobi. Dan masih banyak lagi. Daftar lengkap keanggotaan Indonesia pada OI dapat diakses disini.
ADVERTISEMENT
Rekrutmen masing-masing OI juga mencakup posisi yang membutuhkan beraneka ragam keahlian mulai dari keahlian teknis dalam bidang iptek sektoral, manajerial keuangan maupun sumber daya manusia, hukum, interpretasi, hingga teknologi informasi. Rekrutmen posisi tingkat profesional biasanya membutuhkan lebih banyak keahlian teknis tanpa muatan politis.
4. Tingkatkan pemahaman tentang OI
Perlu persiapan yang baik untuk mengikuti proses seleksi. Kandidat harus sudah memahami cakupan tugas dan fungsi OI yang dituju, menguasai substansi dan informasi yang tersedia di laman resmi dan media sosial OI, maupun media online lainnya, serta memiliki pengetahuan tentang isu-isu terkini dan apa yg dikerjakan OI tersebut dalam menghadapinya.
Selain itu, jangan lupa bahwa OI zaman now harus memperbanyak merekrut kandidat dari negara berkembang, dan mengutamakan kandidat perempuan.
ADVERTISEMENT
5. Berlatih untuk wawancara, dan hapuskan inferiority complex secara total
Sekretariat IAEA pernah melakukan profiling atas pelamar dari berbagai belahan dunia, dan memiliki catatan khusus bahwa penyebab utama kegagalan peserta Indonesia adalah sesi wawancara. Banyak kandidat Indonesia yang memenuhi persyaratan, tapi sayangnya, tidak meyakinkan dalam mempresentasikan diri sewaktu wawancara. Kandidat Indonesia umumnya dikenal pemalu, tidak percaya diri dalam berbahasa Inggris, dan merasa inferior dibandingkan orang asing.
Kemampuan lisan berbahasa Inggris perlu terus dilatih sebelum kandidat maju untuk wawancara.
Selain itu, seperti halnya penjajahan, inferiority complex adalah warisan zaman old yang harus dihapuskan secara total. Kita perlu tahu bahwa di zaman now ini, tidak sedikit warga Indonesia yang bekerja di OI dan diakui sebagai staf yang kapabel, cerdas, pekerja keras dengan kontribusi yang inovatif.
ADVERTISEMENT
6. Jangan takut gagal, dan jangan menyerah apabila gagal
Ingat bahwa kegagalan hanyalah kesuksesan yang tertunda. Pengalaman mengikuti proses seleksi sebelumnya akan meningkatkan exposure dan menjadi modal yang memperbesar kemungkinan untuk berhasil mengikuti proses seleksi di kesempatan lain.
Mudah-mudahan dengan tips yang diberikan ini, warga Indonesia semakin percaya diri dan terdorong untuk berkancah di dunia internasional. Keterwakilan Indonesia di OI, khususnya di tingkat profesional dan jabatan strategis, akan menjadi modal nyata bagi kemajuan diplomasi multilateral Indonesia.