Kurangi 'Error', Bisa Jadi Kunci Praveen/Melati untuk Konsisten

Ferdian Ahya Al Putra
Dosen Hubungan Internasional, Universitas Sebelas Maret
Konten dari Pengguna
27 September 2021 11:30 WIB
comment
18
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferdian Ahya Al Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Praveen/Melati saat SEA Games 2019. Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Praveen/Melati saat SEA Games 2019. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti merupakan pasangan ganda campuran terbaik Indonesia saat ini. Praveen/Melati kini menempati peringkat 4 dunia di atas pasangan asal Jepang, Yuta Watanabe dan Arisa Higashino yang merupakan peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
ADVERTISEMENT
Kendati menempati peringkat 4 dunia, penampilan Praveen/Melati sering naik turun. Bahkan pada event terakhir di Olimpiade Tokyo, mereka hanya mampu menembus perempat final setelah kalah dari pasangan nomor 1 dunia asal China, Zheng Si Wei dan Huang Ya Qiong melalui straight set. Mereka kalah dengan skor 17-21 dan 15-21. Bahkan, di fase grup, mereka juga kalah melalui straight set dengan pasangan peringkat 5 dunia, Yuta dan Arisa.
Karir Praveen dan Melati sempat menanjak pada tahun 2019. Hasil tersebut diperoleh setelah mengalahkan pemain unggulan, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping di Denmark Terbuka 2019 dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong di Perancis Terbuka 2019.
Kuis kumparan: "ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"
Bahkan mereka mampu menjuarai All England pada tahun 2020, setelah mengalahkan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dengan skor 21–15, 17–21, 21–8. Raihan tersebut menunjukkan bahwa Praveen/Melati sejatinya memiliki kemampuan yang setara dengan pemain top 3 dunia. Namun, dalam beberapa kesempatan terakhir Praveen/Melati dinilai menurun permainannya.
ADVERTISEMENT
Penilaian tersebut tidak lepas dari error yang sering dilakukannya. Ini berarti bahwa Praveen/Melati sering menelan kekalahan karena kesalahan sendiri. Dilansir dari BWF dalam Kompas.com, Melati setelah kekalahan di Olimpiade mengakui bahwa pihaknya telah memberikan yang terbaik namun, sering melakukan kesalahan sendiri. Hal ini kemudian sering dimanfaatkan oleh lawannya untuk mencuri poin.
Kuis kumparan: "ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"
Meskipun demikian, permainan Praveen/Melati mengalami perbaikan dalam pertandingan pertama Piala Sudirman. Keduanya tampil ngotot, khususnya Praveen yang nampak sering mengeluarkan smash kerasnya. Hasilnya, Praveen/Melati menang atas Rodion Alimov/Alina Davletova dengan skor 21-15 dan 27-25. Hasil tersebut membawa Indonesia menang telak 5-0 atas Rusia.
Kendati demikian, beberapa kesalahan sendiri masih sering dilakukan, khususnya saat situasi servis. Oleh karena itu, kesalahan-kesalahan sendiri tersebut harus diperbaiki dalam pertandingan berikutnya, sehingga keduanya dapat kembali menyumbangkan poin bagi Indonesia baik dalam Piala Sudirman, maupun dalam turnamen-turnamen lainnya.
ADVERTISEMENT
Kuis kumparan: "ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"