Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Melihat Dampak Perjanjian IE-CEPA terhadap Perekonomian Indonesia
21 Oktober 2023 13:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Felix Broson Manurung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 16 Desember 2018 yang lalu, Indonesia dan negara-negara European Free Trade Association (EFTA) telah menandatangani Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dalam kerangka kerja sama IE-CEPA di Jakarta, Indonesia. Negara-negara EFTA terdiri dari Islandia, Liechtenstein, Norwegia dan juga Swiss.
ADVERTISEMENT
IE-CEPA mencakup semua aspek yang biasanya tercakup dalam perjanjian perdagangan bebas yang komprehensif, seperti investasi, hak kekayaan intelektual (HAKI), perdagangan barang dan jasa, persaingan, pengadaan barang dan jasa, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, dan ketentuan-ketentuan hukum.
Harapan dari perjanjian IE-CEPA adalah dapat membantu perekonomian Indonesia dengan mengurangi hambatan perdagangan, mendorong pembangunan berkelanjutan, dan mendukung kerja sama ekonomi dan investasi.
Perjanjian ini juga diharapkan dapat meningkatkan akses pasar untuk produk dari Indonesia dan EFTA. IE-CEPA diharapkan dapat memberikan opsi tambahan baru bagi Indonesia untuk mendapatkan bahan baku dan barang modal dengan tarif 0 persen, yang dapat memberikan dampak positif bagi industri Indonesia.
Dampak IE-CEPA terhadap perekonomian Indonesia Saat Ini
Hadirnya kerja sama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan negara EFTA tentunya membuka dan memberikan kesempatan yang besar bagi perdagangan, khususnya para pelaku ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, total perdagangan Indonesia dengan negara-negara European Free Trade Association (EFTA) sebelum ditandatanganinya perjanjian ekonomi pada tahun 2018 hingga tahun 2021 berturut-turut adalah sebesar USD 7,9 miliar, USD 8,9 miliar, USD 8,8 miliar, dan USD 10,2 miliar.
Pada tahun 2022 setelah IE-CEPA ditandatangani, total perdagangan Indonesia dengan negara-negara EFTA adalah sebesar USD 12,4 miliar. Angka ini meningkat sebesar 21,5 persen dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar USD 10,2 miliar.
Berikut data lengkap nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara EFTA:
Berdasarkan data perdagangan tersebut, secara umum dari tahun ke tahun, kita melihat bahwa ada tren peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara EFTA. Sedikit banyaknya, ini tentu merupakan buah hasil dari kerja sama IE-CEPA.
ADVERTISEMENT
Data dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia menunjukkan terdapat beberapa sektor yang berperan dalam perdagangan Indonesia dengan negara-negara EFTA, khususnya pada tahun 2022.
Pada bidang ekspor, sektor nya adalah pertanian (termasuk komoditas kelapa sawit, kopi, teh, dan karet), pertambangan (termasuk komoditas emas, batu bara, dan nikel), manufaktur (termasuk produk tekstil, alas kaki, dan peralatan listrik), jasa (termasuk jasa konstruksi, jasa telekomunikasi, dan jasa keuangan).
Sedangkan pada bidang impor, sektor yang berperan adalah peralatan dan mesin (termasuk peralatan industri, peralatan medis, dan peralatan transportasi), kimia dan farmasi (termasuk obat-obatan, bahan kimia, dan produk perawatan pribadi), makanan dan minuman (termasuk produk makanan olahan, produk susu, dan produk minuman), jasa (termasuk jasa keuangan, jasa profesional, dan jasa transportasi).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, total nilai perdagangan Indonesia dengan seluruh mitra dagangnya pada tahun 2022 adalah sebesar USD 472,1 miliar. Dari total tersebut, perdagangan Indonesia dengan negara-negara EFTA menyumbang sebesar 2,6 persen (USD 12,4 miliar).
Artinya, kontribusi perdagangan Indonesia dengan negara-negara EFTA terhadap total nilai perdagangan Indonesia masih relatif kecil. Walaupun EFTA terdiri dari empat negara, akan tetapi negara-negara EFTA merupakan negara dengan jumlah penduduk yang rendah.
Ini bisa menjadi salah satu faktor rendahnya nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara EFTA. Namun, setidaknya kontribusi perdagangan Indonesia dan negara-negara EFTA terus meningkat setiap tahunnya dan menunjukkan adanya potensi pertumbuhan perdagangan yang positif.