news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menua Bersama Makam, Menunggu Harapan Semu

Felysha Izdihar Hasri
Mahasiswi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
16 November 2022 20:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Felysha Izdihar Hasri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret penjaga makam Belanda, asal Pemalang, Rabu (16/11/22)
zoom-in-whitePerbesar
Potret penjaga makam Belanda, asal Pemalang, Rabu (16/11/22)
ADVERTISEMENT
Kabupaten Pemalang merupakan daerah yang tidak terlalu banyak diketahui oleh orang, mungkin orang-orang akan ingat Pemalang jika membahas tentang nanas madu atau ketika membahas sejarah Revolusi Tiga Daerah.
ADVERTISEMENT
Di pemalang sendiri, khususnya di Kelurahan Widuri terdapat bangunan cagar budaya “Situs Makam Belanda” yang merupakan peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1705. Makam ini merupakan makam Jenderal Bintang satu yang dimakamkan dengan posisi berdiri bersama anjing pelacaknya. Jenderal bintang satu ini dimakamkan menghadap ke kiblat. Para warga Pemalang menyebut makam ini dengan sebutan makam Tugu Lecek, padahal sebenarnya tugu tersebut bernama Tugu 'Leitje' yang artinya Batu Tulis.
Potret makam Tugu Leitje, Pemalang, Rabu (16/11/22)
Makam yang berbentuk seperti tugu dengan tinggi 5 meter tersebut berada di dekat pantai Widuri. Makam ini berada di tepat tepi jalan arah masuk pantai Widuri, namun masih banyak warga Pemalang yang kurang tahu akan adanya makam Belanda ini. Orang- orang yang berkunjung ke pantai Widuri hanya berfokus untuk menikmati pantai atau untuk bersantai-santai menikmati hidangan laut yang ada di tepi pantai Widuri, selain itu orang-orang pun datang ke pantai Widuri untuk berziarah ke makam Syech Maulana Syamsudin.
Potret cagar budaya 'Situs Makam Belanda', Pemalang, Rabu (16/11/22)
Disana terdapat warga yang menjaga cagar budaya tersebut. Tarwo namanya, ia berusia 61 tahun dan dipercaya oleh pemerintah Pemalang untuk menjadi juru kunci makam Belanda. Ia menjaga makam tersebut dengan istrinya. Berkat Tarwo dan istrinya kini makam tersebut menjadi lebih bersih dan layak untuk dikunjungi. Namun, meski kondisi makam tersebut sudah menjadi lebih baik sayangnya tempat tersebut tetap saja sepi pengunjung.
Potret makam lain di cagar budaya 'Situs Makam Belanda', Pemalang, Rabu (16/11/22)
“Dari pak Bupati sudah bilang nanti makam ini akan dibuat ramai pengunjung, dibuatkan pencahayaan yang baik mengitari makam, diberi gambar yang dipigura atau informasi tentang makam ini, lalu akan dibuatkan lahan parkir yang luas agar para pengunjung yang menggunakan mobil bisa lebih mudah aksesnya” ujar Tarwo, juru kunci makam Belanda, Rabu (16/11).
ADVERTISEMENT
Ia juga menambahkan bahwa bapak Bupati menawarkan kepadanya untuk bekerja disana jika semua fasilitasnya sudah dibuat, dia juga dijanjikan bahwa cagar budaya makam ini akan membutuhkan banyak pegawai muda dan pastinya akan mendongkrak ekonomi daerah setempat, namun hingga sekarang pun belum ada tanda-tanda akan realisasi fasilitas-fasilitas yang sudah terlanjur melambungkan eskpetasinya.
Hingga akhirnya, Ia pun hanya bisa menunggu kapan pemerintah Pemalang akan menepati janji yang diberikan kepadanya. Padahal jika dilihat lebih jelas cagar budaya ini merupakan tempat bersejarah yang tidak seharusnya dibiarkan dan dilupakan oleh masyarakat Indonesia khususnya warga Pemalang, melainkan kita sebagai warga negara Indonesia yang baik seharusnya bisa menjaga serta mengenalkan tempat bersejarah supaya tidak dilupakan oleh waktu.
ADVERTISEMENT