Konten dari Pengguna

Keunggulan Sapi Kuantan Plasma Nutfah Riau

Feradis
Perencana pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau
8 Januari 2021 17:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Feradis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sapi Kuantan
zoom-in-whitePerbesar
Sapi Kuantan
ADVERTISEMENT
Diberi nama Sapi Kuantan karena dibudidayakan secara ekstensif di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Kuantan. Sapi Kuantan terdapat di dua kabupaten di Provinsi Riau, yaitu Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi.
ADVERTISEMENT

Pelestarian Sapi Kuantan

Populasi Sapi Kuantan di Kabupaten Indragiri Hulu sekitar 5.950 ekor dan di Kabupaten Kuantan Singingi sekitar 2.386 ekor. Di Kabupaten Kuantan Singingi terdapat di Kecamatan Kuantan Mudik sebanyak 523 ekor, Kecamatan Kuantan Hilir 447 ekor, Kecamatan Inuman 453 ekor, Kecamatan Gunung Toar 253 ekor, Kecamatan Singingi Hilir 247 ekor, Kecamatan Cerenti 185 ekor, Kecamatan Pangean 160 ekor, Kecamatan Kuantan Tengah 60 ekor, Kecamatan Benai 39 ekor, Kecamatan Logas Tanah Darat 10 ekor dan Kecamatan Hulu Kuantan 9 ekor (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, 2011).
Berdasarkan hasil survey pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah populasi Sapi Kuantan. Hal ini diduga berkaitan dengan sistem pemeliharaan yang bersifat ekstensif, adanya penjualan ternak sapi ke luar provinsi, tingginya jumlah pemotongan ternak produktif, menyempitnya areal penggembalaan dan kurang tersedianya pejantan.
ADVERTISEMENT
Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Riau untuk meningkatkan populasi dan produktivitas Sapi Kuantan adalah dengan melestarikan dan mengembangkannya. Upaya pelestarian ini bertujuan terutama untuk mempertahankan kemurnian genetik Sapi Kuantan sebagai cadangan plasma nutfah untuk pengembangan ternak di masa yang akan datang. Upaya mempertahankan kemurnian genetik Sapi Kuantan dilakukan melalui penetapan rumpun/galur ternak lokal Sapi Kuantan, dan pada tahun 2014 sudah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 1052/Kpts/Sr.120/10/2014 Tentang Penetapan Rumpun Sapi Kuantan.

Keunggulan Sapi Kuantan

Kedudukan Sapi Kuantan bagi masayarakat sangat menunjang perekonomian keluarga. Ternak sapi dijadikan tabungan, yang sewaktu-waktu dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sejauh ini Sapi Kuantan merupakan jenis ternak sapi yang digemari masyarakat untuk dipelihara dan dibudidayakan. Hal ini disebabkan karena keunggulannya, antara lain:
ADVERTISEMENT
Pertama, Sapi Kuantan memiliki daya adaptasi yang sangat baik terhadap kualitas pakan yang rendah. Pada umumnya Sapi Kuantan dipelihara secara ekstensif. Pakan yang diberikan umumnya berupa rumput lapang dengan cara ternak dibiarkan merumput sepanjang hari.
Kedua, Sapi Kuantan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit. Satu-satunya penyakit yang pernah menyerang Sapi Kuantan adalah cacingan. Hal ini tentunya disebabkan karena sistem pemeliharaan yang bersifat ekstensif sehingga sapi sangat rentan terhadap cacingan.
Ketiga, ukuran tubuh Sapi Kuantan yang lebih kecil dibandingkan jenis sapi lokal lain dan memiliki temperamen yang jinak, sehingga sangat memudahkan masyarakat dalam pemeliharaannya.
Keempat, Sapi Kuantan selalu digunakan oleh masyarakat dalam berbagai acara budaya dan upacara keagamaan terutama sebagai sapi qurban.
ADVERTISEMENT

Sifat kualitatif Sapi Kuantan

Variasi warna kulit Sapi Kuantan jantan dewasa meliputi hitam, cokelat keruh, putih kecokelatan dan putih. Warna kulit Sapi Kuantan jantan didominasi putih kecokelatan. Variasi warna kulit Sapi Kuantan betina meliputi cokelat kemerahan, hitam, kehitaman, cokelat keruh, cokelat merah bata, putih kecokelatan dan putih. Warna rambut Sapi Kuantan betina didominasi putih kecokelatan.
Warna kulit Sapi Kuantan berbeda dengan Sapi Pesisir di Sumatera Barat dimana warna yang dominan adalah cokelat 23,8%, merah bata 23,8%, kekuningan 19,7%, cokelat tua 17,2%, kehitaman 7,4%, merah muda 4,9% dan putih 3,3% (Adrial, 2002). Warna ini juga berbeda dengan warna kulit Sapi Bali yaitu hitam untuk jantan dan merah bata untuk betina.
Bentuk tanduk Sapi Kuantan jantan didominasi melengkung ke atas sedangkan yang betina didominasi bentuk tanduk melengkung ke depan.
ADVERTISEMENT
Warna kaki Sapi Kuantan jantan yang ditemukan di Kabupaten Kuantan Singingi dominan putih di bagian dalam yaitu sebanyak 82,35%, begitu juga pada betina dewasa didominasi warna putih sebanyak 75,38%.
Umumnya Sapi Kuantan bertemperamen jinak, meskipun sapi ini biasa dilepas mencari makan sendiri di padang penggembalaan dan di sekitar pekarangan rumah dan hanya dikandangkan pada malam hari. Temperamen ini sangat berbeda dengan temperamen Sapi Bali yang dipelihara di Kuantan Singingi. Peternak cenderung mengalami kesulitan dalam penanganan Sapi Bali. Oleh sebab itu, masyarakat lebih memilih memelihara Sapi Kuantan dibandingkan sapi lokal lainnya (Dinas Pertanian dan Peternakan, 2014).

Sifat kuantitatif Sapi Kuantan

Sifat kuantitatif dari setiap individu ternak sangat ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan dapat berupa lingkungan internal, seperti umur dan jenis kelamin, sedangkan lingkungan eksternal seperti lokasi dimana sapi-sapi tersebut hidup dan berkembang yang berhubungan dengan kondisi pakan (kualitas dan kuantitas) dan iklim di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Sapi Kuantan mempunyai daya tahan terhadap keterbatasan kualitas dan kuantitas pakan. Di samping itu mempunyai daya tahan terhadap berbagai penyakit parasit (caplak dan cacingan).

Sifat reproduksi Sapi Kuantan

Secara umum Sapi Kuantan beranak pertama kali pada umur 24-30 bulan, umur pubertas 18-24 bulan, umur kawin pertama 18-24 bulan, lama bunting 9 bulan, beranak pertama 27 bulan, persentase melahirkan per tahun 100% dan birahi postpartum 270 hari.
Dengan memanfaatkan keunggulan Sapi Kuantan, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak di Kabupaten Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu Provinsi Riau.