Diskriminasi, Kegagalan Manifestasi Masyarakat Madani Indonesia

Felysha Izdihar Hasri
Mahasiswi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
4 Januari 2023 17:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Felysha Izdihar Hasri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Stop Discrimination, Sumber Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Stop Discrimination, Sumber Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Diksriminasi ialah prasangka atau perilaku yang membedakan seseorang hanya karena ia berasal dari sebuah identitas sosial (agama, etnis, ras, gender, orientasi seksual). Istilah diskriminasi sendiri berasal dari bahasa inggris Discriminate, dan pertama kali digunakan pada abad ke-17. Sejak perang sipil Amerika pada Abad 18, istilah diskriminasi berkembang sebagai kosakata bahasa inggris untuk menjelaskan sikap prasangka negatif. Saat itu prasangka yang dimaksud dikaitkan hanya dengan prasangka atas kulit hitam saja yang menjadi budak. Namun penggunaan istilah tersebut kemudian berkembang, juga digunakan untuk semua jenis prasangka dan semua tindakan negatif kepada semua jenis identitas sosial.
ADVERTISEMENT
Perilaku diskriminatif ini juga menimpa suatu keluarga yang akan pindah ke Dukuh Karet, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Awalnya, keluarga tersebut diterima dengan baik oleh pemilik rumah. Bahkan, dirinya menyebut pemilik rumah tidak mempermasalahkan agama yang dianutnya. Namun, saat diperiksa fotokopi KTP, KK, hingga surat nikah diketahui dirinya beragama katolik, dan ditolak untuk menempati dukuh tersebut. Bahkan diketahui penolakan ini berdasar pada aturan tentang persyaratan pendatang baru Pendukuhan Karet yang dibuat pada 19 Oktober 2015 oleh Kepala Dusun Karet Iswanto dan Ketua Kelompok Kegiatan Masyarakat Karet Ahmad Sudarmi.
Perlakuan diskriminatif tersebut sesuai dengan teori menurut Theodorson & Theordorson (1979) yang menyatakan bahwa diskrimnasi ialah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan atau kelompok berdasarkan sesuatu, biasanya kategorikal atau atribut khas seperti ras, suku, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial. Perlakuan diskriminatif ini juga dirasakan oleh Chloe Lopes Gomes asal jerman, ia merupakan seorang balerina berkulit hitam. Ia mengungkap pengalaman diskriminasi warna kulit yang dialaminya sejak bergabung dengan Berlin Staatsballet. Chloe mengaku ia dimita untuk mengubah warna kulitnya, bahkan ia kerap ditolak saat ingin berperan dalam pentas Swan Lake. Ia juga dilarang memakai tudung kepala putih layaknya penari balet lain. Saat proses pembagian kostum, warna kulitnya bahkan menjadi bahan tertawaan.
ADVERTISEMENT
Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki banyak keragaman suku. Negara Indonesia ingin mewujudkan masyarakat yang memiliki rasa toleransi tinggi. Hal tersebut bisa diwujudkan melalui konsep yang bernama masyarakat madani. Masyarakat madani menurut Hall (1998) merupakan masyarakat yang identik dengan civil society, artinya suatu ide, angan-angan, bayangan, cita-cita suatu komunitas yang dapat terjewantahkan dalam kehidupan sosial. Pada masyarakat madani pelaku sosial akan berpegang teguh pada peradaban dan kemanusiaan. Namun pada kenyataannya konsep ini masih terbilang jauh dari harapan yang diwujudkan karena warga Indonesia masih melakukan diskriminasi terhadap satu sama lain.
Perlakuan diskriminasi juga dirasakan oleh sejumlah mahasiswa Papua yang tengah menimba ilmu di Jakarta. Mereka bercerita mengenai perlakuan diskriminasi dan direndahkan yang sering mereka alami. Tasya menceritakan pengalamannya ketika kesulitan mencari kamar kos. Beberapa kos-kosan tidak mau menerimanya dan mengatakan bahwa kos tersebut sudah penuh dan tidak menerima orang papua, tak sampai disitu ia mengatakan ada sebuah toko yang enggan melayaninya dengan baik. Hal itu terjadi saat mereka hendak memasang kompor gas namun petugas toko tersebut menolak. Bahkan pada awal perkuliahan, Tasya mengatakan teman-teman kuliahnya menutup hidung ketika mahasiswa Papua lewat.
ADVERTISEMENT
Miris rasanya, mengingat masih banyak orang yang secara terang-terangan melakukan perlakuan diskriminatif terhadap sesama. Bahkan kenyataannya di Indonesia sendiri diskriminasi masih sering terjadi entah diskriminasi dalam bentuk agama, ras, jenis kelamin, difabel, atau yang lainnya. Padahal jika diingat kembali, Indonesia merupakan negara yang menganut semboyan “Bhineka tunggal ika” yang berarti walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua. Bhineka tunggal ika ini merupakan lambang persatuan dan kesatuan bangsa di atas segala keberagaman atau perbedaan yang ada. Dengan keberagaman masyarakat mulai dari agama, suku, ras, bahasa, adat istiadat dan lain sebagainya, diharapkan rakyat Indonesia mampu memupuk persatuan dan kesatuan dengan baik agar jauh dari potensi perpecahan dan konflik akibat keberagaman tersebut.
Dari beberapa kejadian diskriminasi di atas, diharapkan kita sebagai warga Indonesia diharapkan tidak melakukan diskriminasi terhadap sesama karena tidak menutup kemungkinan perlakuan diskriminasi yang kita lakukan bisa saja menimbulkan dampak buruk terhadap korban. Kita sebagai warga Indonesia yang baik seharusnya dapat menghargai sesama dan mengetahui bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Diharapkan untuk kedepannya diskriminasi di Indonesia bisa berkurang, mempunyai rasa toleransi yang tinggi dan dapat mewujudkan masyarakat madani agar warga dapat hidup harmonis serta saling menghargai satu sama lain.
ADVERTISEMENT