Jadi Tema Debat Cawapres, Bagaimana Kualitas Lingkungan Hidup di Indonesia?

Ferdian Ahya Al Putra
Dosen Hubungan Internasional, Universitas Sebelas Maret
Konten dari Pengguna
22 Januari 2024 8:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferdian Ahya Al Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan. Foto: Unsplash/Thomas Richter
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan. Foto: Unsplash/Thomas Richter
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kurang dari sebulan, Pemilihan Umum (Pemilu) serentak yang akan menentukan nasib Negara Indonesia akan digelar pada 14 Februari 2024 mendatang. Masing-masing pasangan calon (paslon) terus melakukan berbagai upaya untuk meyakinkan masyarakat untuk memilih mereka dalam pemilu kali ini.
ADVERTISEMENT
Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku panitia penyelenggara pemilu pun telah melakukan berbagai upaya untuk memfasilitasi paslon dalam pemilu kali ini, termasuk melalui debat capres dan cawapres.
Sementara dalam berbagai survei elektabilitas capres dan cawapres, masih terdapat responden yang menyebutkan “tidak tahu” atau “belum memutuskan” paslon mana yang nantinya akan dipilih. Sebagai contoh, survei Ipsos Public Affairs yang dilakukan pada 27 Desember 2023 hingga 5 Januari 2024 menemukan terdapat sekitar 11,8% responden yang belum menjawab terkait paslon yang akan dipilih. Suara dari kelompok tersebut yang kemudian diperebutkan oleh masing-masing kandidat untuk memperkuat suara mereka guna memenangkan kontestasi pemilu kali ini.
Debat yang diselenggarakan oleh KPU menjadi salah satu media untuk meraih suara swing voters. Debat keempat yang diselenggarakan KPU pada 21 Januari 2024 tadi malam ditujukan untuk para cawapres dengan mengambil tema energi, sumber daya alam, sumber daya manusia, pajak karbon, lingkungan hidup dan agraria, serta masyarakat adat. Ini merupakan tema yang strategis karena berkaitan dengan program pembangunan yang sering kali mengorbankan aspek lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT

Lalu, bagaimana sebenarnya kualitas lingkungan hidup Indonesia?

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), disebutkan bahwa Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Indonesia 2023 mengalami kenaikan sebesar 72,54 poin, atau naik sebesar 0,12 poin dibandingkan 2022. Angka tersebut juga telah melampaui target sebesar 69,48 yang ditetapkan sebelumnya.
Sementara menurut Environment Performance Index (EPI), Indonesia menempati peringkat 164 dari 180 negara dengan skor 28,2. Angka ini bahkan masih di bawah negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Filipina, Kamboja, dan Laos. Sementara, di urutan pertama adalah Denmark, dan Singapura menjadi negara yang memiliki skor tertinggi untuk Kawasan Asia Tenggara dengan skor 50,9 serta menempati peringkat 44. Penilaian tersebut berdasarkan kinerja perubahan iklim, kesehatan lingkungan, dan vitalitas ekosistem dengan menggunakan 40 indikator kinerja dalam 11 kategori isu.
ADVERTISEMENT
Terkait kualitas udara di Indonesia, sebagaimana yang dilansir dari indeks kualitas udara (AQI) dan polusi udara PM2.5 di Indonesia menunjukkan pada tahun 2022 Indonesia memiliki predikat sedang terkait kualitas udara. Data tersebut juga menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-26 sebagai negara yang paling berpolusi di dunia.
Terdapat beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia sebagaimana yang dilansir dari laman resmi KLHK, yang meliputi, kerja sama perubahan iklim Asia Afrika, penanganan polusi plastik, dan perdagangan ilegal satwa liar. Hal ini sempat disampaikan oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya pada Asian-African Legal Consultative Organization (AALCO), yang digelar di Bali pada 16 Oktober 2023 silam.
Berbagai data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak pekerjaan rumah dalam pengelolaan lingkungan. Bahkan di wilayah Asia Tenggara sendiri, Indonesia masih tertinggal terkait kualitas lingkungan hidup dan performanya dalam mengelola lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman resmi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), mereka menyoroti perdebatan calon presiden pada edisi sebelumnya yang luput menarik akar masalah dalam lingkungan hidup, khususnya terkait dengan jaminan pemenuhan terhadap hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat yang merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM) di setiap pembahasan.
Siapa pun capres dan cawapres yang memiliki gagasan yang paling relevan dengan persoalan lingkungan, berpotensi untuk memperoleh dukungan masyarakat, terutama dari aktivis lingkungan. Terlebih, sektor energi yang notabene turut berkontribusi pada kualitas lingkungan hidup juga menjadi salah satu aspek dari tema pada debat keempat, sehingga dalam kesempatan tersebut masing-masing calon menyinggung mengenai energi baru terbarukan dan ekonomi hijau sebagai solusi dalam mengatasi persoalan lingkungan yang ada.
ADVERTISEMENT