Konten dari Pengguna

Komunikasi Era Gen-Z : Orang Hebat Semakin Banyak, Etika Terkikis Habis

Feliks Rolandus
Mahasiswa Jurnalistik Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
27 Januari 2025 13:41 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Feliks Rolandus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar : Mahasiswa Ilmu komunikasi UNAND. sumber : dock. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gambar : Mahasiswa Ilmu komunikasi UNAND. sumber : dock. pribadi
ADVERTISEMENT
Bicara mengenai komunikasi memang tidak akan ada habisnya, manusia yang hidup dikatakan mahluk sosial karena komunikasi yang terjalin. Ataupun alasan lain, manusia hidup didunia ini membutuhkan komunikasi untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesamanya, hal ini sudah lumrah dan bukan hal yang luar biasa lagi untuk diketahui. Jika dilihat, memang sesederhana itu makna dari sebuah kata komunikasi, namun jika dikulik lebih dalam lagi komunikasi ternyata tidak sesederhana itu.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangan manusia dari zaman pra-aksara hingga modern saat ini, perubahan komunikasi juga sangat pesat. Namun jika melihat kajian dari berbagai ilmuwan, sebenarnya komunikasi hanya tentang bagaimana seseorang mengirim pesan kepada orang lain dan bagaimana pesan itu sampai, serta adanya timbal balik. Namun karena perkembangan zama, terkadang sebuah kesederhanaan itu menjadi kompleks.
Perkembangan dunia yang semakin maju dari zaman ke zaman tentu peran komunikasi juga turut andil menjadi poin utama perkembangan tersebut terjadi. Melalui berbagai interaksi manusia, dunia kian hari kian berubah, sebagian besar orang masih memegang teguh prinsip bahwa komunikasi yang efektif adalah dua atau lebih orang berinteraksi dan saling mengirim serta membalas pesan secara langsung dan tatap muka. Namun sebagian orang saat ini menganggap prinsip tersebut kuno.
ADVERTISEMENT
Contoh yang sederhana dapat kita temukan dalam dunia pendidikan saat ini. Banyak perdebatan di kalangan guru hingga dosen mengenai teknik pembelajaran atau perkuliahan. Sebagian menganggap bahwa perkuliahan tatap muka langsung dan interaksi di kelas merupakan cara paling efektif dalam pembelajaran. Namun disisi lain karena berbagai kepentingan dan kemudahan yang disediakan teknologi, tenaga pendidik dan siswa tidak perlu berada dalam ruangan fisik secara bersamaan.
Tidak hanya dalam dunia pendidikan berbagai transformasi juga terjadi dalam dunia pekerjaan, manusia dimudahkan untuk melakukan berbagai aktifitas tanpa harus terjun langsung secara fisik. Namun tidak sedikit juga meninggalkan berbagai perdebatan.Tentu berbagai permasalahan ini berkaitan erat dengan era yang baru saat ini, yakni era Globalisasi.
Globalisasi membawa banyak transformasi juga dampak yang signifikan dalam perkembangan dunia terlebih dalam bidang komunikasi. Sebuah perdebatan yang sampai saat ini masih menjadi buah bibir dan tak habis dibicarakan adalah mengenai keefektifan komunikasi itu sendiri. Hal ini muncul ketika membandingkan dua buah gaya komunikasi. Gaya yang pertama adalah komunikasi langsung secara tatap muka antara komunikator dan komunikan memberikan respon yang langsung. Dan gaya komunikasi selanjutnya adalah komunikasi yang menggunakan media perantara, atau tidak langsung. Letak permasalahan nya adalah, semakin maju teknologi atau media komunikasi yang digunakan semakin menggambarkan kondisi manusia yang semakin, apatis, individualis dan juga acu tak acu.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari efektif atau tidaknya media komunikasi yang digunakan, memang etika komunikasi menjadi hal yang miris belakangan ini. Entah karena perkembangan teknologi yang menyebarkan berbagai pengaruhnya, atau budaya dan gaya komunikasi asing yang setiap hari dikonsumsi masyarakat, yang menjadikan etika dalam berkomunikasi menjadi luntur. Namun jika di lihat lagi pengguna media yang paling besar dan tidak menghiraukan etika dalam berkomunikasi adalah generasi muda bangsa ini, atau yang lebih dikenal dengan GEN-Z atau generasi Z. Perbedaan komunikasi di media sosial sangat jelas dan mudah untuk dibedakan bagaimana cara mereka menanggapi setia hal yang ada.
Memang secara generasi mereka adalah orang orang yang lahir dan dibesarkan berdampingan dengan kemajuan teknologi, segala sesuatu yang hadir dan dan lahir di era ini tumbuh bersama dengan mereka. Sehingga secara tidak langsung sebagian besar generasi ini dididik secara online oleh teknologi. Contohnya sangat terpampang nyata, ketika kita melihat bagaimana polah asuh yang ada pada keluarga-keluarga saat ini. Ketika anak-anak mereka menangis maka penenangnya adalah smartphone. Begitu juga dalam tumbuh dan kembangnya sehari-hari, mereka tidak lagi mengenal permainan-permainan tradisional yang syarat akan didikan etika dan moral. Dunia pendidikan mereka juga tidak lagi sama seperti generasi sebelumnya yang lebih membahas etika dan moral anak, tapi mereka lebih banyak mengejar kebutuhan akademik, target mereka adalah menjadi orang-orang hebat tapi mengabaikan etika.
ADVERTISEMENT
perkembangan pergaulan juga kian berubah, interaksi langsung semakin minim terjadi, individualisme menjadi hal yang biasa, sehingga berpengaruh pada pola kehidupan yang merubah berbagai lini. Orang tidak suka lagi berinteraksi langsung dengan sesama, kebiasaan berkumpul dan juga berdiskusi mulai sirnah, organisasi-organisasi semakin sedikit diminati oleh mahasiswa. Memang pada akhirnya pola kehidupan akan mengarah pada perubahan yang besar secara cepat dan luas.
Tidak hanya itu saja, isu kesehatan mental juga semakin mengkhawatirkan. Ketahanan dan juga kekuatan mental manusia semakin menurun. Isu mental health menjadi isu yang hangat belakangan ini, berbagai kampus setiap bulannya melaporkan kasus-kasus bunuh diri, kekerasan kepada diri sendiri, seperti menyayat tangan, menyakiti diri sendiri dan lainya.
Ya.. dunia semakin mengkhawatirkan, awalnya manusia mengagung agungkan dan mendambakan kemajuan teknologi, namun setiap perkembangan yang ada membawa dampak yang luar biasa terhadap perkembangan manusia, lalu siapa yang mau disalahkan atas fenomena yang terjadi hari ini?
ADVERTISEMENT
Berbagai perubahan yang ada sangat mengkhawatirkan, dunia semakin berubah pesat, tidak ada kata tunggu untuk perubahan yang ada. Lalu bagaimana cara kita mengatasi perubahan yang buruk ini?. Berbagai perubahan terjadi tidak bisa kita salahkan kepada pihak manapun . Sehingga peran kita sendirilah yang menjadi penentu bagaimana keadaan akan berubah, dunia tidak akan berhenti, begitu juga kemajuan akan berjalan berdampingan dengan teknologi. Dunia akan berubah dan kita harus siap menjadi bagian dari kemajuan tersebut. Namun pilihan ada pada diri masing masing, kita mau menjadi bagian dari kemajuan itu atau menyingkir dan tinggalkan apa yang ada. Tidak ada yang bisa disalahkan atas apa yang berubah tapi kita harus belajar bagaimana pengendalian dalam diri kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Kehidupan akan terus berubah, begitu juga dalam dunia komunikasi, teknologi akan merubah cara dan gaya komunikasi yang akan digunakan, efektif atau tidaknya komunikasi tidak lagi bisa kita ukur dengan teori-teori lama yang ada, karena sejatinya manusia juga ingin perubahan, mereka akan terus bekerja dan menemukan berbagai hal hal baru dalam kehidupan. Dunia akan terus menciptakan orang orang hebat akan tetapi mereka lupa orang baik saat ini semakin langkah.