Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Manifestasi Ekonomi Sirkular: Mengolah Limbah Rumah Tangga Menjadi Eco-Enzyme
8 September 2024 8:47 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ferdian Ahya Al Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Persoalan sampah merupakan masalah yang muncul di berbagai belahan dunia, khususnya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023 per 24 Juli 2024, ditemukan bahwa jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 31,9 juta ton yang berasal dari hasil input 290 kab/kota se Indonesia. Dari keseluruhan produksi sampah nasional tersebut, 63,3% atau 20,5 juta ton dapat terkelola, sementara sisanya sebesar 35,67% atau 11,3 juta ton sampah tidak terkelola.
Sementara itu, berdasarkan laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) bertajuk Food Waste Index Report 2024, Indonesia menempati urutan ke-8 sebagai penyumbang sampah terbesar dunia dengan kontribusi sampah sebesar 14,73 ton sampah per tahunnya. Dilansir dari waste4change, tumpukan sampah merupakan salah satu penyebab gas rumah kaca. Hal ini turut diperparah dengan kebiasaan masyarakat dalam membakar sampah rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Langkah yang dapat diambil untuk mengatasi persoalan sampah, salah satunya melalui penerapan ekonomi sirkular. Menurut Ellen MacArthur (2015), ekonomi sirkular adalah sebuah sistem atau model ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya dalam perekonomian selama mungkin, sehingga meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh pendekatan ekonomi linear.
Salah satu prinsip dalam ekonomi sirkular adalah recycle atau daur ulang. Limbah rumah tangga dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, salah satunya adalah pupuk untuk pertanian. Hal ini dapat dilakukan dengan mengolah limbah rumah tangga menjadi eco-enzyme.
Bekerjasama dengan Kemas UNS, grup riset Kajian Keamanan, Konflik, dan Perdamaian (K3P) Program Studi Hubungan Internasional, FISIP UNS menyelenggarakan seminar kewirausahaan, dimana salah satu materi yang disampaikan adalah pengolahan limbah rumah tangga menjadi eco-enzyme. Kegiatan tersebut dilaksanakan di desa Tepisari, Polokarto, Sukoharjo pada hari Minggu (18/08/2024).
ADVERTISEMENT
Eco-enzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah rumah tangga organik seperti sisa-sisa ampas buah dan sayuran, dikombinasikan dengan air dan gula merah. Meskipun fermentasi ini membutuhkan waktu 3 bulan, namun cara pembuatannya yang sederhana dapat memudahkan setiap rumah tangga dalam mengolahnya.
Eco-enzyme dapat berfungsi sebagai cairan pembersih kaca dan pupuk pertanian sehingga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga, bahkan dapat memberikan tambahan penghasilan jika dikembangkan untuk bisnis.
Kegiatan seminar kewirausahaan tersebut merupakan bentuk program pengabdian kepada masyarakat grup riset K3P HI FISIP UNS dan Kemas UNS sebagai mitra dalam mengatasi persoalan lingkungan yang disebabkan oleh limbah rumah tangga.
Seminar tersebut juga bentuk dorongan kepada masyarakat untuk berwirausaha, misalnya dengan memanfaatkan limbah rumah tangga yang memerlukan biaya produksi rendah namun memiliki nilai ekonomi.
ADVERTISEMENT
Live Update